Mohon tunggu...
Anton 99
Anton 99 Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer at the University of Garut

Express yourself, practice writing at will and be creative for the benefit of anyone

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

4 Tradisi Menyambut Datangnya Bulan Suci Ramadhan

30 Maret 2022   12:51 Diperbarui: 5 April 2022   22:06 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah tradisi unik melekat di kalangan masyarakat dalam menyambut datangnya bulan ramadhan, kebiasaan terlihat pada masyarakat di berbagai wilayah yang ada di Indonesia.

Tradisi menyambut bulan Ramadhan seringkali dilakukan masyarakat ketika akan menginjak masuk pada bulan Ramadhan yang dianggap sebagai bulan suci bagi kaum muslimin.

Untuk menyambut datangnya bulan suci ramadhan, biasanya mereka melakukan beberapa hal sebagai proses upaya pensucian diri agar ketika tiba bulan puasa di bulan Ramadhan kondisi jiwa dan raga, lahir maupun bathin telah suci.

Memulai berpuasa saat tiba waktunya dalam keadaan bersih suci, sehingga segala amal ibadah yang dilakukan pada bulan Ramadhan, seperti berpuasa, taraweh dan segala amal ibadah serta perbuatan baik lebih mudah diterima oleh tuhan yang maha Esa yaitu Alloh SWT.

Apa saja 4 tradisi menyambut datangnya bulan suci ramadhan itu?

1. Silaturahmi dan saling bermaafan.

Silaturahmi sangat dipentingkan sebagai upaya untuk saling memaafkan dari segala dosa dan kesalahan yang pernah diperbuat terhadap orang-orang yang hidup berada disekitarnya.

Kebiasaan ini, dilakukan sebelum menginjak masuk pada awal bulan ramadhan, sebelum mulai berpuasa. Tradisi bersilaturahmi dianggap penting untuk saling membebaskan diri dari kesalahan serta dosa yang pernah dilakukan terhadap orang lain. 

Seperti memohon maaf pada orang tua, semua anggota keluarga, tetangga, rekan kerja, atasan, bawahan dan warga masyarakat yang pernah berinteraksi dengan dirinya.

Tidak sedikit orang yang mendatangi mereka yang pernah di sakiti, untuk sekedar meminta maaf dan saling membebaskan diri dari salah maupun dosa yang pernah dilakukan baik melalui ucapan, perbuatan maupun tindakan lainnya.

Keberadaan tradisi silaturahmi ini berkembang di masyarakat muslim nusantara menjadi budaya yang turun temurun dan dianggap baik oleh ajaran agama, terutama ajaran Islam.

2. Ziarah Kubur atau Nadran.

Merupakan kebiasaan yang seringkali dilakukan oleh orang tua terdahulu dan masih banyak keluarga maupun masyarakat yang melakukannya, yaitu dengan mengunjungi makam orang tua dan karuhun (pendahulunya) yang telah meninggal dunia.

Mengunjungi makam leluhur keluarga untuk mendo'akannya secara langsung di makamnya dan biasanya anggota keluarga membersihkan makam nenek moyangnya tersebut.

Pada zaman sekarang, mungkin kebiasaan ini dianggap unik dan bernilai tradisional. Namun bagi sebagian masyarakat sudah menjadi tradisi yang terus dipelihara sampai sekarang secara turun temurun.   

3. Kuramasan.

Salah satu ritual yang menarik menjelang masuknya bulan suci ramadhan yaitu kuramasan,  hal ini dianggap penting dalam upaya membersihkan diri melalui proses mandi dan membersihkan raga pada air mengalir disertai niat yang khusyu sejak membersihkan tubuh untuk memasuki bulan suci ramadhan.

Kebiasaan kuramasan ini, bagi keluarga yang masih mengikuti jejak pendahulunya mewajibkan semua anggota keluarga untuk melakukannya sebagai upaya pensucian diri.

Tiada lain, agar ketika memasuki bulan suci ramadhan tubuh pun dalam keadaan suci agar puasa dan amal ibadah yang lainnya lebih mantap dan lebih mudah diterima oleh sang khalik.

Sehingga bisa lebih khusyu dalam beribadah dan lebih menikmati bulan suci ramadhan dengan segala aktivitas amal maupun perbuatan baiknya.

4. Munggahan. 

Munggahan merupakan tradisi masyarakat yang dilakukan pada masing-masing keluarganya, yaitu menginjak awal berpuasa yang biasanya dilakukan secara bersama-sama dalam keluarga itu.

Berkumpul bersama keluarga dengan orang tuanya yang masih hidup, anggota keluarga yang tinggal jauh dan sudah berkeluarga pun berdatangan untuk berkumpul pada orang tuanya yang masih hidup dan mengawali puasa bersama-sama.

Mengawali aktivitas berpuasa di bulan ramadhan dengan melaksanakan sahur bersama dan ketika waktu maghrib datang mereka buka bersama dengan semua anggota keluarganya. 

Keempat tradisi ini, sudah menjadi kebiasaan yang tak terpisahkan semenjak dahulu dan merupakan warisan nenek moyang yang terus dipelihara sampai sekarang, terutama di kalangan kaum muslimin yang masih kuat berpegang teguh pada ajaran agama dan budaya para pendahulunya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun