Bermunculannya berita anak dibawah umur yang menjadi korban pelecehan seksual, sangatlah membuat resah orang tua dan menimbulkan rasa takut terhadap sebagian besar orang tua dan anak.
Padahal aktivitas belajar, berkomunikasi dan bermasyarakat tentunya harus terus berlanjut untuk keberlangsungan hidupnya. Akan tetapi kemunculan beragam fenomena pelecehan seksual, pembulian, perampasan hak-hak pribadi seolah terus bermunculan.
Meskipun beragam antisipasi dari pemerintah, sekolah dan masyarakat terus dilakukan, ternyata dimasyarakat korban selalu ada dan sulit untuk di hilangkan.
Uniknya, pelakunya bukan saja orang yang jauh, akan tetapi kebanyakan orang yang dekat dengan korban, seperti tetangga, guru, teman yang dekat dan orang dekat lainnya.
Nah, selanjutnya apa yang harus kita lakukan?
Selaku orang tua, semestinya memberikan arahan dan pengertian terkait cara menjaga kehormatan diri agar anak memiliki prinsip untuk selalu terhindar dari pelecehan orang lain terhadap dirinya sendiri.
Kemampuan anak dalam menjaga dirinya sendiri dari beragam bentuk pelecehan seksual dan pelecehan kehormatan dirinya haruslah di awali oleh orang tuanya agar memberikan pengajaran dan pehamaman terhadap anaknya.
Karena orangtua baik ibu maupun ayahnya memiliki hak untuk memberikan pendidikan agar anaknya terhindar dari berbagai macam bentuk pelecehan seksual yang bisa menyebabkan terganggunya mental kejiwaan, psikologis dan kehormatan keluarganya.
Sejak kapan anak bisa diajarkan tentang pengetahuan dasar organ seksualitas?
Terkait dengan memberikan pemahaman agar seorang anak dapat terhindar dari adanya pelecehan seksual, semestinya orang tua mengedukasi anaknya semenjak dini.
Artinya sejak kecil edukasi yang mendasar tentang bagaimana cara menjaga kehormatan, menjaga organ-organ tertentu kepada anaknya dapat dilakukan sambil mengasuh dan mengurus anak tersebut hingga ia mampu menjaga dirinya sendiri.
Setelah orang tua merasa percaya terhadap kemampuan anaknya yang akan bisa mengurus diri, mengetahui cara melindungi diri dari beragam bentuk pelecehan seksual dan dianggap telah mampu menjaga dirinya dari perbuatan tidak senonoh orang lain, maka edukasi dari orang tua bisa dianggap cukup.
Selanjutnya, pendidikan seksual semestinya diajarkan pula disekolah untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan tentang seksualitas dan seputar kewajiban manusia untuk senantiasa menjaga diri, menjaga kehormatan diri, menjaga tubuhnya dari bentuk-bentuk pelecehan terutama dibagian organ-organ penting seksualitas.
Seharusnya pula diberikan wawasan serta informasi akibat negatif yang ditimbulkan oleh sebab mengabaikan penjagaan terhadap organ seksual yang dimilikinya.
Tentunya, seorang guru wajib pula memahami beragam aturan yang sudah ada selama proses pengajarannya, sehingga tidak menyalahi ajaran agama yang benar, tatkrama, adat dan budaya yang baik dari bangsa ini.
Sejauh mana edukasi seksualitas ini di perlukan?
Pendidikan seks mengajarkan bagaimana pentingnya menjaga diri agar terhindar dari aksi pelecehan seksual dan kejahatan seksual, memberikan informasi tentang bahayanya seks bebas dan segala akibat yang ditimbulkannya.
Rasanya sangatlah penting untuk memberikan edukasi tentang seks di sekolah kepada siswanya agar tidak terjerumus kepada perbuatan-perbuatan yang merugikan diri siswa atau jatuhnya nilai kehormatan dan martabatnya sebagai manusia.
Sejak usia 1 sampai 5 tahun, edukasinya bisa disampaikan oleh kedua orang tua dengan mengajarkan cara merawatnya, memelihara dan menjaganya.
Edukasi bisa disampaikan disela-sela pengasuhan, pengawasan dan perawatan orang tua kepada anaknya dengan cara-cara yang khas yang bisa dimengerti anaknya.
Orangtua pasti mengetahui cara-cara yang tepat memberikan informasi dan pemahaman kepada anak kecilnya di bandingkan orang lain.
Sedangkan sejak usia 6 sampai 18 tahun (usia sekolah), semestinya ada edukasinya di sekolah oleh guru yang memang berkompeten, terpercaya dan dapat memberikan edukasi tentang seksualitas secara baik disekolah.
Sehingga, kasus-kasus pelecehan seksual dan sejenisnya dapat ditekan seminimal mungkin. Syukur-syukur semua orang dapat terhindar dari perilaku maupun korban pelecehan yang saat ini sedang marak terjadi di masyarakat.
