dikutib,disalin dari berbagai sumber
Proses pencatatan naskah novel ini cukup memakan waktu 2,5 bulan saja. Habibie menceritakan sejarah hidupnya bersama Ainun dari sejak pertemuannya pertama kali di Ranggamalela, Bandung, hingga wafatnya.Buku Habibie & Ainun pun jadi “obat” kepada sepasang suami istri yang sudah diujung perceraian, namun setelah membaca buku ini pasangan muda ini mengurungkan niatnya untuk bercerai. Mereka terinspirasi Buku Habibie & Ainun yang menggambarkan tentang kekuatan Cinta yang suci, murni, abadi dan tak terpisahkan.Pak Habibie menikah dengan Ibu Ainun pada tanggal 12 Mei 1962. Ibu Ainun meninggal tepat sepuluh hari setelah mereka merayakan ulang tahun perkawinan ke 48. Buku setebal 335 halaman ini. Habibie mengatakan pembuatan buku ini didasarkan pada kecintaannya terhadap Ainun. Kesedihannya yang mendalam atas kepergian Ainun sempat membuat psikisnya terganggu, maka ide membuat buku ini kemudian muncul untuk mencurahkan perasaannya.
Sebelum buku Habibie & Ainun, pada tahun 2006 Pak BJ Habibie sudah meluncurkan sebuah buku fenomenal yakni ‘Detik-Detik yang Menentukan: Jalan Panjang Indonesia Menuju Demokrasi’ – buku berisi kisah perjalanan politik Habibie.
Begitu inspiratifnya dan melihat animo masyarakat yang besar, membuat keponakan dari Habibie, promotor . Tak hanya itu, novel 'Habibie & Ainun' rencanannya juga akan dirilis dengan bahasa Jepang.
kisah tentang apa yang terjadi bila kau menemukan belahan jiwa dan hatimu. Kisah tentang cinta pertama dan cinta terakhir. Kisah tentang Presiden ketiga Indonesia dan ibu negara. Kisah tentang Habibie dan Ainun. Rudy Habibie seorang jenius ahli pesawat terbang yang punya mimpi besar: berbakti kepada bangsa Indonesia dengan membuat truk terbang untuk menyatukan Indonesia. SedangkSejak BJ. Habibie dan Ainun memiliki penjelasan sama yang sangat ilmiah tentang mengapa langit berwarna biru, guru di sekolah mereka sudah meramalkan, keduanya berjodoh. Habibie awalnya mengingkari, karena dianggapnya Ainun jelek, gemuk, dan berkulit coklat seperti gula jawa.
Namun saat 13 tahun kemudian keduanya kembali bertemu sebagai manusia dewasa, tak dapat dipungkiri mereka langsung jatuh cinta pada pandangan pertama.
“Cantik sekali, gula Jawa sudah berubah jadi gula pasir,” komentar Habibie waktu itu.
Mengejar mimpinya membuat pesawat di Jerman untuk Indonesia, setelah menikah pada 12 Mei 1962 Habibie lantas memboyong Ainun melintasi benua menuju Eropa. Di sanalah mereka membangun sedikit demi sedikit mimpinya.
Hidup sangat sederhana, namun keduanya tetap bertahan atas nama cinta. Demi menyambung hidup, Habibie rela bekerja rangkap hingga malam, dan tak jarang harus berjalan kaki sejauh 15 kilometer sampai alas sepatunya berlubang. Namun sesampainya di rumah, semua penderitaannya hilang karena ada Ainun yang setia menyambut.
Cinta membuat pasangan itu saling menguatkan. Habibie menguatkan Ainun saat istrinya bimbang dan rindu suasana rumah, sebaliknya Ainun menguatkan Habibie saat suaminya mulai kendor berjuang menggapai mimpi. Tahun demi tahun yang susah itu akhirnya terlewati, perjuangan menggapai meraih mimpi dan kesuksesan di negeri orang, tercapai sudah. Setelah itu, fase demi fase kehidupan seakan berjalan begitu cepat.
Indonesia akhirnya memanggil dan memberi ruang bagi Habibie untuk pulang, berkarya untuk negerinya. Membuat ‘truk terbang’ untuk menghubungkan pulau-pulau di Indonesia dan memajukan perekonomian bangsa. Masih dengan Ainun yang selalu mendampinginya, Habibie mewujudkan janji ‘truk terbang’-nya. Janji yang pernah ia tuturkan pada Ainun di awal perjalanan bahtera rumah tangga mereka.
Dengan sabar, telaten, sekaligus kuat, Ainun mendampingi Habibie sejak dirinya mendirikan IPTN di Bandung, menjadi Menteri Negara Riset dan Teknologi, Wakil Presiden RI, sampai menggantikan almarhum Presiden Soeharto saat kerusuhan Mei 1998. Cobaan demi cobaan, mulai dari oknum yang licik sampai ketiadaan waktu untuk keluarga, mereka hadapi bersama-sama. Sampai akhirnya, maut memisahkan keduanya. Ainun meninggal karena kanker ovarium stadium 4 pada 22 Mei 2010, setelah melewati 48 tahun pernikahan tahun dengan Habibie.
Salah satu kenangan yang tersimpan dari perjalanan Ainun Habibie dan BJ. Habibie adalah sepenggal doa cinta. Berikut adalah penggalan doa tersebut:
“Terima kasih Allah, Engkautelah lahirkan saya untuk Ainun dan Ainun untuk saya. Terima kasih Allah, Engkautelah pertemukan saya dengan Ainun dan Ainun dengan saya. Terima kasih Allah, tanggal 12 Mei 1962, Engkaunikahkan saya dengan Ainun dan Ainun dengan saya. Engkau titipi kami bibit cinta murni, sejati, suci, sempurna dan abadi. Sepanjang masa kami sirami titipan-Mu dengankasih sayang, nilai iman, takwa dan budaya. Kini 48 tahun kemudian, bibit cinta telah menjadi cintayang paling indah, sempurna danabadi. Ainun dan saya bernaung di bawah cinta milik-Mu ini dan dipatri menjadimanunggalsepanjangmasa. Manunggaldalam jiwa, hati, batin, napas dan semua yang menentukan dalam kehidupan. Terima kasih Allah, menjadikan kami manunggal karena cinta abadi yang suci dan sempurna. Pertahankan dan peliharalah kemanunggalan kami sepanjangmasa. Berilah kami kekuatan untuk mengatasi segala permasalahan yang sedang dan masih akan kami hadapi. Ampunilah dosa kami dan lindungilah kami dari segala pencemaran cinta abadi kami.”
Jadi Inspirasi
Kisah cerita ‘true story’ novel ini sendiri patut direkomendasikan menjadi sebuah inspirasi. Meski hanya memuat sekelumit kisah perjalanan rumah tangga Habibie dan Ainun, penonton justru bisa belajar banyak tentang arti cinta dari situ. Saling setia, percaya, dan satu visi mengenai kehidupan, menjadi kuncinya. Bagi perempuan, sangat patut dijadikan contoh.
Ia tak pernah mengeluh meski hidupnya susah, selalu mendampingi suami, bahkan rela meninggalkan profesinya sebagai dokter demi selalu berada di samping Habibie dan menjadi seorang ibu dalam keluarga. Saat Habibie mengalami banyak godaan di masa ia terjun ke politik, Ainun setia melindungi sekaligus mendampinginya.
Meski dirinya mengetahui sakit kanker ovariumnya sejak lama, ia tak pernah mengatakannya pada Habibie. Sang suami baru mengetahuinya dua bulan sebelum ia meninggal. Bahkan saat sakit, saat ia hanya bersandar hidup pada alat-alat, Ainun masih mengkhawatirkan apakah sang suami masih dengan rutin meminum obatnya.
