Ketika seorang manusia mampu mencintai saudara atau orang lain seperti mencintai dirinya sendiri, dada akan terasa lapang, jiwa serasa tenang dan bisa merasakan suatu kepuasan tersendiri.
Manisnya perasaan itu, tidak dapat diucapkan dengan lisan melainkan dapat dirasakan dengan hati yang selanjutnya akan merasakan kebahagiaan jiwa yang menyeluruh.
Mengapa hal ini terjadi?
Karena sebuah kebahagiaan menjadi bertambah ketika anda menanggalkan titik-titik hitam, titik hitam ini bisa berupa rasa marah, dengki, benci, dendam, iri, dan lain sebagainya.
Semua keburukan telah mulai berakhir dan berjatuhan ketika kita mampu mencintai orang lain seperti halnya mencintai diri sendiri, ketika itulah rasa tenang pada jiwa dapat dirasakan.
Mungkin ada yang bertanya, kenapa perasaan seperti itu kadang timbul pada diri?
Jawabannya adalah karena diri tersebut hanya mencintai diri sendiri tanpa di imbangi mencintai orang lain. Anda berharap terjadi suatu kebaikan hanya pada diri sendiri saja dan tidak mengharapkannya terjadi pada selain diri sendiri.
Ketika anda mencintai selain diri sendiri seperti halnya mencintai diri sendiri, maka akan hilanglah rasa iri itu, bahkan noda-noda hitam yang melekat itu akan hilang secara sendirinya.
Terkadang anda bisa mengatakan "setiap orang mencintai dirinya sendiri". Iya memang, dan saya tidak menginginkan anda untuk lebih mencintai orang lain dari pada mencintai diri anda sendiri karena derajat seperti ini hanya bisa dicapai oleh segelintir orang saja.
Maksudnya, seharusnya kita mampu untuk mencintai saudara dan orang lain seperti mencintai diri sendiri, serta agar berharap terjadi suatu kebaikan kepada orang lain sebagaimana halnya anda berharap kebaikan terjadi pada diri sendiri.