Mohon tunggu...
Anton Wibowo
Anton Wibowo Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Main bola

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Macam-Macam Psikologi Kepribadian

23 Oktober 2024   08:15 Diperbarui: 6 November 2024   09:13 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teori psikologi kepribadian ini dikembangkan oleh dua ahli psikologi, Yuichi Shoda dan Walter Mischel, pada 1990-an. Dalam Teori Kognitif-Afektif, seseorang yang memiliki tendensi tertentu belum pasti akan melakukan hal yang sama di setiap situasi atau interaksi sosial. Beberapa penemu teori kepribadian juga mempertimbangkan faktor situasional dalam pembentukan kepribadian seseorang.

Dalam Teori Kognitif-Afektif, terdapat unit-unit mediasi yang memerintahkan otak agar berinteraksi dengan orang lain serta dengan ciri-ciri situasi tertentu. Kemudian, unit-unit tersebut akan menghasilkan pola perilaku yang dapat membedakan setiap individu. Unit mediasi dalam Teori Kognitif-Afektif dapat meliputi faktor psikologis, seperti ekspektasi, kepercayaan, tujuan, nilai hidup, dan respons emosional.

9. Teori Lima Faktor

Teori ini pertama kali diusulkan oleh dua ahli psikologi, Robert McCrae dan Paul Costa Jr. pada 1990-an. Teori Lima Faktor menjelaskan tentang perkembangan kepribadian berlandaskan lima faktor, yaitu keterbukaan terhadap pengalaman, ekstraversi, neurotisisme, kesadaran, dan kesesuaian.

Menurut teori ini, kepribadian manusia sebagian besar dipengaruhi oleh faktor biologis, seperti genetik. Pandangan ini terinspirasi dari riset yang menunjukkan bahwa peringkat pengukuran kepribadian dipengaruhi oleh gen seseorang, sedangkan faktor nongenetik malah memainkan sedikit peran. Penemu Teori Lima Faktor juga melihat bahwa sifat-sifat kepribadian dari adaptasi karakteristik, seperti sikap dan usaha, terbentuk dari dorongan eksternal dan watak bawaan seseorang.

Intinya, kita sebagai manusia memiliki kebutuhan, keinginan, dan hasrat yang sama, termasuk hasrat untuk mengenali diri sendiri. Namun, tetap saja, kita semua unik! Kita punya kelemahan dan keunggulan masing-masing dan punya perbedaan tersendiri soal kepribadian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun