Mohon tunggu...
Anton DH Nugrahanto
Anton DH Nugrahanto Mohon Tunggu... Administrasi - "Untung Ada Saya"

Sukarnois

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Putin

23 Maret 2022   10:14 Diperbarui: 23 Maret 2022   10:30 1064
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Putin saat menjalani Dinas Rahasia KGB sekitar tahun 1979, Sumber : Reddit)

Pada tahun 1989, Bulan Desember Pemimpin Jerman Barat berpidato di Dresden, Jerman Timur menyerukan persatuan Jerman. Ditengah gemuruh para demonstran yang berseru : "Helmut...Helmut..Helmut..." Putin malah merasakan bahwa sebentar lagi Sovyet Uni bakalan runtuh. Feeling ini ternyata benar tahun 1991 Sovjet bubar.

Jelang pembubaran Sovjet Uni, Putin justru berada diluar arus utama KGB. Ia memutuskan mengundurkan diri dari KGB di masa itulah KGB mengalami perseteruan dengan Gorbachev, keputusan Putin benar ia menjauh dari kekuatan yang kalah. Komunisme Sovjet hancur oleh Pro Demokrasi dibawah Gorbachev kemudian Rusia dibawah kendali Boris Yeltsin yang mengedepan kebijakan ekonomi ala barat berupa privatisasi namun itu membawa krisis besar bagi Rusia. Analisa Putin, Rusia tidak cocok dibawa ke arus liberalisasi, negara harus punya kendali dari sinilah Putin tumbuh menjadi politisi besar.  

Bagi Putin, bubarnya Sovjet adalah sebuah "bencana geopolitik terbesar" dalam catatan hariannya tercatat Putin mengisahkan di hari itu adalah "Puncak kesedihanku" dan Putin yang hampa dipulangkan dari Dresden ke Leningrad. Disana ia mulai membangun hubungan kembali dengan Profesornya Anatoly Sobchak. Singkat cerita Putin terbawa ke dalam lingkaran utama kekuatan politik utama di Moskow.

Semasa menjadi agen dinas rahasia Putin banyak ditugaskan dalam operasi-operasi rahasia ekonomi ke barat dan mendalami keadaan masyarakat Eropa saat itu. Kesimpulan yang ia terima bahwa Rusia memang tidak cocok dengan liberalisme barat dan bisa membangun kekuatan besar Tsarisme dengan ekonomi komando. Berdasarkan hal inilah ketika memimpin Rusia, Putin sangat menentang NATO sebuah organisasi yang kerap jadi sasaran operasi rahasia-nya semasa muda.

Setelah menjadi Pemimpin Rusia, Putin dengan disiplin menjalankan ekonomi komando-nya dan perlahan peninggalan krisis Rusia saat dibawah Boris Yeltsin mulai lepas. Tapi ada bahaya mengancam yaitu : "Kekuatan NATO". Lewat data-data rahasia intelijen barat melakukan operasi intelijen melakukan perusakan kehidupan sosial negara target lalu merekayasa politik dan menjadikan negara tersebut menjadi satelit dari negara-negara besar barat seperti Amerika Serikat dan Inggris. Inilah yang ditolak Putin.  

(Putin saat mengumumkan perang dengan Ukraina, Sumber Foto: Kompas.com)
(Putin saat mengumumkan perang dengan Ukraina, Sumber Foto: Kompas.com)

Lalu Ukraina dengan Presiden Boneka buatan barat, Volodymyr Zelensky justru menggoda Rusia dengan memasukan Ukraina ke dalam lingkaran NATO lalu terjadilah Perang Rusia-Ukraina, dan ini adalah pembelaan Putin terhadap Rusia, negara yang begitu dicintainya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun