Mohon tunggu...
Anton 99
Anton 99 Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer at the University of Garut

Express yourself, practice writing at will and be creative for the benefit of anyone

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sunan Pancer, Bukti Sejarah Kebesaran Limbangan

12 Desember 2020   00:04 Diperbarui: 6 Agustus 2021   08:12 4047
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1 : Gapura situs (dokpri)

Sebuah tempat yang unik, menarik dan bersejarah, berada di puncak bukit yang berhiaskan pepohonan rindang terlihat begitu indah mempesona, jika dirasakan suasana terasa begitu sejuk dan damai. 

Suasana mistik menyelimuti tempat wisata jiarah ini, terhampar situs-situs kuno yang menunjukan bahwa di tempat ini tersimpan rahasia masa Lulu yang mungkin saja belum terkuak sampai sekarang.

Keberadaannya sungguh menarik dan mempesona dengan ciri khas yang unik terpancar dari tempat ini, itulah keistimewaan tempat wisata jiarah Sunan Pancer yang berada di wilayah Bl. Limbangan kabupaten Garut.

Sunan Pancer merupakan situs budaya yang menyimpan cerita sejarah dan kearifan lokal, tempat ini telah menjadi bukti yang nyata adanya sejarah kerajaan masa lalu yang sempat eksis berada di wilayah ini.

Gambar 2 : Tangga menuju ke tempat jiarah (Dokpri)
Gambar 2 : Tangga menuju ke tempat jiarah (Dokpri)
Menurut sejarahnya, dahulu kala ditempat ini berdiri sebuah kerajaan yang sangat megah dengan raja yang sangat gagah perkasa, kuat dan sakti berilmu tinggi yang tidak pernah terkalahkan pada masa itu.

Akan tetapi kehebatan sang raja ini tidak pernah membuat lupa terhadap adanya sang pencipta, beliau sangat taat, tunduk dan patuh terhadap ajaran Islam, baginya tidak ada yang ditakuti kecuali Allah SWT.

Beliau juga seorang raja yang tidak pernah tunduk terhadap siapapun dan jenis makhluk apapun, akan tetapi sangat menghormati sekali orang-orang yang bertaqwa terutama para ahli agama Islam, ulama dan para aulia-Nya.

Sang raja bernama Prabu Wijaya Kusumah yang pada saat itu memimpin kerajaan di wilayah Balubur Limbangan yang tergabung dengan Kesultanan Cirebon dibawah naungan kepemimpinan Syekh Syarif Hidayatullah yang populer dengan sebutan Sunan Gunung Djati.

Dengan di dasari keyakinan, keta'atan dan kesamaan agama yang dianut serta tujuan yang sama, maka dengan bersama Sunan Gunung Djati melakukan syi'ar penyebaran Islam sekaligus memimpin pemerintahan kerajaannya dengan baik. 

Masa kejayaan kerajaan dibawah kepemimpinan Prabu Wijaya Kusumah bersamaan waktunya dengan kerajaan Cirebon yang saat itu dipimpin oleh Sunan Gunung Djati alias Syekh Syarif Hidayatullah yang merupakan salah satu Walisongo di tanah jawa.

Gambar 3 : Makam keramat Sunan Pancer (dokpri)
Gambar 3 : Makam keramat Sunan Pancer (dokpri)
Kehebatan, kesaktian serta kemuliaan Prabu Wijaya Kusumah dan keturunannya menjadi kebanggaan masyarakat diwilayah ini tercatat dalam sejarah kuno Limbangan, lokasi tempat ini sangat dikeramatkan warga sekitar maupun para ulama, tokoh agama dan ahli spiritual. 

Sehingga sampai sekarang situs dan makam Prabu Wijaya Kusumah dan keluarganya terpelihara dengan baik, situs bersejarah ini ditata dengan rapih, bersih dan megah dijadikan tempat wisata jiarah yang dapat dikunjungi oleh siapapun dibawah pengawasan masyarakat sekitar, ormas dan dinas pariwisata kabupaten Garut.

Ditempat ini tersedia pula halaman luas untuk parkir kendaraan baik mobil maupun motor, disediakan pula tempat istirahat, lesehan, mesjid, saung paniisan, warung jajanan, toilet dan pos jaga penerima tamu. 

Sehingga dengan ketersediaan fasilitas yang ada para pengunjung merasa betah dan nyaman saat datang ketempat ini, maka tidak heran jika banyak yang merasa senang, damai dan bahagia berwisata jiarah ketempat ini baik yang datang dari sekitar kabupaten Garut maupun dari luar kota atau provinsi lain.

Tidak sedikit orang yang sudah berjiarah ketempat ini, mereka sengaja mengulanginya lagi berkali-kali karena mereka merasakan kenyamanan, kesejukan dan ketenangan lahir maupun bathin ketika melakukan jiarah sambil menikmati kedamaian, merasakan suasana alam pegunungan yang memiliki nilai mistis dan spiritual yang sangat tinggi disekitar tempat wisata jiarah Sunan Pancer peristirahatan terakhir Prabu Wijaya Kusumah dan keluarganya. Wallahu a'lam bissawab...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun