Salah satu bentuk pendidikan yang berbasis asrama adalah pondok pesantren, keberadaan pondok pesantren di Indonesia berawal dari adanya da'wah yang dilakukan para waliyullah terhadap masyarakat Indonesia.
Pada perkembangan selanjutnya terbentuklah sistem pendidikan berbasis pesantren yang berkembang sampai saat ini, dapat kita lihat begitu banyak pondok pesantren yang ada di Indonesia.
Sistem pendidikan yang diselenggarakan pondok pesantren tidak terlepas dari asrama yang biasa disebut dengan "kobong", maksudnya kamar-kamar yang disediakan khusus untuk santri yang menimba ilmu dengan berdiam di pesantren selama proses belajarnya, sampai selesai.
Selama di asrama, para santri (siswa pondok pesantren) menimba ilmu melalui pendidikan, mengaji kitab, keteladanan dan pengajaran yang diberikan oleh kyai dan ustadz-ustadz yang mendidik santri dalam kesehariannya.
Mereka secara bersama-sama dibawah bimbingan, arahan dan pengawasan kyai bergiat mengaji, beribadah, makan, minum, tidur, dan beraktivitas kesehariannya ditempat itu.
Mereka juga tidak dibatasi untuk aktif diluar pondok pesantren maupun dimasyarakat, selama kegiatan utama di pondok pesantren tidaklah terganggu dan dapat diikuti dengan baik.
Para santri yang tinggal di asrama juga diperbolehkan untuk mengikuti sekolah formal yang memang tidak tersedia di pondok pesantren dan mengembangkan keilmuan maupun pendidikannya diluar, pondok pesantren menjadi rumah bagi santri-santrinya.
Ada beberapa prinsip yang diterapkan di pondok pesantren kepada para santrinya selama berada di asrama, yaitu 11 prinsip pendidikan berbasis asrama di pondok pesantren yang pada umumnya menjadi kebiasaan dalam sehari-harinya :
1. Pandangan bahwa segala sesuatu semuanya berasal, berproses, dan kembali kepada Allah SWT.
2. Sukarela dalam pengabdian
3. Kearifan
4. Kesederhanaan
5. Kolektivitas (kebersamaan)
6. Mengatur kegiatan dengan kebersamaan
7. Kebebasan terpimpin
8. Kemandirian
9. Menimba ilmu dan pengetahuan yang bermanfaat
10. Mengamalkan ajaran agamaÂ
11. Â Do'a dan restu sang kyai.
Ke sebelas prinsip yang disebutkan diatas bermuara kepada terbentuknya karakteristik kepribadian santri yang menjadi hasil dari proses pendidikan dengan substansi :
1. Terbinanya akhlak dan kepribadian yang mulia.
2. Semangat mengabdi terhadap agama, masyarakat, bangsa dan negara.
3. Segala aktivitasnya bermuara kepada ketercapaian ridho Allah SWT.
4. Cita-citanya untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.
Untuk mencapai keberhasilan dan kesuksesan para santri, maka pimpinan yayasan, pimpinan pondok pesantren dan para asatidz (guru-guru di pondok pesantren) selain mengajar ngaji juga melakukan pengawasan pada setiap perilaku semua santrinya.
Mereka juga memberikan keteladanan terutama dalam hal ibadah, akhlak, kepemimpinan dan tanggungjawabnya. Bukan hanya mengajarkan agama, namun sekaligus menjadi orang tua selama santri berada ditempat itu.
Dalam mencapai keberhasilan pendidikannya, tentunya para guru santri (asatidz), pimpinan pondok pesantren dan pimpinan yayasan juga saling berkomunikasi dan bekerja sama dengan orang tua siswa (santri).Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H