Dengan pencapaian yang dibukukannya ini, Laura Tiefenhaler telah menempatkan namanya sebagai pendaki perempuan kedua di dunia yang berhasil menyelesaikan pendakian Heckmair Route secara solo setelah Catherine Destivelle. Dalam catatan waktu, ia lebih hemat 2 jam dibandingkan Destivelle.
Namun membandingkan durasi pendakian kedua wanita hebat ini juga bukan hal obyektif. Antara Destivelle dan Tiefenhaler ada banyak perbedaan yang harus dilihat pula secara adil. Tahun 1992 ketika Catherine Destivelle mengukir namanya abadi di Eiger North Face, kemajuan alat pendakian masih belum sehebat sekarang.
Laura Tiefenhaler masih berusia 25 tahun, berprofesi sebagai dokter dan membuka praktik umum seperti dokter lainnya. Hobinya adalah mendaki gunung, tapi tetap ia memberikan porsi pada hobi itu sebagai sebuah hobi saja. Seperti katanya 'just for fun'.
Dan ini adalah yang membuatnya istimewa. Setidaknya itu yang dikatakan oleh Garibotti.
"Laura Tiefenhaler istimewa karena pendakiannya sama sekali bukan untuk sesuatu yang biasa terjadi (untuk sukses, rekor, atau tuntuan sponsor). Laura sangat berkomitmen, tapi sangat jelas ia melakukan hanya untuk sebuah kesenangan. Ia sangat netral dan sangat rendah hati"
...
Selamat untuk Laura Tiefenhaler.
Kita berdoa pula ada juga srikandi Indonesia yang membuat pencapaian serupa di masa depan.
Referensi: Arcopodo Journal
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H