Mohon tunggu...
Anton DH Nugrahanto
Anton DH Nugrahanto Mohon Tunggu... Administrasi - "Untung Ada Saya"

Sukarnois

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kehati-hatian Pers Luar Negeri

14 Mei 2012   14:42 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:18 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Saya baca banyak berita online tentang kejatuhan Pesawat Sukhoi di beberapa media online baik dalam negeri dan luar negeri. Ada yang menarik disini di hari pertama pemberitaan hilangnya Pesawat Sukhoi, beberapa media besar seperti : Bloomberg, Huffhington news, Latimes.com, Foxnews.com, USA Today dan beberapa media asing lainnya tidak langsung menyebutkan nama Pabrikannya Sukhoi tapi hanya menyebutkan sebagai : ‘Russia-Made Plane’.

Disini terlihat sekali kehati-hatian pers resmi disitu dalam memberitakan sesuatu, setelah pihak Sukhoi mengumumkan keterangan resmi, barulah beberapa diantara mereka menyebutkan kata Sukhoi, tapi masih ada yang menyebutkan ‘Russia-Made Plane’. Bagi pers luar negeri hal penyebutan nama adalah sebagai bentuk penghormatan atas klarifikasi dan verifikasi dari pihak terkait.

Di Indonesia pers resmi kita cenderung kebablasan, nama pesawat langsung disebutkan, seluruh berita apa aja ada, bahkan wartawan lebih cenderung tau ketimbang keterangan resmi KNKT dan pihak yang bertanggung jawab atas penyelidikan, bahkan terakhir ada foto-foto korban pesawat yang diberitakan dengan cara brutal. Ketika kebebasan Pers menjadi niscaya, maka kita berpegang pada etika. – Dan tugas terpenting Jurnalis adalah ‘melakukan penjagaan berita, mana yang etis atau tak etis yang bisa dilempar ke masyarakat’. Saya rasa etika ini yang harus dikembalikan ke dalam nilai-nilai kewartawanan kita yang harus semakin dewasa setelah era Bredel Harmoko berlalu.

Namun ada pesan yang tak terlihat disini masalah begitu telanjangnya wartawan dalam memberitakan : “Unsur ketidakpercayaan pada pihak resmi” bila di Negara maju pihak resmi menjadi bagian patokan pertama berita, maka di Indonesia pihak resmi hanyalah suara senyap, yang didengar adalah ‘spekulasi-spekulasi’. Jadi berita di Indonesia ini layaknya seperti pertarungan saham-saham gorengan, hanya bersandar pada rumor bukan faktor fundamental sebuah saham.

-Anton DH Nugrahanto-.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun