Mohon tunggu...
Anton 99
Anton 99 Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer at the University of Garut

Express yourself, practice writing at will and be creative for the benefit of anyone

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Ujian Akhir Semester, Tidak Bergairah Tanpa Kisi-kisi dari Dosennya

6 Juni 2021   16:31 Diperbarui: 4 Juli 2021   14:32 1210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gambar : pengawasan ujian daring online (Dokpri).

Menimba ilmu di sekolah merupakan kewajiban bagi setiap manusia, sebab setiap manusia yang hidup sangat membutuhkan ilmu pengetahuan sebagai bekal hidupnya, apalagi bagi orang yang memang memiliki cita-cita yang tinggi.

Salah satunya cara menimba ilmu yaitu melalui sekolah dari mulai masuk mengikuti Sekolah Dasar (SD), SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi maupun yang sederajat, semuanya dapat ditempuh secara berjenjang.

Setiap insan manusia dituntut untuk mampu mempertahankan keberlangsungan hidupnya, tidak cukup hanya makan dan minum saja akan tetapi disamping tercukupinya kebutuhan sehari-hari juga harus di topang dengan kebutuhan hidup lainnya.

Seperti ilmu pengetahuan, pendidikan formal yang cukup, jaminan kesehatan, kesejahteraan, penghasilan yang memadai, karir, punya usaha dan masih banyak lagi kebutuhan manusia yang memang sangat urgent untuk dimiliki selama hidupnya.

Baiklah agar tidak terlalu jauh ke mana-mana ulasannya kita kerucutkan saja, yaitu tentang budaya baku kenaikan kelas disekolah dari SD sampai Perguruan Tinggi dalam sistem pendidikan nasional yang sampai saat ini masih berlaku di setiap sekolah jenjang pendidikan apapun.

Lebih khusus lagi pada kesempatan ini kita akan ulas tentang kegiatan ujian akhir semester sekolah (campus) yang saat ini sedang berlangsung di berbagai perguruan tinggi di Indonesia.

Ketika proses perkuliahan sudah selesai dilaksanakan biasanya jika di perguruan tinggi dengan jenjang pendidikan strata 1, umumnya pertemuan kuliah antara mahasiswa dengan dosen dilaksanakan sebanyak 14 pertemuan dan dua kali ujian yaitu ujian tengah semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS), ini kebiasaan di Universitas Garut.

Ilustrasi ujian online (sumber: www.smaahmadyani.sch.id)
Ilustrasi ujian online (sumber: www.smaahmadyani.sch.id)
Nah, ketika ujian itu akan dilaksanakan persiapan pun dilakukan oleh campus dari mulai rapat pra ujian, pembuatan jadwal, penyebaran surat dan pemberitahuan, permohonan soal kepada setiap dosen dan lain-lainya.

Kegiatan seperti ini meskipun rutin setiap semester dilaksanakan bukan berarti tanpa masalah, kadang muncul berbagai masalah yang mesti dihadapi dan terselesaikan oleh semua yang berkaitan.

Salah satu masalah yang sering kali muncul pada setiap akan dilaksanakannya ujian yaitu tidak adanya kisi-kisi dari dosen mata kuliah yang semestinya disampaikan sebelum ujian, sepertinya mahasiswa tidak bergairah, jika mau ujian akhir semester tidak mengantongi kisi-kisi dari dosennya.

Padahal, jika kisi-kisi tidak diberikan biasanya dosen menganggap para mahasiswa yang dibinanya itu dianggap telah menguasai materi dengan baik selain itu memberikan kisi-kisi oleh sebagian dosen dipahami sebagai "budaya pembodohan".

Karena dosen yang membuat soal untuk menguji hasil perkuliahannya seolah harus sedikit membocorkannya. Mereka sebenarnya akan mampu menyelesaikan setiap soal yang di ujikan itu karena jawabannya ada pada materi yang telah disampaikan, terkecuali yang tidak ikut perkuliahan dan tidak menghapalnya.

Akan tetapi, yang rajin belajarpun tidak sedikit yang berharaf kisi-kisi ujian dapat disampaikan oleh dosennya.

Hal tersebut dengan harapan untuk mengurangi rasa cemas agar pengisian soal dapat dilakukan sebaik mungkin, karena dengan pemberian jawaban yang benar dan tepat dari soal yang ditanyakan dapat menghasilkan nilai yang terbaik.

