Mohon tunggu...
Anton Suryantoro
Anton Suryantoro Mohon Tunggu... Ilmuwan - Bibliolarti

Saya mencoba menggunakan waktu senggang untuk belajar menuangkan pengetahuan dan pengalaman yang didapat dalam bentuk tulisan ini.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah 4 Hewan Tua Mengusir Perampok

11 Juli 2022   00:51 Diperbarui: 11 Juli 2022   01:17 575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Die Bremer Stadtmusikanten adalah kisah terkenal yang bercerita tentang empat binatang tua yang berhasil mengusir perampok bersama - sama. Empat binatang tersebut menjadi tua dan dianggap tidak lagi berguna. Ini adalah cerita rakyat yang kemudian ditulis oleh Brothers Grimm atau Grimm  Bersaudara. Cerita ini dimulai ketika ada seorang pria memiliki seekor keledai untuk memudahkan pekerjaannya di penggilingan. Keledai itu tanpa lelah telah membawa karung-karung ke penggilingan selama bertahun-tahun. Namun keledai tersebut semakin tua dan lemah, sehingga tidak bisa bekerja sekuat seperti sebelumnya. Keledai itu pun kemudian menyadari bahwa tuannya merencanakan sesuatu yang jahat, sehingga keledai itu segera melarikan diri. Keledai itu berencana untuk menjadi musisi dan pergi ke kota Bremen, Jerman

Di tengah perjalanan, keledai itu bertemu dengan anjing yang sedang terengah-engah. "Kenapa kamu bernafas begitu berat dan terengah - engah?" tanya keledai. Anjing itu menjawab, "Aku sudah tua dan semakin lemah setiap hari. Aku tidak bisa lagi berburu dan tuanku ingin membunuhku, jadi aku melarikan diri". Keledai itu pun kemudian berkata, "Ikutlah denganku, aku akan pergi ke Bremen untuk menjadi musisi di sana. Aku akan memainkan kecapi, dan kamu akan memainkan drum". Akhirnya anjing itu pun menyetujui dan ikut pergi bersama dengan keledai.

Dalam perjalanan ke Bremen, keledai dan anjing itu melihat seekor kucing tua yang sedang duduk di pinggir jalan dan memasang wajah marah. "Apa yang terjadi?" tanya keledai. "Usia menjadi masalahku", kata kucing itu. "Gigiku sudah tumpul dan tidak bisa mengejar tikus lagi serta istriku ingin mengusirku. Aku ingin pergi, tapi bingung harus pergi kemana?", kata kucing itu melanjutkan penjelasannya. "Ikutlah dengan kami ke Bremen dan jadilah musisi kota dengan kami bersama - sama", kata keledai. Kucing itu berpikir bahwa itu hal yang baik dan akhirnya ikut pergi bersama keledai dan anjing.

Mereka bertiga kemudian melanjutkan perjalanan dan melewati sebuah peternakan serta bertemu dengan seekor ayam jantan yang sedang berteriak. "Kenapa kamu berteriak - teriak, apa yang terjadi?" tanya keledai. Ayam itu pun menjawab, "Ibu rumah tangga itu tidak memiliki belas kasihan, dia memberi tahu juru masak bahwa dia ingin memakanku dalam sup sekaligus disuguhkan untuk para tamu besok. Mereka ingin kepalaku dipenggal malam ini dan aku hanya bisa berteriak sekuat tenaga selagi masih bisa." Keledai pun akhirnya mengajak ayam jantan tersebut, " Kalau begitu sebaiknya kau pergi bersama kami. Kami akan pergi ke Bremen, kamu pasti akan menemukan sesuatu yang lebih baik daripada kematian di sini. Suaramu bagus, jika kita bisa membuat musik bersama, itu pasti akan terdengar indah." Ayam jantan itu pun menerima saran tersebut, dan mereka berempat pergi bersama ke Bremen.

Untuk mencapai kota Bremen, tidak dapat dilakukan dalam sehari karena perjalanannya jauh. Maka ketika sampai di hutan pada malam hari, mereka memutuskan untuk bermalam. Keledai dan anjing berbaring di bawah pohon besar, kucing naik ke dahan dan dan ayam jantan naik ke atas pohon. Sebelum tidur, ayam jantan melihat sekali lagi ke segala arah, kemudian melihat secercah cahaya di kejauhan. Dia memberi tahu teman-temannya bahwa pasti ada rumah di sana karena dia melihat cahaya. "Ada lampu yang menyala, itu pasti gubuk, kita harus ke sana", kata ayam jantan. Keledai pun menjawab, "Kalau begitu ayo bangun dan pergi ke sana, karena menginap di sini buruk". Anjing pun berkata, "jika di sana ada beberapa tulang dan beberapa daging akan sangat membantu". Mereka semua berpikir itu ide yang bagus dan memutuskan untuk langsung berangkat.

Mereka kemudian berjalan ke tempat cahaya itu berada, sampai tiba di sebuah rumah yang terang benderang. Keledai, lalu pergi ke jendela untuk melihat ke dalam. "Apa yang kamu lihat?", tanya ayam. Keledai pun menjawab, "Satu set meja dengan makanan dan minuman yang enak tapi ada perampok duduk di sana sambil menikmatinya". Kemudian hewan-hewan itu berpikir bagaimana mereka bisa mengusir para perampok. Akhirnya mereka menemukan jalan. Keledai berdiri di jendela dengan kaki depannya, lalu anjing melompat di punggung keledai, kemudian kucing naik di atas anjing, dan terakhir ayam lompat dan bertengger di kepala kucing. Ketika posisi itu terjadi, mereka mulai membuat musik masing - masing. Keledai memekik, anjing menggonggong, kucing mengeong dan ayam berkokok.  Kemudian mereka semua bergegas ke dalam gubuk bersama melalui jendela. Para perampok melompat karena mendengar suara yang mengerikan itu. Mereka mengira ada hantu yang masuk lalu melarikan diri ke hutan karena ketakutan.

Keempat hewan itu kemudian duduk di meja dan masing-masing makan sepuasnya. Setelah selesai, mereka memadamkan lampu dan masing-masing menemukan tempat tidur yang disukainya. Keledai berbaring di atas kotoran, anjing di belakang pintu, kucing di atas kompor di dekat abu yang hangat, dan ayam jantan lompat ke atas atap. Mereka semua lelah dari perjalanan panjang dan langsung tertidur. Ketika tengah malam sudah berlalu, para perampok melihat dari jauh bahwa lampu di dalam rumah telah padam dan semuanya tampak sunyi. Pemimpin perampok berbicara, "Kita seharusnya tidak membiarkan diri kita dibodohi". Pemimpin perampok kemudian memutuskan untuk mengirimkan salah satu anak buahnya memeriksa kembali rumah tersebut.

Perampok yang diutus menemukan semuanya sepi dan tenang, lalu dia dengan berani masuk ke dalam rumah. Dia berjalan perlahan ke dapur dan menyalakan lilin dengan korek api. Tapi, dia melihat mata kucing yang berapi-api dan mengira itu adalah bara api. Kucing itu langsung melompat ke wajahnya dan mencakarnya dengan sekuat tenaga. Perampok itu sangat ketakutan dan ingin melarikan diri dari pintu belakang. Tetapi anjing yang ada di sana langsung melompat dan menggigit kakinya. Saat perampok itu berlari melewati tumpukan kotoran di halaman, keledai menendang keras dengan kaki belakangnya. Ayam jantan yang terbangun dari tidurnya, mulai berteriak sekuat tenaga.

Kemudian perampok itu berlari kembali ke pemimpinnya secepat mungkin dan berkata, "Di rumah itu ada seorang penyihir mengerikan yang mencakar wajahku dengan jari-jarinya yang panjang. Seorang pria berdiri di depan pintu dengan pisau yang menikam kakiku. Tapi di halaman ada monster hitam yang memukulku dengan tongkat kayu. Di atas atap, ada seorang hakim yang duduk dan berteriak, "Bawakan aku bajingan itu!"" Sejak saat itu, para perampok tidak berani memasuki rumah itu lagi. Keempat hewat tersebut sangat menyukai kehidupan di sana dan tidak pernah ingin meninggalkan tempat itu.

Pada tahun 1953 dibuatlah patung perunggu empat hewan ini setinggi dua meter oleh Gerhard Marcks di sisi kiri Balai Kota Bremen, Jerman. Banyak orang percaya bahwa jika memegang kaki depan keledai, maka keinginannya akan terkabul. Patung keledai, anjing, kucing, dan ayam jantan itu akan menjadi daya tarik tersendiri jika kita berjalan - jalan di Bremen. "Kecil tapi perkasa", mungkin istilah itu lebih cocok untuk mereka karena dengan nyanyian nyaring mereka, bisa menakuti dan mengusir para perampok.  Patung perunggu karya Gerhard Marcks tersebut sangat populer di kalangan penduduk dan pengunjung serta menjadi landmark paling terkenal di jantung kota Bremen.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun