3. Siswa bersama-sama guru menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang akan berperan sebagai pendengarnya.
4. Pembicara membacakan ringkasan selengkap mungkin dengan memasukan ide-ide pokok dalam ringkasannya, sementara pendengar menyimak, mengoreksi, dan menunjukan ide-ide pokok yang dianggap kurang lengkap. Pendengar juga membantu, mengingatkan dan menghapal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.
5. Bertukar peran yang semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya.
6. Guru bersama siswa membuat kesimpulan dari materi yang sudah dipelajarinya.
Model pembelajaran  Cooperative Script jika kita analisa, tentunya memiliki beberapa keunggulan dari strategi yang dipakai pada pelaksanaannya, yaitu :
1. Dapat melatih daya ingat yang mencakup pendengaran, ketelitian, dan kecermatan siswa
2. Setiap siswa aktif memiliki peran dan tanggungjawabnya
3. Melatih untuk berani meluruskan apabila temannya salah, kurang lengkap dalam menyampaikan materi dan sulit dipahami dalam pemaparan materinya.
Disamping keunggulan yang dimiliki dalam model pembelajaran ini, ada juga kekurangannya yaitu :
1. Hanya dapat digunakan untuk mata pelajaran tertentu, maksudnya tidak semua mata pelajaran dapat menggunakan model pembelajaran Cooperative Script.
2. Dilakukan oleh sedikit orang (siswa) pada setiap kelompoknya, biasanya 2 orang siswa dan paling banyak 4 orang siswa.