Cooperative Script merupakan strategi belajar siswa dalam kelompok kecil yang anggotanya memiliki pengetahuan dan kemampuan yang berbeda, model pembelajaran ini, di nilai dapat meningkatkan daya ingat siswa akan materi yang dipelajarinya.
Dengan melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif akan dapat membantu siswa dalam mengembangkan serta menghubungkan konsep-konsep yang telah diterimanya saat melakukan pemecahan suatu masalah.
Seluruh siswa pada kelompoknya dapat bekerjasama saling berperan, baik secara berpasangan dan bergantian secara lisan maupun praktek ketika mengiktisarkan setiap bagian-bagian materi yang sedang dipelajarinya.
Memang, belajar merupakan kegiatan mental atau fsikis yang berlangsung dalam interaksi positif dan aktif pada lingkungan belajarnya yang dapat menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan dan sikapnya.
Belajar juga merupakan perubahan disposisi atau kemampuan  yang dicapai seseorang melalui kegiatannya, perubahan tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah, artinya ada usaha dan ikhtiar yang harus dilakukan sehingga terjadi perubahan pada diri seseorang, semisal dari tidak tahu menjadi tahu, tadinya tidak bisa maka setelah mengikuti pembelajaran menjadi bisa dan lain sebagainya.
Belajar juga dapat diartikan sebagai bentuk usaha sadar yang dilakukan oleh setiap individu dan menghasilkan perubahan tingkah laku baik melalui proses latihan maupun pengalaman-pengalaman yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
Lantas seperti apakah kegiatan pembelajaran Cooperative Script ini?
Berikut Langkah-Langkah Pembelajaran Cooperative Script yang dilakukan guru dalam pelaksanaannya, yaitu :
1. Pertama-tama guru memetakan siswanya secara berpasangan atau mengelompokannya.
2. Guru membagikan materi yang akan dipelajari pada setiap kelompok yang telah ditentukan, untuk dibaca dan dibuat ringkasan atau rangkumannya.
3. Siswa bersama-sama guru menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang akan berperan sebagai pendengarnya.
4. Pembicara membacakan ringkasan selengkap mungkin dengan memasukan ide-ide pokok dalam ringkasannya, sementara pendengar menyimak, mengoreksi, dan menunjukan ide-ide pokok yang dianggap kurang lengkap. Pendengar juga membantu, mengingatkan dan menghapal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.
5. Bertukar peran yang semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya.
6. Guru bersama siswa membuat kesimpulan dari materi yang sudah dipelajarinya.
Model pembelajaran  Cooperative Script jika kita analisa, tentunya memiliki beberapa keunggulan dari strategi yang dipakai pada pelaksanaannya, yaitu :
1. Dapat melatih daya ingat yang mencakup pendengaran, ketelitian, dan kecermatan siswa
2. Setiap siswa aktif memiliki peran dan tanggungjawabnya
3. Melatih untuk berani meluruskan apabila temannya salah, kurang lengkap dalam menyampaikan materi dan sulit dipahami dalam pemaparan materinya.
Disamping keunggulan yang dimiliki dalam model pembelajaran ini, ada juga kekurangannya yaitu :
1. Hanya dapat digunakan untuk mata pelajaran tertentu, maksudnya tidak semua mata pelajaran dapat menggunakan model pembelajaran Cooperative Script.
2. Dilakukan oleh sedikit orang (siswa) pada setiap kelompoknya, biasanya 2 orang siswa dan paling banyak 4 orang siswa.
Pada prinsipnya, model pembelajaran Cooperative Script menuntut siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka akan tenggelam dan berenang bersama, terjun mendalam terhadap materi yang sedang dipelajarinya, mendiskusikan dan bahkan memecahkan persoalan dalam materi tersebut.
Selain itu, siswa juga dituntut memiliki tanggungjawab terhadap teman lain dalam kelompoknya disamping tanggungjawab terhadap dirinya sendiri dalam mempelajari materi yang sedang dihadapinya.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H