Kesetiaan dan cinta sejati antara Habibie dan Ainun yang romantis sekaligus mengharukan ini, dapat Anda saksikan filmnya di bioskop-bioskop Indonesia. Menonton film ini, mengajarkan kita banyak hal, tak terbatas pada cinta, melainkan juga nasionalisme dan kegigihan mengejar mimpi. (ren/ed.hsn)
------------------------------------------------------------
Hasri Ainun Besari (11 agustus 1937 - 22 Mei 2010)Cantik, pintar, dan berwibawa amatlah layak kita serukan kepada istri dari mantan presiden ke-tiga Indonesia BJ Habibie ini. Hasri Ainun Habibie adalah anak keempat dari delapan bersaudara putra dari H.Mohammad Besari, Arti dari nama Hasri Ainun berarti mata yang indah. Wanita kelahiran Semarang 72 tahun yang lalu ini merupakan sarjana Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan mendapatkan gelar dokternya pada tahun 1961. Beliau juga pernah menjadi salah satu dokter di RS Cipto Mangunkusumo, Jkt. Ia menikah dengan B.J. Habibie yang juga teman bermain semasa kecil, pada tanggal 12 Mei 1962. Dari pernikahan ini, Ainun memiliki dua orang putra, Ilham Habibie dan Thariq Kemal Habibie, serta enam orang cucu.
Photo keluarga BJ Habibie, bersama kedua menantu nya. Pada tanggal 24 Maret 2010, Hasri Ainun Habibie masuk ke rumah sakit Ludwig-Maximilians-Universitat, Klinikum Gro`hadern, München, Jerman dan telah menjalani sembilan kali operasi. Empat dari sembilan operasi tersebut merupakan operasi utama sedangkan sisanya merupakan eksplorasi.****
“Di balik seorang tokoh, selalu tersembunyi peran dua perempuan, yaitu ibu dan istri,”
(B.J. Habibie)
SiapakahHasri Ainun Habibie? Kenapa ia begitu dibanggakan oleh B. J. Habibie? Dari penelesuran saya, ternyata apa yang dilakukan oleh Habibie adalah suatu hal sangat wajar. Bahkan jika laki-laki lain yang mempersuntingnya, maka pasti mereka akan melakukan hal yang sama. Ini bukanlah suatu hal yang berlebihan. Setidaknya terlihat dari bagaimana ia melakoni hidup sepanjang sejarahnya. Sejak kecil hingga meninggal dunia, ia adalah seorang perempuan yang nyaris sempurna.
Saya mendapatkan banyak informasi mengenai kehidupan Ainun Habibie dari internet. Beberapa referensi saya sertakan dalam bagian akhir tulisan ini. Salah satu sumber yang sangat membantu saya adalah buku biografi Habibie yang ditulis oleh Makmur Makka. Selain itu informasi yang tidak kalah penting berasal dari ungkapan-ungkapan pendek dari beberapa tokoh yang saya dapatkan di internet.
Tulisan ini adalah untaian dari penelusuran saya di internet. Saya membagi tulisan ini tidak terlalu periodik karena tidak ada data yang cukup untuk melakukan itu. Meskipun beberapa bagian nampak seperti sebuah periodesasi, namun isi di dalamnya terkadang meloncat dari satu peride ke periode lainnya. Tujuan utama tulisan ini tidak lain untuk mengenal dan mengenang Ibunda Bangsa yang telah berpulang kerahmatullah 22 Mei 2010 yang lalu. Semoga bermanfaat!
Hasri Ainun Habibie atau lebih popular dengan Ainun Habibie memiliki nama asliHasri Ainun Besari. Hasri Ainun adalah nama dari bahasa Arab yang berarti seorang anak yang memiliki mata yang indah. Ainun merupakan anak keempat dari delapan bersaudara dari orang tua bernama H.Mohammad Besari. Ia dilahirkan di Semarang, Jawa Tengah pada tanggal 11 Agustus 1937. Keluarga Ainun adalah keluarga yang mencintai pendidikan. Salah satu orang yang paling penting dalam mendorongnya untuk rajin belajar adalah ibunya. Ibu dari Ainun Habibie merupakan tokoh penting di balik kesuksesan putrinya dalam pendidikan. Pendidikan dan Pekerjaan Ainun menyelesaikan pendidikan dasarnya di Bandung. Namun saya belum menemukan data yang pasti nama sekolahnya. Ia melanjutkan pendidikan di SLTP dan SLTA yang juga di Bkota yang sama. Sekolahnya di LSTP bersebelahan dengan sekolah B.J. Habibie yang kemudian menjadi suaminya. Bahkan saat di LSTA mereka belajar di sekolah yang sama. Hanya saja Habibie menjadi kakak kelasnya. Setelah menamatkan pendidikan SLTA, ia merantau ke Jakarta untuk elanjutkan pendidikan. Ainun mengambil Fakultas Kedokteran di Universitas Indonesia, Jakarta. Ia lulus sebagai dokter pada tahun 1961. Berbekal ijazah kedokteran dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tersebut, Ainun Habibie diterima bekerja di rumah sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Di RSCM Ainun bekerja di bagian perawatan anak-anak. Kesan pertama dengan pekerjaan ini secara tidak langsung menjadikan Ainun sangat perhatian pada kondisi anak-anak sepanjang hayatnya. Saat bekerja di sana ia tinggal di sebuah asrama di belakang RSCM, tepatnya di Jalan Kimia, Jakarta. Ia bekerja di rumah sakit tersebut hanya setahun saja, sampai tahun 1962. Setelah menikah dengan Habibie pada tahun 1962 itu juga, ia harus meninggalkan pekerjaan sebagai dokter anak lalu ikut dengan suaminya pergi ke Jerman untuk menyelesaikan pendidikan. Kisah CInta dan Pernikahan Makmur Makka, penulis Biografi Habibie mendapatkan informasi menarik mengenai kisah cinta Habibie. Ternyata cinta Ainun dan Habibie sudah bersemi sejak mereka remaja. Ainun mengaku kalau ia dan Habibie sudah kenal sejak kecil, bahkan sekolah menenagah mereka berdekatan. Pada tahun 1986, Majalah Femina memuat cerita mengenai kisah ini. Ainun saat itu mengatakan: “Kami kenal sejak kecil, dia teman bermain kelereng kaka saya. Rumah kami berdekatan ketika di Bandung. Di SLTP letak sekolah kami bersebelahan. Di SLTA malah satu sekolah, hanya Rudy (panggilan Habibie) satu kelas lebih tinggi. Dia selalu menjadi siswa paling kecil dan paling muda di kelas, begitu juga saya. Guru dan teman-teman acap kali berkelakar menjodoh-jodohkan kami. Yah, gadis mana yang suka diperolok demikian?” Ainun dan Habibie memang banyak kesamaan sehingga mereka sering dijodoh-jodohkan oleh guru dan teman-temannya. Antara lain mereka sama-sama anak ke empat dari delapan bersaudara; sama-sama dibesarkan dalam keluarga yang berpendidikan. Selain itu mereka juga menjadi anak-anak yang beruntung karena memiliki ibu yang mendorong mereka untuk mengutamakan pendidikan. Kesamaan lain adalah, mereka sama-sama tinggal di Bandung dan sekolah di tempat yang sama. Yang tidak kalah unik adalah, mereka sama-sama hobi berenang. Kisah cinta antara dua anak manusia ini memang sudah terlihat sejak mereka sama-sama sekolah. Rasa cinta tersebut mulai terbesit saat mereka sekolah di SMAK Dago, Kota Bandung. Ainun adalah seorang gadis yang sangat suka berenang. Karena terlalu banyak dan sering berenang, kulitnya menjadi lebih hitam. Pada suatu hari, saat jam istirahat belajar, Habibie lewat di depannya. Saat melihat Ainun Habibie mengatakan: “Hei, kamu sekarang kok hitam dan gemuk?”Ungkapan ini menjadikan Ainun berfikir dan merasakan sebuah getaran aneh di dalam dadanya. “Apakah Habibie perhatian padanya?” Apalagi teman-temannya heran dengan kejadian itu dan mengatakan kalau Habibie memang perhatian padanya. Memang, saat itu Ainun memang menjadi pujaan di sekolahnya dan menjadi incaran banyak siswa laki-laki, termasuk Habibie. Habibie pernah mengomentari tentang Ainun dengan ungkapan: “Wah cakep itu anak, si