Maka, meski menurut profesor Rhenald Kasali, sosok RJL adalah sosok yang mengagumkan, tetapi dengan 'hak monopoli' yang ada, justru sangat bodohlah kalau sampai tidak untung. Bagaimana kalau ada orang swasta yang berani menjamin keuntungan Pelindo bisa naik 30 persen? Dan kemana saja keuntungan Pelindo selama ini disalurkan? Karena dari jawaban RJL, sering kesannya Pelindo banyak memberikan sumbangsih untuk bangsa dan negara.
Mengingat RR adalah mantan capres, maka saya menyarankan supaya beliau tidak menonjolkan emosi dalam menangani masalah. Setidaknya, rakyat lebih respek melihat pemimpin itu elegan dan tenang. Yang penting, biar sajalah RJL berkoar-koar menentang, yang penting rakyat melihat maksud baik Bapak. Tapi, entah dapat bisikan dari mana, sampai timbul perintah yang kedua, tetapi itu benar-benar menyesatkan. Hati-hati, Pak, kalau dengar bisikan-bisikan. Banyak tukang angkat telor.
Dan untuk RJL, saya berterima kasih sudah menolak perintah yang kedua, tetapi tidak lah perlu menjawab dengan angkuh. Karena prinsip seribu teman masih kurang, satu musuh terlampau banyak, perlu dipahami dan diamalkan. Ingat, anda bukan Ahok. Tapi, cukup salut dengan keberanian RJL.
Salam asap.
Anto Medan (dari negeri berasap)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H