Mohon tunggu...
Anton 99
Anton 99 Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer at the University of Garut

Express yourself, practice writing at will and be creative for the benefit of anyone

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Yakin Divaksin, Berbaik Sangkalah!

17 Januari 2021   23:50 Diperbarui: 8 Agustus 2021   21:23 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pontianak.tribunnews.com

Maka disinilah keraguan timbul akibat dari produk yang telah dibuatnya yang di khawatirkan mengandung zat-zat berbahaya dan haram! karena dengan realitas pahamnya yang tidak mengenal ajaran agama, secara otomatis proses pembuatannya hanya akan terfokus pada kinerja sesuai target, keuntungan dan nilai bisnis. 

"Beda paham ya jelas beda hasil", barang sudah jadi, sudah di beli, sudah di distribusikan ke daerah-daerah dan sudah mulai di suntikan, baru di uji "halalan toyiban" nya. 

Ini jelas lucu sekali, seharusnya semenjak persiapan bahan sampai selesainya pembuatan vaksin dari awal sampai akhir sudah diawasi oleh pengawas-pengawas profesional dari semua elemen pemerintah, perwakilan agama dan perwakilan masyarakat.

Agar label "halal dan baik" dapat benar-benar menjamin keberadaan vaksin itu, bukanlah sebatas menyematkan label hanya untuk mengikuti regulasi pemerintah saja. 

Yakin Divaksin, kita harus berbaik sangka terhadap regulasi pemerintah yang sedang dijalankan bahwa yang dilakukannya merupakan satu-satunya solusi yang tepat dan langkah terbaik untuk menciptakan suasana masyarakat yang kebal penyakit, tidak tertular, sehat dan terbebas dari mewabahnya Covid 19. 

Setelah Yakin Divaksin, akhirnya hanya bisa pasrah, menerima dan berbaik sangka!, menyerahkan segala sesuatunya kepada Tuhan Yang Maha Esa, inilah jurus terakhir yang bisa digunakan.

Kita berharap pemerintah memberikan jaminan terhebatnya akan nilai kebersihan, kesucian dan kebermanfaatannya dari vaksin Covid 19 yang telah diwajibkannya.

Meskipun "gratis" tetap saja harus mengutamakan nilai kemaslahatan yang hakiki bagi semua orang yang menerima vaksinasi, hargailah terkait dengan hak azasi selaku manusia yang ingin hidup meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun