Suatu kebiasaan yang telah mengakar di sebagian masyarakat muslim nusantara yang masih kuat dan kukuh dalam menjaga tradisi, adat dan budaya yang baik salah satunya adalah prosesi tahlilan.Â
Upacara keagamaan ini sampai sekarang masih dilakukan oleh berbagai kalangan masyarakat mulai dari keluarga pejabat, keluarga pengusaha, keluarga keraton, keluarga orang kecil, keluarga orang besar, masyarakat biasa, keluarga yang kaya maupun miskin, semuanya melakukan berdasarkan rasa ikhlas dan keyakinan untuk menunjukan rasa kasih sayangnya terhadap anggota keluarga yang telah meninggal dunia lebih dahulu.
Prosesi ini menjadi budaya dan tradisi yang melekat pada masyarakat muslim, mereka menilai tahlilan ini sebagai sesuatu yang mesti dilakukan dalam upaya menghantarkan anggota keluarganya yang telah wafat melalui do'a-do'a yang dilaksanakan oleh keluarganya, tetangga dan handai taulan kepada yang telah wafat agar meninggal dunianya menemui ketenangan dan diterima di hadapan Allah SWT, tahlilan ini bisa dikatakan juga sebagai bentuk kasih sayang terakhir dari keluarganya.
Adapun tahlilan ini merupakan pertemuan yang dilakukan pada suatu tempat yang bersih dan suci dari nazis setelah jenazah dimakamkan, dengan tujuan utamanya yaitu :
1. Menghibur keluarga almarhum atau almarhumah
2. Mengurangi beban keluarga yang ditinggal wafat
3. Mengajak keluarga agar selalu bershabar
4. Menyembungkan dan mempererat tali silaturahmi yang pernah dan telah tersambungkan oleh almarhum atau almarhumah
5. Pihak keluarga yang ditinggal wafat, memintakan maaf atas kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan oleh anggota keluarga yang telah wafat itu secara langsung saat berkumpul kepada tetangga, kerabat, dan handai taulan
6. Mengawali penyelesaian hak-hak dan kewajiban-kewajiban almarhum atau almarhumah terhadap orang-orang yang masih hidup
7. Melakukan amal shaleh dan mengajak beramal shaleh, mengukuhkan keimanan, membaca surat-surat dan ayat Al-Qur'an, berdzikir serta bersedekah
8. Berdo'a untuk almarhum atau almarhumah dan jema'ah tahlilan supaya diampuni segala dosa tanpa kecuali, dihindarkan dari siksa kubur, dihindarkan dari siksa neraka, dihindarkan dari kengerian pada hari kiamat nanti dan diberikan tempat terbaik di syurganya Allah SWT
9. Mengingat dan mengingatkan kematian yang pasti akan mengakhiri kehidupan setiap makhluk-Nya
10. Mengajak untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi kematian yang pasti akan menjemput setiap manusia
Pada kesempatan tahlilan itu jema'ah memberikan hadiah berupa ibadah atas nama almarhum atau almarhumah dengan tujuan utama agar pahala ibadah di bukukan pada catatan amal baik bagi orang yang telah wafat itu.Â
Sedangkan tujuan lainnya untuk mendapatkan ridho Allah SWT baik bagi almarhum atau almarhumah, keluarga yang ditinggalkannya, tetangga, kerabat, handai taulan, maupun masyarakat pada umumnya.
Orang yang masih hidup mempunyai beberapa kewajiban bagi almarhum atau almarhumah, antara lain :
1. Tidak mencaci maki dan menyebut keburukan-keburukan yang telah dilakukannya, akan tetapi sebaliknya harus menyebutkan kebaikan-kebaikan selama hidupnya.
2. Membayarkan utang piutang
3. Memenuhi nadzar, jika pernah mengucapkan nadzar
4. Menunaikan wasiatnya, jika memang telah berwasiat sebelum meninggalnya.
5. Membagikan warisan dengan adil sesuai ajaran syari'at islam, jika yang wafat itu meninggalkan harta kekayaan untuk keluarganya
Amalan untuk almarhum atau almarhumah  berarti seseorang beramal atas nama yang telah wafat itu, agar pahala ibadah tersebut dicatat sebagai amal baik untuknya. Menurut Imam Ahmad bin Hambal, telah menjadi kesimpulan para ulama bahwa apapun jenis kebaikan yang di niatkan untuk di hadiahkan kepada orang yang telah meninggal, maka pahalanya akan sampai.
Amalan-amalan untuk orang yang telah wafat (meninggal dunia), diantaranya :
1. Mendo'akan dan memohonkan ampunan
2. Melalui sedekah yang diniatkan
3. Berpuasa
4. Haji
5. Shalat
6. Membaca Al-Qur'an.
Dibawah ini contoh untaian bacaan tahlil yang sering dipakai di masyarakat, diambil dari kitab kitab "Al-Majmu'us Syariful Kamil". Sebenarnya runtunan dari untaian (susunan) pembacaan tahlil ini tidak semua ulama atau pemuka agama sama, ada yang lebih panjang dan ada pula yang justru lebih singkat dan pendek, bahkan pada sebagian komunitas masyarakat banyak yang menambahkannya dengan pembacaan "Deba" atau "Manaqiban" maupun lainnya tergantung dari orang yang memimpin dan kesepakatannya dengan keluarga yang wafat.
Setelah 7 hari selesai maka dilanjutkan setelah 40 hari, 100 hari dan 1000 hari. Setelah peringatan dan mendo'akan pada hari ke 1000 terhitung sejak meninggal (wafat) maka pada umumnya dianggap cukup dan selesai.Â
Akan tetapi tidak sedikit keluarga yang mengambil inisiatif setelah selesai tahlil yang ke 1000 hari, mereka melaksanakan pula tahlil ini pada setiap tahun bertepatan dengan hari meninggalnya untuk mengenang dan mendo'akan anggota keluarganya yang telah wafat itu.
Inilah kehebatan kaum muslimin kita yang hidup di Indonesia, mereka dengan ajaran Islamnya sangat memuliakan manusia. Dari semenjak mencari jodoh, pernikahan, mengandung (hamil), melahirkan, mengurus anak, tata krama kehidupan, bagaimana cara hidup yang benar sampai meninggalnya diperhias dengan berbagai ritual, mengenang serta mendo'akannya agar dapat diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa.
Jika kita melihat beragam ritual islami yang ada dimasyarakat, sungguh betapa indahnya menjadi umat Islam yang hidup di negara tercinta ini yang semenjak dilahirkan sampai kematiannya dihiasi dengan beragam pemeliharaan yang baik dari akulturasi budaya asli dengan ajaran syari'at Islam yang berkembang dan masih dipelihara sampai sekarang demi kebaikan dan kesempurnaan hidup manusia di dunia maupun akhiratnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H