Sosok pemimpin yang baik akan senantiasa bercermin pada diri sendiri, hal ini dilakukan dalam upaya untuk membangun suatu karakter kepemimpinan yang baik, mumpuni, dapat mengikuti perkembangan zaman dan dikagumi oleh bawahannya.
Jika kita ingin menjadi seorang pemimpin yang baik, bayangkanlah selalu bahwa diri anda dikelilingi oleh cermin-cermin dari berbagai bentuk dan jenisnya. Sebagian dari cermin itu selalu ada yang bias sehingga tidak memantulkan bayangan seperti seharusnya, tapi yang akurat juga tidak kurang banyaknya sehingga kesempatan anda untuk mengetahui diri sendiri yang sebenarnya akan selalu terbuka lebar. Perumpamaan ini sebagai analogi dari kenyataan yang dihadapi oleh seorang pemimpin masa kini.Â
Sekonsisten apapun seorang pemimpin, pandangan orang terhadapnya tetap akan berbeda-beda dan bermacam-macam, sedapat mungkin harus mampu meluruskan pandangan-pandangan yang "miring" itu. Akan tetapi tidak perlu terlalu khawatir dan bersikap defensif terhadap adanya pandangan-pandangan yang "keliru" yang mungkin tidak sempat dikoreksinya itu.
Ada lima macam sosok atau figur yang melekat pada diri seseorang pemimpin, kelima sosok itu menjelma lewat pertanyaan-pertanyaan dibawah ini :
Siapa dirinya?Â
Siapa ia menurut pendapatnya sendiri?
Siapa menurut para bawahannya?
Siapa menurut rekan rekannya?
dan Siapa ia menurut atasannya?
Jawaban dari kelima pertanyaan itu acapkali konsisten saling berkaitan erat, namun tidak jarang satu sama lain saling bertentangan. Misalkan: anda merasa bahwa diri anda itu tampan, sexy, menarik, dan kharismatik; sementara itu para bawahan anda merasa bahwa anda itu diktator, konyol, dan menyebalkan; sedangkan atasan berpendapat bahwa anda adalah figur yang terlalu banyak lagak, tapi tidak terlalu pintar!Â
perbedaan pendapat itu memang wajar saja terjadi dan selalu ada disekitar kita. Biasanya seseorang menilai karakter orang lain berdasarkan pengamatan yang sekilas, jika kedapatan saat mabuk maka orang akan mengira sebagai pemabuk, jika saat rapat seringkali nampak jemu dan terlihat mengantuk maka akan dianggap pemalas, jika pernah memecat maka akan dianggap pemimpin yang tega melakukan pemecatan.