Akan tetapi sebaiknya lupakanlah hal itu, lupakan segala yang pernah di alami, mulailah dengan paradigma baru. Maka dari situ anda akan memulai mengenal bagaimana memenangi setiap dialog tanpa harus kehilangan teman ataupun sampai melukai perasaannya.
Yakinlah "akal tidak akan selalu membuka telinganya kecuali setelah hati selesai mendengarnya". Bicarakan perasaan terlebih dahulu, maka anda akan mendapatkan telinga-telinga teman berbicara mendengar apa yang anda sampaikan itu.
Janganlah tergesa-gesa melontarkan pendapat atau memotong pembicaraan orang lain, biarkan dahulu orang lain dapat memulai melontarkan gagasan-gagasannya.Â
Biarkan pula agar ia terus berbicara meskipun kata-katanya itu benar-benar tidak tepat bahkan sebenarnya kita dapat mendorongnya untuk mengulang-ulang ucapannya yang salah itu.
Setelah dirinya kebingungan karena telah mempertahankan perkataan yang salah, barulah kita berbicara tentang kebenaran ideu-ideu yang kita sampaikan.Â
Dengan begitu kita tidak bersusah payah memenangi dialog dan pembicaraan itu. Namun kita harus ingat bahwa dirinya tidak akan menerima pendapat anda secara mutlak walau bagaimanapun bagusnya logika kita dan benarnya argument yang telah kita sampaikan.
Untuk sampai pada hakikat dari suatu pendapat dan pandangan, serta menemukan titik lemahnya agar bisa membantu meluruskannya, maka harus meyakini satu hal  yaitu ketika melihat titik lemah itu maka dirinya akan semakin menerima pikiran-pikiran anda.Â
Apalagi jika tidak menentangnya atau menetapkan bahwa pendapatnya itu salah besar, oleh karena itu jika anda ingin menang dalam setiap berdialog tanpa harus kehilangan teman, maka biarkanlah orang lain memulai pembicaraannya terlebih dahulu dan kita dengarkan apa yang disampaikannya.
Sebaiknya berhati-hatilah agar tidak ikut campur atau melakukan intervensi suatu pembicaraan, jangan pula memotong pembicaraan orang yang sedang berbicara meskipun dirinya keluar dari jalur pembicaraan.Â
Tidak ada gunanya sama sekali ikut campur dalam satu pembicaraan selama pihak lain tidak siap untuk menerima intervensi. Namun, jangan pula tergesa-gesa untuk keluar dan menghindari pembicaraannya.