Waktu itu, kami bergabung dan ikut latihan pada setiap 2 kali seminggu bersama teman-teman keturunan Tionghoa di perguruan ilmu beladiri Wushu unit latihan Gelanggang Taruna Bandung.
Perguruan ilmu beladiri asli china itu, bernama Bandung Wushu Sport (BWS), ditempat itu kami belajar Wushu bersama anak-anak muda keturunan China, berteman dan saling mengasah diri berlatih ilmu beladiri Wushu.
Selain ilmu beladiri, ternyata diajarkan pula pentas barongsai dari mulai dasar sampai tingkatan mahir dan bagi anggota latihan Wushu yang sudah mahir menggunakan peralatan barongsai, mereka diperbolehkan memainkannya saat perayaan Imlek dan pesta lainnya.
Nah, akhirnya kami jadi tahu bahwa para pemain yang menghidupkan barongsai itu adalah warga keturunan China yang ternyata bukan hanya mampu memainkan barongsai saja, akan tetapi mereka juga ahli dan memiliki kemampuan dalam ilmu beladiri dengan level yang cukup tinggi.
Karena, sebelum mereka bisa tampil menggerak-gerakan dan mengendalikan barongsai, mereka juga belajar beladiri layaknya silat dan ilmu beladiri lainnya, melatih ketangkasan, berlatih kekuatan tubuh, berlatih jurus pedang, golok, tongkat dan ilmu-ilmu senjata lainnya.
Barongsai merupakan hiburan yang sangat disukai dan menjadi kebanggaan bagi warga anggota perguruan beladiri Wushu, seringkali di tampilkan saat acara perguruan maupun kegiatan meriah lainnya.
Barongsai merupakan seni tradisi yang di lestarikan oleh pendekar-pendekar ilmu beladiri Wushu, selaku pemelihara inti, penjaga tradisi dan senantiasa siap melakukan pentas dalam setiap perayaan Imlek.
Maka jangan heran jika ketangkasan dan atraksi yang dimainkan saat pentas barongsai begitu luar biasa memukau penontonnya, ya karena mereka adalah para pendekar terlatih yang memelihara tradisi dan warisan budayanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H