Mohon tunggu...
Anton 99
Anton 99 Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer at the University of Garut

Express yourself, practice writing at will and be creative for the benefit of anyone

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

7 Kebutuhan Manusia yang Harus Tersalurkan

13 April 2022   23:07 Diperbarui: 13 April 2022   23:09 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat bulan ramadhan, semua kaum muslimin berpuasa seharian penuh yang yang dilaksanakan selama sebulan dan diakhiri dengan perayaan Idul Fitri sebagai puncaknya.

Selama menjalani puasa ramadhan, mereka melakukan taraweh, melaksanakan sahur sebelum datangnya imsak pada waktu shubuh dan berbuka puasa ketika waktu Maghrib tiba.

Biasanya, ketika berbuka puasa berkumpul sekeluarga untuk mencicipi hidangan makanan berbuka yang sudah di siapkan dirumahnya masing-masing.

Terkadang juga, ada kegiatan buka bersama dengan teman-teman lama, bersama rekan kerja, bersama saudara-saudara maupun antar keluarga.

Hal ini, sudah menjadi kebiasaan diantara masyarakat selama bulan ramadhan yang sedang dirayakan bersama. Bersuka cita dan menikmati ibadah puasa pada bulan ramadhan dengan beragam kegiatan yang menumbuhkan motivasi agar bisa melaksanakan ibadah yang satu ini sampai selesai.

Tentunya, manusia adalah sebuah organisme yang terbentuk sedemikian rupa, semenjak lahir dia segera mengalami kebutuhan-kebutuhan yang hanya dapat dipuaskan oleh lingkungannya.

Kebutuhan pertama yaitu semata-mata biologis, seperti kebutuhan akan udara dan makanan. Kebutuhan ini mutlak untuk mempertahankan keseimbangan kondisi fisik dan kimiawi yang oftimal dalam mempertahankan hidupnya.

Timbulnya kebutuhan pribadi dan kebutuhan sosial tambahan yang pemenuhannya diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan emosional.

Sebagai contoh kebutuhan akan rasa aman, mengaktualisasikan diri, dipuji masyarakat, mencapai cita-cita, kebebasan dalam berekspresi, berinteraksi dengan sesama individu dan sebagainya.

Kebutuhan yang tidak terpuaskan akan menimbulkan tegangan-tegangan yang dapat mendorong organisme manusia memulai tindakan untuk mencapai kepuasan agar tersalurkan yang hasilnya akan mengurangi ketegangan itu sendiri.

Menurut psikologis kebutuhan mendasar itu harus terpuaskan dahulu sebelum kebutuhan yang lebih tinggi dapat memotivasi kita. 

Nah, 7 kebutuhan manusia yang harus tersalurkan bagi setiap individu manusia, yaitu :

1. Kebutuhan aktualisasi diri, yakni mewujudkan keinginan dan potensi diri, menjadi seseorang dengan kualitas maksimal yang dapat diraihnya.

2. Kebutuhan cinta dan rasa memiliki, misalnya menerima dan memberi cinta, kasih sayang, rasa percaya, dan penerimaan; merasa berhubungan dengan orang lain atau menjadi bagian dari kelompok baik dirumah, bergaul bersama teman, berinteraksi ditempat kerja, berkumpul atau beradaptasi dengan lingkungannya.

3. Kebutuhan yang bersifat fisiologis, misalnya makan, minum, oksigen, pengaturan suhu tubuh, pengeluaran kotoran, beraktivitas, istirahat dan penyaluran ketuhan lainnya.

4. Kebutuhan akan rasa aman, yaitu perlunya perlindungan dari situasi yang membahayakan seperti cuaca, atau penyakit, perlindungan dari ancaman keadaan fisik dan psikologis (takut pada sesuatu hal).

5. Kebutuhan kognitif, misalnya kebutuhan akan pengetahuan dan pemahaman, keingintahuan atas sesuatu, bereksplorasi, menemukan jawaban akan sesuatu, dan mendapatkan jawaban atas keadaan.

6. Kebutuhan estetis, misalnya keindahan dalam masalah seni dan alam, kebutuhan memenuhi hal-hal yang simetris, seimbang, keteraturan dan harmoni.

7. Kebutuhan penghargaan, misalnya penghargaan dan penghormatan dari orang lain dan dari diri sendiri atau perasaan memiliki kemampuan yang diakui dunianya.

Maka melihat dari kebutuhan mendasar itu, tentunya kebijakan Ramadan 2022 semestinya mengadopsi semua masyarakat akan pemenuhan kebutuhan hidupnya.

Artinya pemerintah dapat memberikan keleluasaan akan ekspresi organisme manusia dalam pemenuhan kebutuhannya selama Ramadhan agar tidak terkekang secara psikologisnya.

Pengaturan kebijakan saat Ramadan dapat memberikan keleluasaan kepada setiap warga negara untuk melakukan kegiatan sosial dan pemenuhan kebutuhan hidupnya, dengan tetap mematuhi protokol kesehatan yang telah dianjurkan oleh pemerintah sesuai standar kesehatan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun