Kebiasaan merokok cukup sulit untuk dihilangkan bagi orang yang sudah kecanduan, meski dewasa sekarang banyak alternatif terapi kesehatan bermunculan sebagai solusi dalam mengantisipasi kecanduan rokok bagi yang mau berhenti.
Realitanya penikmat rokok seolah terus bertambah bukan hanya orang tua, namun anak-anakpun bermunculan menghisap rokok, meskipun anjuran demi anjuran tanpa henti terus diiklankan agar tidak merokok dan segera berhenti merokok bagi yang sudah mengalami kecanduan.
Lingkungan bekerja, institusi pendidikan, beragam perusahaan dan lembaga-lembaga negara terus mempersempit ruang bagi perokok dan membuat larangan merokok di area tertentu dengan sangsi yang cukup pedas bagus pelanggarnya.
Beragam upaya dilakukan banyak pihak untuk meminimalisir budaya merokok agar tidak berkembang pesat.Â
Tidak sedikit institusi yang melarang secara keras agar pegawainya tidak merokok, begitu juga lembaga-lembaga di Indonesia sepakat banyak yang menerapkan aturan dan melarang keras adanya perilaku merokok dilingkungannya.
Apakah budaya merokok dapat dihilangkan dengan naiknya cukai rokok?
Sesuatu yang mustahil rasanya apabila beranggapan bahwa budaya merokok akan dapat dihilangkan secara total dengan cara dinaikan cukai rokoknya.Â
Meskipun cukai rokok dinaikan, tidak akan berpengaruh besar terhadap penurunan angka perokok yang sudah terlanjur mengalami kecanduan rokok dalam kesehariannya.
Ketika rokok-rokok bermerek beredar dengan harga melambung tinggi karena cukai rokoknya dinaikan, munculah rokok-rokok murah bertebaran di warung-warung dengan harga yang sangat terjangkau dan lebih murah.
Kebiasaan merokok bagi penikmatnya sudah menjadi gaya hidup tersendiri, apalagi jika dipadukan dengan kopi hangat yang sangat beragam bertebaran dengan beragam aroma yang dewasa ini sedang giat menjadi bisnis yang cukup menjanjikan bagi pengembangan ekonomi.
Bagaimana cara paling efektif memproteksi anak-anak dari bahaya merokok?
Terdapat 3 dimensi lingkungan mampu memproteksi anak-anak dari bahaya merokok yang saling menguatkan dan memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan anak-anak, yaitu :
1. Masyarakat dan lingkungannya.
Keberadaan kultur masyarakat dan lingkungannya memiliki pengaruh yang kuat terhadap perkembangan anak-anak yang hidup, bermain, berinteraksi dan bergaul dalam lingkungan masyarakat sekitarnya.
Begitu pula dalam hal merokok, jika lingkungan masyarakat disekitarnya melarang anak-anak untuk merokok dan menerapkan budaya yang mendidik melalui keteladanan yang baik dihadapan anak-anak tentunya akan memberikan pengaruh besar terhadap anak-anak yang berada dilingkungan tersebut.
Sehingga dengan tidak seenaknya memperlihatkan kebiasaan merokok bagi yang sudah kecanduan, maka anak-anak tidak merasa biasa melihat orang merokok dan tidak akan mencontohnya.
2. Sekolah dan lingkungan sekitarnya.
Sekolah selaku institusi pendidikan memiliki peranan yang sangat besar dalam membentuk karakter dan kebiasaan siswanya, larangan merokok wajib diterapkan disekolah dan lingkungan sekitarnya.
Budaya tidak merokok bisa dimulai dari para guru-gurunya, pegawai sekolah, penjaga sekolah, pembantu sekolah, pimpinan dan pengelola sekolah.
Menerapkan aturan terhadap semua siswa maupun guru dan oegawai untuk tidak merokok, jika ternyata ada yang melanggarnya maka diberikan pembinaan secara khusus agar mampu meninggalkannya.
3. Keluarga dan lingkungannya.
Keluarga dan lingkungannya memiliki pengaruh sangat besar terhadap jiwa dan kebiasaan anak sehari-harinya.Â
Seyogianya orang tua dan keluarganya yang telah dewasa memberikan pemahaman terhadap anak-anaknya tentang bahaya merokok sekaligus melarang mereka agar tidak merokok.
Memberikan larangan yang keras terhadap anak-anaknya agar tidak merokok, memberikan penjelasan tentang bahayanya merokok sehingga anak-anak merasa tidak tertarik dan menghindarinya.
Apabila lingkungan keluarga, masyarakat dan sekolah selaku tempat hidupnya secara kompak menerapkan larangan yang keras merokok, inilah cara yang paling efektif memberikan proteksi terhadap anak-anak agar tidak suka merokok.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI