Kurikulum prototipe memberikan peluang besar kepada peserta didik agar dapat menentukan sendiri arah serta tujuan mereka dalam belajar sesuai dengan peminatan dari masing-masing siswanya.
Melalui kurikulum prototipe siswa diberikan kebebasan dalam mengambil mata pelajaran sesuai dengan minat serta bakatnya masing-masing tanpa ditentukan oleh sekolah maupun guru wali kelasnya.
Tentu, dalam menentukan mata pelajaran yang akan diambilnya siswa juga mesti memahami dengan baik substansi dari mata pelajaran yang akan diambilnya itu.
Ya agar tidak salah ambil, maka semestinya sebelum mengambilnya siswa mengetahui dahulu substansi dari mata pelajaran yang akan diambil, minimal tau gambaran serta arah keilmuan dari mapel tersebut.
Salah satu yang bisa dilakukan, yaitu dengan banyak bertanya terhadap wali kelas, orang tua, senior atau guru-gurunya untuk memahami terlebih dahulu mata pelajaran selanjutnya yang akan diambil itu.
Pihak sekolah bersama-sama tenaga kependidikan dan guru dapat melakukan sosialisi terkait kurikulum prototipe yang diterapkannya, agar memberikan pemahaman terhadap siswa-siswanya.
Keberadaan kurikulum sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran memberikan makna bahwa di dalam kurikulum terdapat adanya perpaduan interaksi antara pendidik dan peserta didiknya.
Dengan demikian, kurikulum adanya berfungsi sebagai nafas atau inti dari proses pendidikan di sekolah untuk memberdayakan potensi-potensi peserta didik.
Interaksi di dalam kegiatan tersebut sangat membutuhkan layanan dari sekolah, layanan manajemen kurikulum yang jelas dan pembelajaran itu merupakan seperangkat rencana serta pengaturan.Â
Mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk tercapainya tujuan pendidikan nasional.Â
Maka, manajemen kurikulum haruslah memperhatikan prinsip-prinsip dan fungsinya, yang meliputi produktivitas, demokratisasi, kooperatif, efektivitas, dan efisiensi.
Serta haruslah mampu mengarahkan kepada visi, misi dan tujuan dari sistem pendidikan yang dibangun oleh masing-masing sekolah dalam rangka memenuhi target serta kualitas.
Nah, untuk pelayanan manajemen kurikulum dan pembelajaran maka sekolah harus melakukan improvisasi yang meliputi substansi dan manajerialnya dengan baik.
Sejalan dengan prinsip dan fungsinya, maka kurikulum dan pembelajaran berpusat pada potensi perkembangan kebutuhan peserta didik dan lingkungan secara nasional atau internasional.
Mencintai keberagaman dan terpadu, tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan seni, relevan dengan kebutuhan hidup, menyeluruh dan berkeseimbangan.
Kurikulum juga haruslah mampu memberikan motivasi belajar sepanjang hayat, seimbang antara kepentingan nasional dan daerah, berkelanjutan dan mampu bersaing di dunia internasional dan eksistensi pendidikan yang sesuai dengan tuntutan dan perkembangan masa kini.
Kami berharap melalui kurikulum prototipe yang diberlakukan tahun 2022, dapat mengadopsi kepentingan siswa dalam mengembangkan minat serta bakatnya yang sesuai dengan keinginan serta kemampuan dari para siswa yang sedang menuntut ilmunya.
Sedangkan pihak sekolah, tenaga kependidikan dan para gurunya membimbing, mengarahkan serta memberikan pemahaman yang akurat terhadap siswa agar tidak salah pilih dalam menentukan mapel yang akan dijalaninya.
Melalui diberlakukannya kurikulum prototipe yang di gulirkan kemendikbudristek, kita berharaf kurikulum darurat ini mampu menjadi solusi dalam mengantisipasi melemahnya sistem pendidikan nasional akibat adanya masa pandemi yang berkepanjangan seperti sekarang ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H