item gula Jawa”. Namun mereka berpisah cukup lama. Setelah lulus SMA, Habibie melanjutkan pendidikannya ke ITB Bandung, namun tidak sempat selesai. Habibie dikirimkan oleh orang tunya ke luar negeri untuk melanjutkan pendidikan. Adalah ibunya yang sangat semangat menyuruhnya belajar ke negeri “Panzeer” tersebut. Ia berangkat dengan biaya dari orang tunya sendiri, dan tidak mendapat beasiswa pemerintah Indonesia, namun pemerintah memberinya izin belajar ke sana. Lalu ia berangkat ke Jerman Barat, untuk melanjutkan pendidikan di sana. Ia masuk ke Universitas Technische Hochscheule di kota Achen, Jerman. Tahun 1960 terhitung Habibie tidak pulang ke Indonesia selama tujuh tahun. Ini membuatnya sangat home sick, terutama ia sangat ingin mengunjungi pusara Bapaknya. Setelah menanti agak lama, akhirnya Habibie punya kesempatan pulang ke Indonesia. Saat Habibie pulang ke Indonesia,ia berkesempatan menziarahi makam bapaknya di Ujung Pandang. Menjelang lebaran ia pulang ke Bandung dan bertamu ke rumah tetangganya yang lama, keluarga Ainun. Saat itu pula Ainun secara kebetulan sedang mengambil cuti dari tempat kerjanya di RSCM dan pulang ke Bandung. Di sanalah cinta lama bersemi kembali setelah sekian lama mereka tidak bersua. Saat berjumpa dan bertatp mata Habibie mengatakan: “Kok gula Jawa sekarang sudah menjadi gula pasir?”. Pertemuan mereka berlanjut di Jakarta. Habibie mengikuti Ainun yang kembali ke Jakarta untuk masuk kerja di RSCM. Di Jakarta Habibie tinggal di Jl. Mendut, rumah kakaknya yang tertua.
2. Beberapa tulisan di http://www.detiknews.com
3. Kuntum Cinta Habibie Untuk Ainun
4. Beberapa laporan dari Metro TV dan TV One
5. Beberapa tulisan dalam LKBN Antara
8. Dan lainnya hasil browsing di Internet, seperti kompas.com, inilah.com, dan lain-lain
9. Beberapa tulisan kompasianer: Djamaluddin, Nila,
Sumber foto: Satu Dua Tiga Empat Lima Enam Tujuh Delapan Sembilan
Seperti saya tulis di bagian judul, tulisan ini belum selesai sepenuhnya. Beberapa bagian akan saya masukkan kembali belakangan. Informasi dan masukan dari teman-teman kompasianers akan sangat mebantu saya dalam menjadikan tulisan ini lebih baik(kompasiana.com/sehatihsan).
*****
VIVAnews - Semasa mendampingi istrinya, BJ Habibie, tak pernah meninggalkan rumah sakit di Jerman. Ini membuktikan saling ketergantungan antara Habibie dengan Hasri Ainun, istrinya. "Cinta mereka besar sekali," kata adik BJ Habibie, Yusuf Effendi Habibie di rumah duka, Jalan Patra Kuningan XIII, Jakarta, Selasa 25 Mei 2010. "Dua bulan di Jerman, tak pernah sekalipun Pak Habibie meninggalkan rumah sakit." Kesetiaan Habibie, kata Yusuf, juga terlihat dalam perjalanan pulang ke Indonesia. Habibie selalu dekat-dekat peti jenazah Ainun. "Dia tidak mau jauh dari jenazah." Sejak dari Jerman pun, kata dia, Habibie tidak mau bertemu dengan wartawan. Dia terus mendampingi istrinya di rumah sakit. Yusuf lalu menceritakan awal sakit Ainun, yang diketahui saat di Jerman. Ainun mengidap kanker usus besar. Dokter rumah sakit di Jerman kemudian melakukan tindakan operasi untuk mengangkat kanker. "Sekitar 60 persen kanker bisa diangkat. Tapi, 40 persennya masih berkeliaran," jelasnya. Karena kanker ada di usus besar, Ainun terpaksa buang air menggunakan alat bantu. "Dia pun tidak bisa kemoterapi karena kondisinya lemah sekali. Tapi di sisi lain, penyebaran sudah meluas," kata Yusuf. Berikut adalah beberapa photo Ibu Hasri Ainun setelah menghembuskan nafas terakhir di RS Ludwig-Maximilians-Universitat, Klinikum Gro`hadern, München, Jerman.
BJ Habibie setia menemani Ibu hingga nafas terakhirnya..Thariq Kemal Habibie memberikan penghormatan terakhirnya..Ilham Habibie memberikan penghormatan terakhirnya.. Pada tanggal 22 Mei 2010 pukul 17.35 waktu München, Jerman, atau 21:37 waktu Jakarta, Indonesia. Ainun meninggal dunia setelah melewati masa kritis sekitar 1 hari dimana hidupnya ditopang oleh alat. Jenazah Hasri Ainun Habibie diberangkatkan tanggal 24 Mei 2010 dari Jerman dan tiba di Jakarta pada tanggal 25 Mei 2010 kemudian dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata hari itu juga. Berikut adalah beberapa photo pada proses pemakaman Ibu Hasri Ainun :Iring-iringan jenazah Ainun Habibie tiba di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta TimurPasukan militer bersiap melakukan pemakaman jenazah Ainun HabibiePasukan militer membuka peti jenazah Ainun Habibie untuk segera dimakamkanPresiden Susilo Bambang Yudhoyono menabur bunga diatas makam Ainun HabibieMantan Presiden BJ Habibie membawa bunga untuk diletakkan dimakam istrinya Jenazah mantan Ibu Negara Hasri Ainun Habibie sudah dimasukkan ke pembaringan terakhir di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta, Selasa (25/7). Upacara pemakaman Ainun dilaksanakan secara militer. Letusan-letusan tembakan salvo mengiringi jenazah almarhum masuk ke liang lahat. Maka Selamat jalan Ibu.. Semoga amal ibadah-Mu diterima disisi-Nya. *Artikel ini saya buat berdasarkan nara sumber dan wikipedia. Sebagian photo saya ambil dari Gallery Habibie center yang ada di internet.Ainun adalah seorang dokter muda cerdas yang dengan jalur karir terbuka lebar untuknya. Pada tahun 1962, dua kawan SMP ini bertemu lagi di Bandung. Habibie jatuh cinta seketika pada Ainun yang baginya semanis gula. Tapi Ainun, dia tak hanya jatuh cinta, dia iman pada visi dan mimpi Habibie. Mereka menikah dan terbang ke Jerman.
Punya mimpi tak akan pernah mudah. Habibie dan Ainun tahu itu. Cinta mereka terbangun dalam perjalanan mewujudkan mimpi. Dinginnya salju Jerman, pengorbanan, rasa sakit, kesendirian serta godaan harta dan kuasa saat mereka kembali ke Indonesia mengiringi perjalanan dua hidup menjadi satu. Bagi Habibie, Ainun adalah segalanya. Ainun adalah mata untuk melihat hidupnya. Bagi Ainun, Habibie adalah segalanya, pengisi kasih dalam hidupnya. Namun setiap kisah mempunyai akhir, setiap mimpi mempunyai batas. Kemudian pada satu titik, dua belahan jiwa ini tersadar; Apakah cinta mereka akan bisa terus abadi?
Film berjudul ‘Habibie & Ainun’ di ilhami buku yang berjudul serupa karya Habibie sendiri,Film ini mengisahkan Habibie dan Ainun dari remaja hingga masa senja. Dari Indonesia ke Jerman–sampai Ainun menutup usia yang dibintangi Bunga Citra Lestari (Hasri Ainun Habibie) dan Reza Rahardian (BJ Habibie) dan Faozan Rizal dipercaya memimpin proyek film yang direncanakan berdurasi 118 menit ini .
Penasaran bagaimana kisah di balik peran Reza Rahardian sebagai Habibie dalam “Habibie & Ainun” ???
Mau tahu arti cinta yang sesungguhnya???
Saksikan di bioskop kesayangan ANDA Tak sabar menunggu filmNYA YANG bakal dirilis tahun 2012 (20.12.2012) nanti ini.
film ini diangkat berdasarkan kisah nyata antara Habibie dan Ainun, maka rasanya juga sudah bukan rahasia lagi bahwa film ini juga akan menampilkan masa-masa sulit ketika Habibie akhirnya harus ditinggalkan oleh Ainun untuk selamanya.
Film ini menjadi debut penyutradaraan Faozan Rizal di kancah film layar lebar tanah air,sebelumnya Ia lebih dikenal sebagai Director of Photography handal untuk film-film sukses yang kebanyakan disutradarai oleh Hanung Bramantyo seperti Sang Pencerah dan Tendangan Dari Langit.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H