Mohon tunggu...
Anton 99
Anton 99 Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer at the University of Garut

Express yourself, practice writing at will and be creative for the benefit of anyone

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perayaan 17 Agustusan Sebelum Masa Pandemi

15 Agustus 2021   21:55 Diperbarui: 16 Agustus 2021   09:50 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat tiba peringatan hari kemerdekaan 17 Agustus 1945, biasanya kami turut berperan aktif mengikutinya mulai dari kegiatan upacara perwakilan dari tempat bekerja, ikut andil dalam perayaan dan menyelenggarakan beragam perlombaannya.

Perayaan 17 Agustusan sebelum masa pandemi setiap tahunnya tidak pernah terlewati, setidaknya ada beberapa tempat yang rutin selalu saja di hadiri dalam kerangka mensyukuri kemerdekaan bangsa Indonesia.

Tepat pada tanggal 17 Agustus setiap tahunnya, pagi hari sekira jam 06.30 bersama rekan kerja berkumpul di alun-alun/lapangan Pemda atau tempat yang ditunjuk bupati untuk upacara peringatan hari kemerdekaan dengan berpakaian seragam kantor sesuai instruksi dan aturan yang berlaku.

Selanjutnya sekira pukul 07.00 upacara dimulai, kami bersama rekan kerja lainnya bergabung dan berbaris bersama peserta perwakilan dari instansi lain, mengikuti upacara pengibaran bendera sampai selesai.

Setelah kegiatan upacara, biasanya dilanjutkan dengan acara silaturahmi dan makan-makan atau jika ada kepentingan atau acara lain bisa berpamitan dan langsung pulang.

Sampai di rumah hanya berganti pakaian dan langsung saja bergabung bersama panitia peringatan di kampung sendiri, yang memang telah di persiapkan sedari awal, bahkan kegiatan perayaan 17 Agustusan di kampung sendiri sebenarnya sudah mulai di laksanakan seminggu sebelum tanggal 17 Agustus.

Kebetulan saja, kami selalu yang mendapat kepercayaan menjadi ketua panitia atau paling tidak bagian sekretaris panitia HUT-RI pada setiap tahunnya.

Ada tiga tahap yang dilakukan oleh kami bersama panitia dalam memperingati hari kemerdekaan 17 Agustus 1945, diantaranya :

1. Mengadakan perlombaan selama 7 hari, sebelum tiba hari "H" nya.

Beragam jenis perlombaan di selenggarakan oleh kami bersama panitia HUT-RI, selama tujuh hari berturut-turut di iringi oleh kegembiraan dan antusiasnya warga masyarakat sekitar.

Jenis perlombaan yang sering di mainkan di kampung halaman sebelum hari-H, diantaranya yaitu : lomba cerdas cermat, lomba nyanyi, lomba joged, lomba catur, lomba kaligrafi, lomba adzan, lomba lari, lomba badminton, futsal, dll.

Mereka semua turut andil mengikuti pesta rakyat ini, ada yang memang bergabung menjadi peserta lomba dan ada pula yang hanya ikut menonton dengan riangnya, semua tersenyum dan terlihat bahagia saat kegiatan perlombaan di laksanakan.

2. Mengadakan kegiatan tepat di hari 17 Agustusnya yang di sebut dengan Perayaan "Agustusan". 

Kegiatan biasanya di isi dengan perlombaan di tempat dan lapangan yang telah di siapkan, beberapa jenis lomba dilaksanakan seperti : lomba tarik tambang, lomba balap karung, lomba panjat pinang, lomba makan kerupuk, lomba pukul air, lomba buat tumpeng dan masih banyak lagi yang di perlombakan.

Semua jenis lomba yang terselenggara, sudah merupakan hasil rapat dan kesepakatan bersama warga sekitar dengan tujuan utama hiburan warga sekaligus menunjukan rasa syukur atas merdekanya bangsa Indonesia.

3. Pembagian hadiah dan penutupan 

Acara puncak perayaan 17 Agustus secara resmi dilaksanakan pada malam harinya yang di hadiri pula oleh seluruh partisipan yang telah ikut mensukseskannya.

Panggung yang megah dibuat di depan lapangan, dilengkapi grup musik yang semakin membuat hangat suasana kemeriahan saat pembagian hadiah dan penutupan itu.

Pada kesempatan ini, biasanya di hadiri oleh semua panitia HUT-RI, pengurus lingkungan, tokoh masyarakat, pemenang lomba (juara 1, 2 dan 3), tamu undangan dan warga sekitar.

Acara pun di mulai, setelah sambutan-sambutan maka pemenang lomba di panggil keatas panggung untuk diberi hadiah, ucapan selamat, dan tepuk tangan penonton. 

Selama pemberian hadiah berlangsung, iringan musik, hiburan, komedi dan artis lokal turut memeriahkan pula kegembiraan di malam itu.

Setelah semua rangkaian acara terlaksana, maka di tutuplah dengan do'a bersama yang di pimpin oleh tokoh agama setempat atau yang di tua-kan.

Perayaan 17 Agustusan sebelum masa pandemi, memiliki banyak kesan, kegembiraan bagi tua, muda maupun anak-anak dan tentunya ada kebahagiaan tersendiri saat pesta rakyat ini terselenggara dengan baik. 

Banyak orang yang berharaf masa pandemi segera berakhir agar semua kegiatan ini dapat dilaksanakan kembali secara normal seperti beberapa tahun kebelakang lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun