Mohon tunggu...
Agustinus Hardiyanto
Agustinus Hardiyanto Mohon Tunggu... -

Hai saya hardiyanto, salah satu pemerhati kesehatan karena latar belakang pendidikan kesehatan. Berharap dapat memberikan informasi kesehatan yang bermanfaat dan menghilangkan virus HOAX, http://senyum-sehatku.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Our Heart Goes With You Sir!

20 April 2017   09:51 Diperbarui: 20 April 2017   10:09 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sedih...itulah yang saya rasa saat ini..

mungkin bukan hanya saya, tapi juga ribuan hingga jutaan pendukung pak Ahok di seluruh Indonesia..

Ya, ahok memang mulutnya pedas dan seringkali melukai hati orang kin lain...ya Ahok telah menyinggung Agama orang lain yang bukan wilayahnya...

tapi Ahoklah yang secara nyata 'mengurus langsung' warganya. Setiap pagi di balai kota mendengarkan keluh kesah warganya. Tidak sedikit yang langsung dibantu olehnya, tidak sedikit pula bantuan yang diberikannya.....pernahkah anda melihat hal seperti ini?

ya ahok memang salah dalam melangkah...ahok telah membuat dirinya rentan untuk diserang berbagai komunitas, terlebih lagi dari mereka yang sakit hati karena kebijakannya selama ini..

tapi Ahoklah yang menjadi Superhero, berdiri tegak melawan semua, melawan semua keangkuhan permainan anggaran, melawan semua ketidak adilan sosial di jakarta. Berbagai pasukan mulai Orange, Biru merah dll diciptakannya. Sopir Transjakarta upahnya sangat bagus, pengurus Masjid diberangkatkan Umroh, Masjid  kaliaBalaikota dibangun.

Ahok adalah simbol Kami yang muak dengan omong kosong politik saat ini!

Kami sedih...

karena dengan jelas berbagai tuduhan SARA dikenakan terhadapnya. AHOK CINA AHOK KAFIR AHOK BUKAN PRIBUMI!

TIDAK PANTAS kata-kata demikian terucap dari mulut kalian yang tinggal di negara BHINEKA TUNGGAL IKA INI!!

Hati Kami sedih, 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun