Mohon tunggu...
Agustinus Hardiyanto
Agustinus Hardiyanto Mohon Tunggu... -

Hai saya hardiyanto, salah satu pemerhati kesehatan karena latar belakang pendidikan kesehatan. Berharap dapat memberikan informasi kesehatan yang bermanfaat dan menghilangkan virus HOAX, http://senyum-sehatku.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Generasi Pemuja Perhatian di Media Sosial

2 Agustus 2017   22:52 Diperbarui: 2 Agustus 2017   23:29 1287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Contoh foto kurang pantas / www.brilio.net

Miris dan Prihatin, jujur inilah perasaan saya terhadap perilaku sebagian Remaja (atau mungkin sebagian besar) saat ini. Media sosial yang bersifat pedang bermata dua benar-benar menampakkan efek negatifnya. Dilain sisi memang media sosial meberikan manfaat untuk berinteraksi, bertransaksi dan bersilaturahmi. Namun disisi lain media sosial menjadi ajang anak muda untuk 'pamer', menjadi hits dan terkenal yang disayangkan tidak dengan cara yang patut dan pantas.

Media sosial mulai menjadi hal yang lumrah atau umum ada lebih kurang sejak tahun 2010 dengan adanya Facebook (walau sebelumnya ada friendster dll namun masih pasang surut). Kemudian bermunculan-lah media sosial lain seperti Twitter yang sempat hits dengan trending-topic mengenai Bom Thamrin, Instagram, Line dan lain sebagainya. Hal ini memang tidak dapat kita hindari karena sudah bersifat lintas negara.

Banyak manfaat yang didapatkan dari adanya media sosial. Tentunya yang utama adalah sisi komersial melalui berbagai macam Toko Online. Mulai dari Usaha yang kecil di sebuah rumah dengan sebuah handphone saja, hingga yang raksasa seperti Tokopedia, MatahariMall, BukaLapak dan lain-lain. Pemanfaatan teknologi yang berhubungan dengan Media sosial sebagai sumber keramaian benar-benar memberikan manfaat terutama bagi Wirausahawan muda yang ingin sukses, sudah terbukti banyak!.

Namun baru-baru ini berkembang sebuah trend yang buruk! Yang mengkhawatirkan berkaitan dengan media sosial. Bertema #kekinian #hits dan lainnya, begitu banyak remaja sekolah, abg, dengan mudahnya mengumbar aurat, bergoyang 'hot', peragaan eksotis semata-mata untuk mendapatkan like sebanyak-banyaknya sehingga menjadi trending yang membuat mereka menjadi terkenal. Memang fase remaja adalah fase dimana mereka membutuhan perhatian, pengakuan hingga penghargan. Namun bila dulu hal itu diperoleh dari prestasi yang ditorehkan, melalui perasaan bangga saat disebutkan sebagai Juara Kelas, hal itu kini didapatkan dengan mudah hanya dengan menampilkan hal sensual! Hal yang sungguh tidak pantas tapi mereka BANGGAKAN!

Ya mreka bangga dan tertawa bila berhasil menjadi Hits dan terkenal. lalu bagaimanakah masa depan mereka? Apakah mereka masih peduli dengan Pendidikan? Pekerjaan yang akan didapat? Atau berfikir tentang langkah selanjutnya? Tidak! Mereka Bangga dengan pencapaian 'fenomenal' mereka saat ini.

Hal ini sepatutnya juga menjadi perhatian kita karena ada agenda terselebung didalamnya. Bukan hal politik tetapi materi. Semakin banyak views, like, follower dan lainnya, maka akan semakin mahal pula harga sebuah akun media sosial tersebut. Dan media sosial ini menampilkan berbagai hal-hal sensual, seronok dari remaja saat ini. Di satu sisi sang remaja menjadi puas karena terkenal dan banyak follower, di lain sisi pemain media sosial mendapat keuntungan dengan menjual media sosial tersbut. Cek saja anda akan menemukan akun-akun yang dijual yang pada awalnya adalah media sosial dengan konten menjurus pornografi.

Lalu mengapa kita harus peduli?. Karena pemuda pemudi inilah masa depan bangsa ini. Dengan tidak ada kontrolnya Orang tua terhadap aktifitas online anaknya, apakah ada orang tua yang mengecek media sosial anaknya? Apa yang disukai dan apa yang diuploadnya?, maka trend ini dapat menjadi tidak terkendali dan membodohi.

Bukankah ini masuk dalam konten pornografi? Belum namun menjurus!. Media sosial itu sendiri tidak memblok hal yang demikian sehingga perlulah perhatian kita untuk dapat mengatasinya. Mari kita turut menjaga agar media sosial tidak menjadi ajang pamer anak muda agar terkenal dengan menampilkan konten tidak sopan dan pantas!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun