Junko Tabei tidak serta merta di puncak dunia. Ia membutuhkan perjalanan panjang dan pengorbanan untuk sampai pada kondisi tersebut. Zaman ketika sentimentil gender masih bergema dengan riuhnya, butuh lebih dari sekedar tekad dan tenaga untuk bisa menjadi seorang pendaki gunung wanita di Himalaya.
Junko mengalahkan banyak hal, bukan hanya gigir dan ketinggian gunung dunia. Prestasi dan pencapaian terbesar seorang Junko Tabei mungkin adalah ketika ia berhasil membuktikan dirinya yang tidak sama dengan anggapan masyarakat yang sebelumnya meremehkan kemampuan kaum wanita.
Wanda Rutkiewicz
Tumbuh di tengah zaman yang masih melihat jurang perbedaan yang dalam di antara wanita dan pria, Wanda Rutkiewicz seperti halnya Junko Tabei, harus bertarung dengan banyak rasa sakit. Gunung bukan rasa sakit utama yang harus ia hadapi. Namun, pandangan merendahkan, meremehkan, dan meragukan, adalah hal-hal paling kejam yang mengusik tekad Wanda.
Namun harus ia syukuri, pandangan-pandangan negatif itu pula yang menjadi generator yang mentenagainya menjadi pendaki gunung perempuan terbaik di dunia pada masanya.
Wanda Rutkiewicz pernah mencapai puncak Annapurna, Nanga Parbat, Gasherbrum, Shisha Pangma, Cho Oyu dan masih banyak lagi. Bahkan di Matterhorn, nama Wanda Rutkiewicz bersama dengan dua rekannya yang lain, juga diabadikan dalam pencapaian pertama oleh wanita pada dinding utara yang fenomenal dari gunung itu.
Gerlinde Kaltenbrunner
Akan tetapi, pandangan keliru para pendaki Kazakhstan itu segera harus mereka perbaiki tak lama kemudian. Setelah Gerlinde Kaltenbrunner membuktikan kepada mereka bahkan mungkin saja ia pendaki gunung yang 'lebih baik' daripada mereka.
Tahun itu Gerlinde tidak hanya berhasil mencapai puncak Nanga Parbat, namun ia juga berhasil mengulangi cerita heroik yang ditorehkan oleh pendahulunya pada 53 tahun sebelumnya di gunung yang sama.
Tahukah kamu siapa yang dimaksud pendahulu Gerlinde tersebut?
Dia adalah Hermann Buhl, salah satu pendaki gunung Austria yang dianggap paling legendaris. Ialah orangnya yang berhasil mencapai puncak gunung Nanga Parbat pada tahun 1953 secara solo, alpine style dan first ascent! Tepat setelah gunung itu sudah membunuh hamir 30 pendaki yang berusaha mencapai puncaknya.