Penjelasan Tenji Sherpa juga menambah kekuatan pendapat Griffith ini, yang mengatakan bahwa ia menerima pesan yang agak mendadak dari Steck mengenai keputusannya untuk melakukan pendakian ke Nuptse. Dan kemudian ketika Tenji membalasnya dengan bertanya kepada Steck apakah ia mendaki solo ataukah bersama seorang teman, maka pesan itu kemudian tak pernah mendapat balasan lagi.
Jika kehadiran dan mungkin juga motivasi Ueli Steck di Tebing Nuptse saat itu sudah terjawab, maka yang menjadi pokok pertanyaan selanjutnya adalah; bagaimana ia bisa terjatuh?
Seperti yang telah dikenal oleh dunia secara luas, Ueli Steck adalah seorang alpinis dengan kemampuan super yang dapat dikatakan jauh di atas pendaki kebanyakan, bahkan para pendaki terbaik sekali pun. Ia terbiasa mendaki secara solo, melibas rute-rute sulit dan membutuhkan waktu berhari-hari bagi pendaki lain, namun hanya dalam hitungan jam diselesaikan oleh Steck.
Ueli adalah raja pegunungan Alpen, ia raja Trilogy North Face of the Alps, ia manusia pertama di bumi ini yang berhasil menyelesaikan pendakian Annapurna South Face secara solo hanya dalam hitungan 28 jam. Ia benar-benar terlalu sempurna untuk hanya digambarkan dengan istilah 'terpeleset' sebagai penyebab kematiannya. Dibutuhkan sebuah cause (penyebab) yang lebih spesifik dan masuk akal mengapa seorang swiss machine seperti Ueli Steck dapat terjatuh dengan mudahnya.
Akan tetapi ada sebuah hal yang cukup menarik dari penyebab kematian Steck ini. Sudut pandang menarik ini berawal dari wawancara antara Leo Montejo (ia adalah salah satu dokter dari tim Madison Mountaineering) dengan Vinayak Jaya Malla, sherpa Nepal yang saat itu pertama kali menemukan tubuh tak benyawa Ueli Steck.
Vinayak Jaya Malla mendaki dari Camp 1 di Western CWM dalam kondisi cuaca yang sempurna, langit cerah tanpa awan, dan juga tanpa angin yang berhembus kencang. Dari tempatnya mendaki, Vinayak melihat seorang pendaki yang sedang berada di punggungan Nuptse yang memiliki ketinggian 7.861 meter.
Dari pengamatan Vinayak, ia memperkirakan pendaki itu setidaknya berada pada ketinggian 7.100-7.200 meter atau lebih rendah dari pendapat sebelumnya yang mengatakan bahwa Ueli berada sekitar 300 meter dari puncak utama Nuptse. Pendaki itu menurut Vinayak, terus bergerak menuju puncak Nuptse I (7.861 meter), puncak tertinggi dari jajaran tujuh puncak Nuptse lainnya.
Beberapa saat kemudian, tiba-tiba Vinayak mendengar suara seperti sesuatu yang cukup besar terjatuh. Ia mendongak ke arah tebing Nuptse di mana sebelumnya ia melihat sosok pendaki tadi berada, dan sosok itu sekarang sudah tidak ada di sana. Punggungan Nuptse bersih, tidak ada lagi pendaki yang bergerak lincah menuju puncak utamanya.
Sesaat kemudian seorang sherpa lain yang sedang turun dari  Camp 2 tiba di tempat di mana Vinayak Jaya Malla sedang berada. Dan tanpa basa basi Vinayak mengatakan apa yang barusan terjadi dan mengajak sherpa itu untuk memeriksa bersama. Keduanya sepakat untuk pergi dan melihat apa yang terjadi.
Dan tidak lama kemudian, sekitar 300 meter dari rute utama pendakian dari Camp 1 Western CWM ke Camp 2, tepat sekitar pukul 9:34 pagi waktu Nepal, mereka menemukan asal suara jatuh yang didengar oleh Vinayak tadi, yang ternyata adalah seorang pendaki. Dan lebih mengejutkan lagi karena yang mereka dapati kemudian adalah sosok tak bernyawa Ueli Steck, si mesin Swiss yang wajahnya sudah cukup familiar dalam pendakian gunung Himalaya dan dunia.