Secara psikologis, kenakalan remaja merupakan wujud dari adanya konflik yang tidak terselesaikan pada masa anak-anak maupun remaja.
Seringkali di dapati adanya trauma dalam masa lalu, seperti perlakuan kasar dan tidak menyenangkan dari lingkungannya maupun trauma terhadap kondisi sekitar.
Secara umum terdapat setidaknya 4 faktor psikologis penyebab terjadinya kenakalan remaja, yaitu :
1. Internal Dirinya Sendiri
Biasanya remaja yang terlibat kenakalan remaja kurang mampu beradaptasi pada situasi lingkungan, maksudnya keberadaan aneka ragam pandangan, budaya, tingkat ekonomi, dan semua rangsangan lingkungan yang ada tidak dapat diimbanginya sehingga menimbulkan tekanan.
Pada remaja yang terlibat kenakalan mereka kurang mampu mengatasi dan memanfaatkan situasi untuk perkembangan dirinya.
Biasanya mereka terkena putus asa, cepat melarikan diri dari permasalahan, mudah menyalahkan orang lain pada setiap masalah yang dihadapinya.
Lebih memilih cara yang singkat untuk memecahkan masalah dan menyelesaikan masalah tanpa berfikir panjang akan nilai maslahat dan madharatnya.
Pada remaja yang sering terlibat dalam kenakalan remaja, banyak ditemukan bahwa mereka mengalami konflik batin, mudah-mudahan prustasi, memiliki emosi yang labil, tidak peka terhadap perasaan orang lain dan memiliki perasaan rendah diri yang kuat.
2. Keluarga
Biasanya keadaan rumah tangga yang dipenuhi kekerasan sangat jelas berdampak terhadap perkembangan psikologi.
Anak merasa telah mendapat pembelajaran tindak kekerasan, dan merasa kekerasan sudah menjadi bagian dari hidupnya, sehingga ketika meningkat remaja, hal yang wajar kalau ia melakukan kekerasan pula.
Namun sebaliknya, orang tua yang terlalu melindungi anaknya, ketika remaja akan tumbuh sebagai individu yang tidak mandiri dan tidak berani mengembangkan identitas dirinya yang unik.
3. Sekolah
Kualitas pendidikan yang baik, akan mampu mengantarkan siswanya kearah yang lebih baik, siswa yang berkualitas dan berprestasi.
Keadaan sekolah yang tidak merangsang siswa untuk belajar, akan menyebabkan mereka lebih senang melakukan kegiatan diluar sekolah bersama teman-temannya.
Pada proses pembelajaran kadangkala guru lebih berperan sebagai penghukum dan pelaksana aturan serta bertindak selaku tokoh otoriter yang sebenarnya menggunakan cara kekerasan dalam mendidik siswanya.
4. Lingkungan Sekitar
Kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendidik, tentunya akan membawa dampak terhadap munculnya kenakalan remaja, karena lingkungan diantara rumah dan sekolah yang sehari-hari mereka alami.
Anggota lingkungan yang berperilaku buruk dan sering terjadinya tindak kekerasan disekitarnya dapat merangsang remaja seolah belajar sesuatu dari lingkungannya dan kemudian reaksi emosional yang berkembang mendukung munculnya perilaku penyimpangan.
Nah, mengatasi kenakalan remaja berarti menata kembali emosi remaja yang tercabik-cabik. Emosi dan perasaan mereka rusak dan gagalnya proses perkembangan jiwa remaja tersebut.
Memberikan kualitas pendidikan (sekolah) dan lingkungan yang baik sejak dini disertai bimbingan keluarga dan pemberian pemahaman yang baik akan banyak membantu dalam mengurangi kenakalan remaja, minimal tidak menambah jumlah kasus kenakalan remaja itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H