Ilustrasi Gambar : pengawasan ujian daring online (Dokpri).
Ilustrasi Gambar : pengawasan ujian daring online (Dokpri).
Kamipun selaku dosen yang pada semester ini mengampu mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, yang di ikuti mahasiswa sekitar 600 orang lebih karena memang mengajar di banyak kelas dan lintas program studi dilingkungan Universitas Garut.

Mendapat begitu banyak permintaan kisi-kisi untuk jawaban dari soal yang akan di ujikan, sebagai bocoran yang nantinya dapat menjadi bahan dalam menghadapi soal ujian yang sangat mencemaskan itu.

Ya, cemas kata mereka! karena takut nilainya kecil dan takut tidak lulus mata kuliah itu, karena jika tidak lulus harus mengulangi lagi pada tahun depan atau harus mengikuti kuliah semester pendek dengan biaya tambahanya, sedangkan mereka semua ingin segera selesai kuliah dan meraih gelar kesarjanaannya.

Akhirnya kamipun selaku dosen yang mengampu mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan memberikan kisi-kisi yang para mahasiswa minta, dengan pertimbangan tidak menyalahi aturan akademik yang berlaku dan tetap memperhatikan kualitas dengan standar pendidikan nasional.

Adapun kisi-kisi yang disampaikan hanyalah bersifat gambaran secara umum, intisari materi pokok yang pernah dibahas selama perkuliahan, yaitu:

  1. Demokrasi Indonesia 
  2. Identitas Nasional 
  3. Nasionalisme 
  4. Integrasi Nasional 
  5. Toleransi
  6. Konstitusi 
  7. Hak Azasi Manusia (HAM) 
  8. Pluralisme 
  9. Otonomi Daerah 
  10. Masyarakat Madani
  11. Ketahanan nasional, asas dan fungsinya
  12. Menjelaskan isi kandungan salah satu Ayat Al-Qur'an yang menguatkan pentingnya materi pendidikan kewarganegaraan bagi bangsa Indonesia terutama umat Islam.

Selanjutnya kamipun menegaskan agar materi-materi diatas dibuka kembali, di baca kembali dan hal-hal pentingnya agar di hapalkan, sebab dari memahami dan menghapal materi itu maka para mahasiswa akan bisa menjawab soal ujian secara benar dan selesai tepat waktu.

Waktu yang diberikan untuk menjawab soal berdurasi selama satu jam tiga puluh menit berikut mendownload soal, menuliskannya kembali dan menjawab secara manual tulisan tangan pada kertas bergaris, HVS, F4, folio atau lainnya.

Jika sudah selesai menjawabnya, dilanjutkan memfoto atau scan seluruh jawaban yang dibuat lalu filenya di unggah ke LMS dengan memakai akun masing-masing, maka jawaban akan tersimpan dengan baik.

Setelah selesai ujian dosen akan mendownload semua file dari server sistem informasi akademik (simak) yang dipakai Universitas Garut.

Berhubung ujian dilaksanakan secara daring (dalam jaringan) online, maka seluruh mahasiswa wajib memiliki kuota internet, berada pada posisi dengan jaringan internet yang bagus dan mempersiapkan segala perlengkapan ujian dengan baik.

Selama ujian berlangsung dengan durasi 90 menit, setiap mahasiswa diwajibkan masuk zoom atau Google meet yang telah disediakan oleh dosen. 

Hal ini agar proses ujian terpantau secara jelas oleh pengawas, sehingga jawaban yang disampaikan betul-betul hasil isian sendiri, tidak copy paste maupun manipulasi jawaban lainnya. 

Tiada lain untuk menjaga kualitas penilaian dari dosen agar tidak salah dalam memberikan penilaian, proses ujian terpantau, dan terjaganya kualitas ujian akhir semester meskipun dilaksanakan secara jarak jauh.

Sebab pelaksanaan ujian meskipun daring tetap harus mengedepankan nilai profesionalisme, kualitas yang tinggi, mematuhi aturan akademik perguruan tinggi dan tidak menyalahi aturan pemerintah pusat atau daerah maupun kebijakan negara yang berlaku di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun