Tentunya, hal itu harus diikuti pula dengan bahasa tubuh seperti senyuman, anggukan kepala, atau gerakan tangan. Dengan begitu, orang itu akan merasa sangat dihargai dan akan menjelaskan perasaan yang dia alami.
Setelah itu, Anda pun dapat memaparkan kepadanya solusi maupun alternatif, tanpa mengabaikan hal-hal apa saja yang menurut dia benar. Juga, berikan kesempatan penuh supaya dia mengungkapkan pikirannya.
Barangkali, hal itu akan dapat menenangkan sikap kejiwaannya terhadap diri Anda. Sikap itu juga secara langsung bisa menimbulkan pikiran baru yang lebih baik bagi Anda dan orang tersebut.
Apapun yang terjadi atau siapapun orang yang berinteraksi dengan Anda, seharusnya Anda mampu memperbaharui wawasan, ilmu pengetahuan dan bahasa tubuh. Ini semua akan lebih bisa membuat anda berinteraksi dengan penuh diplomatis dan lebih elegan.
Hal yang juga penting untuk diperhatikan, berusahalah memahami isyarat-isyarat yang ada dalam sebuah interaksi. Tanda-tanda itu seperti guncangan dua pundak, cemberut, senyum, melambaikan tangan, mengarahkan pandangan mata ke langit, atau senyuman yang dibuat-buat.
Semua itu adalah ungkapan-ungkapan yang mempunyai makna tersembunyi, baik bagi orang yang berbicara, maupun bagi pendengarnya.
Yakinlah bahwa setiap bertambahnya pengetahuan Anda terhadap adanya bahasa tubuh, maka semakin banyak pula penguasaan terhadap seni berkomunikasi, seni dalam berbicara, berdialog dan berkomunikasi dengan orang lain.
Sebenarnya, bahasa tubuh itu sangat mudah untuk dipahami. Setiap orang, meskipun berbeda budaya, kebanyakan mempunyai bahasa tubuh yang sama.
Dengan begitu, Anda sebenarnya bisa menggunakan bahasa tubuh yang bersifat universal itu kepada semua orang di seluruh dunia.
Sebaliknya, banyak orang yang sulit memahami bahasa-bahasa lisan. Hal ini disebabkan oleh bahasa yang diucapkan itu terbentuk dari dialek-dialek khusus. Bahkan, kata-kata itu hanya diketahui oleh orang-orang tertentu, misalnya idiom-idiom atau istilah-istilah asing yang terkadang sulit dicari padanannya dalam bahasa dan budaya orang lain.
Sehingga, mencari pemahaman bahasa lisan yang seperti itu sama hal nya dengan berjalan di tanah yang di penuhi ranjau.