Lantas kenapa ya mereka masih juga berlomba-lomba memajangnya?Â
Yah, tidak menutup kemungkinan masih adanya anggapan bahwa baliho yang terpasang memenuhi ruas-ruas jalan dapat menjembatani menuju kesuksesan popularitas, berhasilnya tujuan politik dan sudah tentu ketenaran dirinya.Â
Selain itu, mengadopsi juga "kebiasaan" para senior dan pendahulunya. Mereka berharaf masyarakat yang lewat maupun hilir mudik di jalanan dapat melihatnya sehingga tertarik untuk mendukungnya.
Baliho bagi politisi sepertinya masih menjadi sarana "sosialisasi" yang di anggap efektif, meskipun untuk masa sekarang sebenarnya sudah bukan jamannya lagi.Â
Nih, ada saran buat para politisi yang ingin mendongkrak popularitasnya :
1. Berpegang teguh dan Konsisten memegang amanah UUD 1945.
2. Mengamalkan Pancasila dan filsafatnya dengan sepenuh hati.
3. Memahami dengan baik kultur, religiusitas dan budaya bangsa Indonesia.
4. Berpegang teguh pada agama yang diakui semenjak kemerdekaan bangsa dan negara ini secara konsisten tanpa melanggar atau menentang ajaran baiknya.
5. Senang berbagi, suka menolong, tenggang rasa, menjaga tradisi yang baik, memberantas segala bentuk kemunkaran dan senantiasa berpihak pada kebaikan (kemaslahatan).
6. Jujur, terampil, cerdas, berbudaya sehat dan tidak korupsi.