Jika apa yang menjadi dugaan dan analisa Vinayak ini benar adanya. Bahwa Ueli Steck telah mendaki Wajah Utara Nuptse yang tidak dapat diremehkan (menurut redaksi Reinhold Messner) hanya dengan sepasang trekking poles, tanpa kapak, tali dan harness, maka berkembanglah kemudian sebuah pandangan yang membuat Ueli tampak 'ceroboh', dan mungkin saja cenderung terlalu berani untuk 'membuatnya jatuh dalam sebuah risiko yang sangat mematikan'. Dinding Utara Nuptse itu memiliki kemiringan 70-75 derajat dengan medan campuran salju, es dan bebatuan. Bagimana mungkin Ueli  memanjat medan seperti itu hanya dengan sepasang trekking poles?
"Jadi menurutmu, apa sebenarnya yang paling berguna dan tidak diambil oleh Ueli Steck pada hari pendakiannya di Nuptse saat itu?"
Tanya Dr. Montejo kepada Vinayak lagi.
"Rekan mendaki, ia seharusnya mendaki bersama seorang teman"
Jawab Vinayak singkat.
Tentu saja Ueli Steck dikenal luas karena trade mark-nya yang mendaki secara solo. Solois adalah ciri khas Ueli Steck yang paling terkenal, ia menaklukkan jalur-jalur sulit dan mematikan hanya dengan seorang diri. Akan tetapi nampaknya, pemikiran Ueli untuk hal tersebut juga sudah mulai berubah, terbukti bahwa ia mengajak Tenji Sherpa untuk menyelesaikan project Everest Lhotse Traversing yang sedang dijalaninya. Sayangnya Tenji menderita radang dingin dan menurut saran dokter, membutuhkan waktu beberapa minggu untuk pulih. Steck juga sempat mengajak Yannick Graziani dari Perancis untuk mendaki Lhotse, namun Graziani tidak dapat menemaninya karena ia tak memiliki izin untuk mendaki Nuptse.
Jadi apakah ketika tidak ada rekan yang dapat menemaninya merayapi tebing utara Nuptse kemudian Ueli kembali kepada 'kebiasaannya' yang mematikan dengan mendaki secara solo? Â Atau apakah Ueli Steck yang merupakan pendaki elit kelas dunia yang terkenal karena pelatihan yang keras, persiapannya yang disiplin, dan ketelitiannya yang sangat detail telah meremehkan Wajah Utara Nuptse yang sebelumnya ia dan Tenji sebut sebagai 'hidangan penutup'?
Tidak, tidak ada yang tahu tentang hal itu, semuanya telah mengkristal menjadi misteri.
"Jika anda pernah berkunjung ke Himalaya. Anda akan sering melihat Bharal atau domba biru, berada di tempat yang sangat tinggi di pegunungan. Mereka sangat lincah dan cepat untuk melindungi diri dari serangan macan tutul salju yang ingin memangsa mereka. Namun terkadang, Bharal juga jatuh dari tebing. Setiap kali hal itu terjadi, ada alasan yang berbeda. Kadang-kadang mereka jatuh karena batuan yang rontok. Sementara di lain waktu, mereka juga jatuh karena berlari terlalu kencang"
Pada berbagai sudut pandang dan kesimpulan, perumpamaan yang disampaikan oleh Vinayak Jaya Malla ini, boleh jadi yang paling bijaksana menyikapi kematian Ueli Steck di Wajah Utara Nuptse.
Wallahu'alam.