Mohon tunggu...
Anto Medan
Anto Medan Mohon Tunggu... Wiraswasta -

Ayuk.......

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pahlawan atau Bukan?

18 Januari 2016   09:11 Diperbarui: 18 Januari 2016   09:34 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jadi biar uji forensik saja yang menentukan siapa yang menembak teroris. Lebih fair, jangan semua berebut jasa, fakta yang penting!

5. Sebaiknya untuk foto polisi berlindung itu, diperiksa apakah hanya photoshop atau beneran. Kalau beneran, maka memang bisa dibilang, secara umum polisi belum siap berkonfrontasi langsung dengan penjahat bersenjata api. Baik mental, skill maupun keberanian memang tidak tercermin dari foto tersebut.

6. Polisi ganteng yang menjadi trend sampai dibahas orang tua dan kakeknya. Anak siapa, cucu siapa. Ini mungkin pengaruh dari film-film detektif, di mana kalau polisi nya ganteng maka pasti jagoan. Ya, biarlah ini menjadi hiburan tersendiri dalam kasus Bom Sarinah.

7. Mengenai fashion, seharusnya para perwira polisi, mengingat himbauan Presiden Jokowi untuk hidup sederhana. Meski, saya masih belum sanggup menalar dan bekerja sama dengan kalkulator untuk menghitung penghasilan para perwira dengan fashion mereka. Kata orang, tas sandang itu saja 8 jutaan rupiah. Belum lagi pakaian dan sepatunya. Kalau ada pakai cincin? Seharusnya ini dianggap kritik, karena semua penghasilan di luar gaji dan tunjangan, adalah gratifikasi. Dan apabila ada usaha sampingan, itu dilarang menurut undang-undang kepegawaian. Demikian juga dengan kaum istri2 nya, sebaiknya belajar hidup sederhana dan mengurangi perlombaan kemampuan finansial supaya tidak menjadi tekanan bagi kaum Bapaknya dalam menjalankan tugas.

Kenapa teroris menyerang Polisi? Memang mereka bertujuan menyerang negara, yang diwakili oleh pejabat nya. Tetapi, hal ini kalau kita jujur, juga menggambarkan perlawanan sipil terhadap arogansi dan otoritas oknum polisi yang sering sewenang-wenang. Ceita-cerita hilang kambing, lapor polisi menjadi hilang lembu, harus menjadi cerita masa lalu. Maka, koreksi diri adalah suatu keharusan.

Demikian analisa singkat saya tentang Bom Sarinah dan kepolisian.

Dan saran saya, dibuatkan UU Terorisme yang lebih tegas dengan otoritas yang lebih besar. Ancaman teror semakin hari semakin besar dan nyata. Juga, sebaiknya bagi para ulama, diberikan pemahaman pentingnya memberikan dakwah dan kutbah jumat yang damai dan sejuk, tanpa mengurangi nilai-nilai ke-Islaman kita. Masyarakat perlu mengerti, bahwa kita telah bersepakat menjadi suatu negara yang menjunjung tinggi keragaman. Kaum Muslimin percaya agama mereka benar dan diridhoi ALLAH SWT, demikian juga kaum Nasrani percaya Yesus Kristus adalah jalan ke surga, Kaum Budha percaya mereka perlu mencapai pencerahan dan berbuat baik, begitu juga dengan Saudara Hindu dan Aliran Kepercayaan mengimani dan percaya dengan ajaran mereka. Maka, biarlah kita tetap mengimani agama dan kepercayaan kita masing-masing, tanpa harus menyerang iman dan kepercayaan orang lain. Karena di Indonesia, tidak ada 'orang lain', kita semua bersaudara. Biarlah perbedaan menjadi kerlap kerlip keindahan dan pelangi kehidupan bukan sumber perpecahan.

Hormat Saya,

Anto Medan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun