Mohon tunggu...
Dr dr M N Ruky M Kes Apt Sp GK
Dr dr M N Ruky M Kes Apt Sp GK Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Dokter

Professional Medicine, Apoteker, Nutrition and Leadership

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Dengki dan Kesehatan

22 Mei 2024   19:18 Diperbarui: 22 Mei 2024   19:26 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

By Dr. dr. Muh. Nasir Ruki Al Bugisy, S.Si, M.Kes, Apt, Sp.GK 

 

Berbahagialah ketika melihat orang lain berhasil melakukan sesuatu dengan baik. Jaga hatimu dari perasaan cemburu, yang akan dapat memunculkan sifat “iri dan dengki” sifat ini adalah bagian emosi terburuk yang bisa mengonsumsi dan menghancurkan dirimu." Iri hati seperti lalat yang melewati semua bagian tubuh yang sehat, dan berdiam di atas luka.

Penyakit hati atau (psychoses) adalah kelainan kepribadian yang ditandai oleh mental dalam (profound-mental), dan gangguan emosional yang mengubah individu normal menjadi tidak mampu mengatur dirinya untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.    

Dengki adalah perasaan tidak senang ketika orang lain mendapatkan nikmat dan berharap agar nikmat tersebut berpindah tangan kepadanya ataupun tidak. Ketika seseorang memiliki dengki dalam hatinya, dia akan merasakan benci, jika orang lain mendapat nikmat dan keberuntungan.

Seseorang yang dihatinya tertanam dengki, ia selalu mengharapkan dan berusaha agar nikmat yang diperoleh orang lain yang didengki tersebut hilang sama sekali, baik nikmat tersebut jatuh kepada orang yang mendengki atau kepada orang lain.

Dengki merupakan salah satu penyakit hati yang paling berbahaya pada manusia dalam menjalani kehidupan. Seseorang dapat dikatakan memiliki hati yang dengki, ketika tidak ada alasan yang jelas secara tiba-tiba benci kepada semua kelebihan atau keutamaan yang dimiliki oleh orang lain. Dan boleh jadi karena sesuatu masalah sepele dibesar-besarkan untuk membenarkan sikap kedengkiannya terhadap orang yang didengkinya.  

Kedengkian yang dimiliki seseorang sering mencelakakan dan mendatangkan keburukan kepada pemiliknya maupun terhadap orang yang didengkinya. Sehingga setiap orang membutuhkan perlindungan dari Allah Subehanahu Wa Ta’ala agar terhindar dari dampak kedengkian orang yang mendengkinya. karena orang tersebut akan menjadi sasaran orang yang mendengkinya.

Disadari atau tidak, pendengki akan berupaya untuk mewujudkan tindakan kedengkian kepadanya. Dengki dalam Al-Qur’an telah disebutkan sebanyak empat kali yaitu pada Q.S. Al-Falaq (113): 5, Q.S. Al-Fath (48): 15, Q. S. al-Baqarah (2): 109, serta Q.S. An-Nisa (4): 54.  

Secara psikologi, penyakit dengki adalah penyakit yang memiliki dampak terhadap kesehatan jiwa, diantaranya “membentuk jiwa yang tidak mau mensyukuri atas nikmat yang diberikan oleh Allah Ta’ala (kufur nikmat)”.

Menyiksa diri sendiri karena hatinya tak tenang yang disebabkan munculnya rasa tidak nyaman atas kebahagiaan orang lain. Pendengki sering dipermainkan perasaannya sendiri dengan asumsi-asumsinya “selalu merasa dirinya tidak jauh berbeda dengan orang yang didengkinya, sama sama cantik, atau sama tampannya, memiliki profesi yang sama, kekayaan yang kurang lebih sama, setara dalam kedudukan sosial di masyarakat, dan lain (asumsi tersebut biasanya berkecamuk dalam pemikirannya sendiri) yang akan semakin sulit baginya untuk mendeteksi penyakit dengkinya.

Munculnya ghibah, fitnah dan sebagainya yang dapat menimbulkan perpecahan dalam keluarga dan ikatan persaudaraan sesama.\\

Munculnya kebencian dan permusuhan yang dapat menimbulkan kerusakan dalam jangka waktu yang tak terbatas.

Jika seseorang berbuat hasad/dengki  maka pahala amal saleh yang telah dikumpulkannya akan habis, hilang termakan oleh sifat hasadnya. Sebagaimana yang telah disabdakan Rasulullah Shallalahu ‘Alaihi Wa Sallam "Waspadalah terhadap hasad (iri dan dengki), sesungguhnya hasad mengikis pahala-pahala sebagaimana api memakan kayu." (HR Abu Daud).

Selain salah satu sifat yang harus dijauhi dan dihindari oleh setiap individu,  dengki adalah sifat yang dapat merugikan pelakunya, dan merupakan  cikal bakal tumbuhnya jenis penyakit-penyakit hati lainnya.

Bahkan dengki merupakan dedengkot dari segala macam kejahatan yang membahayakan. Seperti iri, dendam, marah, sombong, bahkan fitnah dan lain-lainnya.  Karena Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam sejak lama menyuruh agar kita terhindar darinya “Jauhilah sifat dengki, karena dengki itu dapat melenyapkan kebaikan, sebagaimana api melenyapkan kayu yang kering.

Dengki tidak saja merusak diri pelakunya, tetapi ia juga membahayakan orang lain dan pengaruhnya  sangat besar dalam kehidupan sehari-hari. Kasus-kasus pembunuhan dan perkelahian sering berawal dari adanya kedengkian, kemudian berlanjut dengan ghibah, memfitnah, sakit hati dan berakhir pada peristiwa yang menyedihkan, seperti perkelahian dan pembunuhan.  

Mengapa dengki itu sangat dilarang ??, karena Allah sudah memberikan ketetntuan kepada setiap hambanya, dengan melapangkan rezeki kepada orang yang dikehendaki atau memberikan kenikmatan lain kepada diapa yang dikehendakinya, baik berupa harta, jabatan, kesehatan, serta kelebihan lainnya yang hanya diperuntukan untuk sebagian hamba-Nya.

Namun bagi mereka yang memiliki sifat dengki, secara sadar atau tidak, mereka memprotes dan menggugat ketentuan Allah tersebut. Setiap kali melihat, mendengar, merasakan, dan memikirkan orang atau sumber kedengkiannya, maka hati dan fikirannya bak tertusuk sejuta jarum berkarat, gundah gulana, jiwanya merasa sempit, jalan napasnya seakan tersumbat, tubuhnya bergetar menahan marah.

Bila kedengkiannya ini dibiarkan dan berlangsung lama tidak diterapi, maka akan menimbulkan dampak terhadap fisiologis tubuh berupa gangguan metabolisme tubuh dan mempercepat munculnya penyakit degeneratif, seperti gangguan pencernaan, hipertensi, stroke dan jantung,  sakit kepala, serta penyakit psikologis seperti stress dan depresi.

Macam-macam dari penyakit fisik dan jiwa tersebut di atas, bisa menjangkit siapa saja. Setiap orang harus waspada bila penyakit-penyakit tersebut akan atau telah menjangkiti dirinya. karena kebanyak orang yang memiliki penyakit hati terkadang dia tidak sadar kalau dirinya sakit.

Hati adalah sesuatu yang sangat penting. Jika keadaan hati baik, baiklah seluruh tubuhnya. Begitupun sebaliknya. Sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah dalam hadis riwayat Bukhari, “Ketahuilah, di dalam tubuh manusia ada segumpal daging. Apabila segumpal daging itu baik, baiklah tubuh seluruhnya, dan apabila daging itu rusak, rusaklah tubuh seluruhnya. Ketahuilah olehmu, bahwa segumpal daging itu adalah kalbu [hati].” (HR. Bukhari).

Orang yang mengalami psikosomatik (penyakit jiwa yang berkomplikasi ke fisik)  seringkali mengeluhkan gangguan fisik yang berulang, misalnya sakit maag, sakit kepala, migraine, darah tinggi atau gatalgatal karena keluhan berulang ini disebabkan oleh stres emosional. Oleh karena itu menjadi penting memperhatikan aspek emosional dalam mengobati orang yang mengalami gangguan psikosomatik.

Penelitian Barsky dkk. (2005) menemukan bahwa sebanyak 20% dari pasien yang datang ke dokter untuk pengobatan primer mengalami gejala fisik yang memiliki penyebab psikologis murni. Penyakit psikosomatik adalah kelainan yang mempengaruhi tubuh dan pikiran. Penyakit ini memiliki dasar emosional yang menyebabkan gejala fisik, dengan demikian stres berat bertanggung jawab atas 90% dari penyakit ini (Kane, 2009).

Bagimana agar kita terhindar dari sifat dengki dan bahaya dari kedengkian ?. penulis memberikan tips atau cara untuk hidup bahagia, yang bisa kita lakukan supaya pikiran menjadi waras dan otak menjadi sehat, di antaranya yaitu:

  • Lakukan dzikir pagi sore
  • Biasakan tersenyum dalam setiap keadaan
  • Konsumsi makanan yang meningkatkan kebahagiaan (pisang, coklat hitam, kacang-kacangan, buah berry, biji-bijian, ikan berminyak, gandum, bayam, alpukat, ubi, dan unggas)
  • Berolahraga yang teratur dan terukur
  • Tidur yang cukup sesuai usia
  • Senantiasa memuji orang lain sepantasnya
  • Menciptakan ritual self care yang sesuai dengan diri
  • Bersedekah secara teratur sesuai kemampuan.

Sebagai penutup,  penulis mentressing bahwa “tidak ada yang dapat menjamin dirinya bebas dari penyakit dengki, setiap individu wajib berusaha menyembuhkan dirinya dari penyakit dengki, dengan menghadirkan kebahagiian dalam kehidupannya.

Kebahagian yang datang, ditentukan dari cara kita bersikap. Hal sederhana yang kita lakukan dapat menentukan kebahagian yang akan kita dapatkan. Berfikirlah positif dan mengucapkan sesuatu yang positif, karena itu dapat menjadi doa dalam hidup kita.

Selamat membaca…!!!

 

Disadur dari berbagai sumber.

Penulis adalah :

Dokter Spesialis Gizi Klinik dan Apoteker1

Staf Medis di RSUD Mulia-Puncak Jaya Papua2

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun