Mohon tunggu...
Anton 99
Anton 99 Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer at the University of Garut

Express yourself, practice writing at will and be creative for the benefit of anyone

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

4 Aspek Berfikir Ini, Mampu Menumbuhkan Kreativitas

19 Februari 2022   21:51 Diperbarui: 23 Februari 2022   23:16 587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi by pexels.com

Bila seseorang menggunakan otak kanannya, maka ia akan banyak menghasilkan pemikiran, penuh inspiratif dan menghasilkan karya-karya kreatifnya.

Salah satu cara dalam memperoleh ide kreatif itu adalah dengan memberikan stimulus yang menjadikan akal manusia berfungsi secara penuh, sehat dan kuat.

Dengan menggunakan akal pikiran secara optimal setiap orang akan sampai kepada tahapan inkubasi. Pada situasi seperti ini, orang seakan berada dalam situasi dimana tidak ada jalan lain, di hadapannya hanya ada jalan yang buntu. 

Apabila seseorang beristirahat berfikir, maka pikirannya akan bekerja yang pada intinya adalah mencari keterkaitan antar berbagai informasi hingga akhirnya muncullah ide-ide kreatif itu.

Untuk memperoleh ide kreatif tentunya dapat dilakukan dengan melakukan beragam usaha yang konkrit melalui berfikir dan kreativitasnya.

Kita bisa mengawalinya dengan menggunakan teknik-teknik melalui empat aspek atau unsur berfikir kreatif yang meliputi :

1. Kelancaran berfikir.

Kegiatan yang berupaya mengembangkan kelancaran berfikir kreatif dapat mendorong seseorang untuk memikirkan banyaknya kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah.

Semisal, bagaimana mencari uang dengan memanfaatkan barang bekas?

Kemungkinan jawabannya banyak, misalnya menjadikan bekas kaleng penyemprot nyamuk sebagai mainan anak, menjadikan kayu bekas rumah sebagai mobil-mobilan, menjadikan jam dingding bekas sebagai mainan anak yang bisa diputar-putar, mengecat kembali barang yang penuh goresan menjadi seperti semula, menjual barang bekas yang sudah diperbaiki seperti sepeda, motor dan seterusnya.

2. Fleksibilitas. 

Pada tahapan ini, ada usaha untuk menggolong-golongkan gagasan yang muncul kedalam kategori-kategori tertentu, sebagai contohnya jawaban-jawaban tentang cara memanfaatkan barang bekas yang dapat di golongkan menjadi :

* barang bekas dijual, yaitu barang bekas yang sudah dimiliki dijual atau membeli barang bekas untuk di jual kembali.

* barang bekas di daur ulang, yaitu dengan mengecat kembali barang bekas atau menjadikannya mainan anak dan seterusnya.

3. Orisinalitas.

Yang dapat dilakukan untuk memperoleh hasil berfikir yang original adalah dengan menemukan ide-ide yang tidak biasa, ide yang tidak lazim.

Berdasarkan pengalaman, ide yang original biasanya bukanlah ide yang pertama-tama diberikan, biasanya ide yang mula-mula muncul adalah ide yang lazim, yang sudah diberikan oleh banyak orang.

Oleh karena itu sangatlah penting untuk memberikan waktu yang cukup dalam memikirkan gagasan-gagasan. Sebagai contohnya, setelah ditemukan berbagai macam cara dalam memanfaatkan barang bekas, akhirnya ditemukan cara yang tak lazim atau cukup original, misalnya membuka konsultasi penggunaan barang bekas.

4. Elaborasi.

Yaitu mengembangkan suatu ide, merinci, melengkapi, dan menambahkan detail-detail terhadap ide sehingga dapat dilaksanakan dan dikerjakan. 

Sebagai contohnya, seseorang memutuskan untuk menggabungkan beberapa botol penyemprot nyamuk menjadi jembatan, maka ia perlu membuat uraian tentang bahan apa yang dibutuhkan dan bagaimana cara pembuatannya. 

4 aspek berfikir kreatif ini, mampu menumbuhkan kreativitas dan dapat membangkitkan kesadaran akan strategi dalam menghadapi masalah. 

Dengan meningkatnya kemampuan seseorang dalam prosesnya, maka masalah yang dihadapi dapat teratasi secara lebih kreatif lagi. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun