Dalam buku Dewi Gunung yang dirilis pada tahun 2020 silam, disampaikan sebuah data yang cukup komprehensif mengenaii kiprah dan sepak terjang para pendaki gunung perempuan. Berdasarkan data pada buku ini, dapat diambil konklusi sederhana bahwa sebenarnya di atas gunung dan tebing-tebing, para perempuan atau wanita, sama tangguhnya dengan para laki-laki atau pria.
Nah, sebagai support akan emansipasi dalam dunia mountaineering, pada artikel kali ini kita akan mengulas lima nama pendaki gunung wanita yang dianggap paling signifikan sepanjang sejarah. Mereka, para perempuan pendaki ini, tidak hanya memiliki kekuatan di atas gunung dan ketinggian, namun juga memiliki semangat, ketangguhan, dan daya tahan tekad yang sangat luat biasa.
Nah, siapa sajakah para srikandi gunung tersebut?
Yuk, kita ulas namanya satu demi satu.
::: Buku Dewi Gunung dan tulisan up to date tentang dunia mountaineering di Indonesia dan dunia dapat pula dibaca dengan mudah melalui tautan berikut ini :::
Fanny Bullock Workman
Dalam gambaran wanita yang idealis, harus diakui bahwa Fanny Bullock Workman bukan sosok yang layak diteladani. Ia lebih memilih bersepeda dan menyeberangi gletser dibandingkan diam di rumah dan membesarkan anaknya. Keputusan yang kemudian membuat ia pernah kehilangan puteranya yang meninggal dunia lantaran sakit.
Meskipun demikian, dalam dunia pendakian gunung dan eksplorasi yang dilakukan wanita. Fanny Bullock Workman adalah sosok raksasa. Ia adalah perempuan revolusioner yang memberikan contoh dan pemikiran yang bergaung dengan keras menyuarakan kekuatan perempuan di atas gunung.
Junko Tabei
Junko Tabei terkenal sebagai perempuan pertama di dunia yang berhasil menjejakkan kakinya di puncak gunung tertinggi di dunia. Pada tahun 1975, berteman seorang sherpa tangguh dari Nepal bernama Ang Tsering, Junko Tabei mengejutkan dunia dengan keberhasilannya mencapai puncak gunung Everest sebagai wanita pertama di dunia yang berhasil melakukannya.
Tapi selain itu, apakah kamu tahu siapa sebenarnya Junko Tabei dan apa yang mendorongnya untuk menjadi wanita pelopor di puncak dunia semacam itu?