Mohon tunggu...
Anton DH Nugrahanto
Anton DH Nugrahanto Mohon Tunggu... Administrasi - "Untung Ada Saya"

Sukarnois

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kontemplasi Ketua Umum PDIP

14 Oktober 2021   09:08 Diperbarui: 14 Oktober 2021   13:29 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Megawati Ketua Umum PDIP, Sumber Gambar : Kompas)

Hanya saja dalam konteks pemilu 2024 PDIP menghindari dikte dari industri politik yang berkembang dan memunculkan banyak relawan tapi punya kepentingan komersial. Bila relawan dirasa punya calon maka munculkanlah calon yang digembleng oleh diri mereka sendiri  kalau memunculkan dari tokoh partai maka mau tidak mau harus ikut disiplin partai yang bersangkutan.

Model kepemimpinan yang bertanggung jawab tidak sekedar elektoral, tidak sekedar pencitraan seperti yang selama ini ditampilkan SBY atau pemimpin yang terampil bicara tapi pemimpin yang teguh berpegangan pada prinsip-prinsip ideologis, yang kuat daya tahan ideologisnya saat dihadapkan suatu pilihan sulit.

Lalu ada pendapat bahwa apa yang dilakukan PDIP akan menjadikan PDIP sebagai "Bencana Seperti Demokrat" , inilah pandangan yang pukul rata dan tidak  bisa membedakan kondisi objektif tiap Partai. Partai Demokrat jelang kebangkrutannya di tahun 2014 mengalami krisis kader, dibelit kasus korupsi besar-besaran yang terjadi diantara kader-kader pentingnya serta pertumbuhan Partai yang tidak organik. Kemenangan Partai Demokrat dalam Pemilu 2009 lebih pada kecurangan Partai dalam bermain di Pemilu sehingga bisa menang ratusan persen dibandingkan Pemilu sebelumnya 2004. 

Beda dengan PDIP yang mengalami limpahan kader-kader terbaik, Partai terus dibangun secara organik dan kader menjadi tumbuh ditengah rakyat. Sistem organisasi PDIP menjadi yang terbaik diantara Partai-Partai lain dan ini menjadi landasan kekuatan utama PDIP dalam memenangkan kontestasi Pemilihan  Legislatif dan PDIP tumbuh secara organik dalam setiap Pemilu yang dilakukan dengan "Fair Play" dalam kontestasi politik.

Jadi dengan melihat kondisi objektif maka PDIP tidak akan menjadi "Demokrat Kedua" dalam soal bencana politik karena pertumbuhan Partai yang kuat didasari faktor-faktor organik dan peran serta kader dari tingkat cabang terkecil yang langsung ke persoalan-persoalan rakyat.

Kedisiplinan  berpartai PDIP yang memang unik ini terbukti memberikan kekuatan dalam berpartai sehingga dari Partai yang amat berantakan di masa Orde Baru menjadi Partai yang paling rapi organisasi-nya dan mempunyai tujuan-tujuan jelas dalam arah politik Partai.

Kedisiplinan setiap kader mendengar dan melaksanakan keputusan Ketua Umum adalah langkah penting untuk memperkuat PDIP sebagai Partai terbesar  juga memberikan sumbangan terbaik bagi sirkulasi kekuasaan di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun