Seperti kesaksian dari dr Narrain Punjabi dari Klinik SOS Media. Dokter yang pertama kali memeriksa MAK, mengatakan, MAK tidak pernah mengalami kekerasan seksual.
Fakta medis lainnya dari RSCM juga mengungkap bahwa kondisi dubur AK normal. Dan terakhir, dr Jafferson juga mengatakan, jika 13 kali AK mengalami tindak asusila, bisa dipastikan AK akan tewas. Dan nanah yang terdapat dalam lubang pelepasan AK, bukan akibat penyakit herpes yang ditularkan oleh pelaku kekerasan seksual terhadap AK, akan tetapi karena bakteri.
Sepertinya Tuhan punya andil dalam proses kasus ini sehingga kebenaran secara perlahan bermunculan dalam persidangan. Yang menarik adalah pandangan saya saat ini terhadap ibu korban yang berinisial TPW. Bagi saya, ketika sebuah musibah dapat terhindari terhadap anak sendiri, seharusnya orangtua akan bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan.
Namun ibu korban ini, entah mengapa ia tetap ngotot dengan keyakinannya kalau anaknya mengalami kejahatan asusila. Kalau dipikir lagi, Â anak ini sudah diekspos ke berbagai hal yang terlalu berat bagi anak umur 6 tahun. Bayangkan, anak ini dibawa ke empat rumah sakit untuk dites.
Ia harus membuka celana, diperiksa anusnya, yang pastinya membuatnya tidak nyaman. Ia pun harus menjawab berbagai pertanyaan dari orang yang asing baginya, dan terlalu berat bagi anak seusianya. Ingat, MAK baru berumur 6 tahun. Sungguh berat hari-hari yang harus dilewati oleh MAK.
Saya jadi terheran-heran dengan sikap ibu seperti ini. Apakah karena ego dan rasa malunya sehingga ia bersikukuh kepada pendiriannya meskipun semua fakta menyangkal tuduhannya? Apakah karena keinginan dan tekad bulatnya untuk menjatuhkan institusi telah membutakan mata hati seseorang terhadap kebenaran dan mengorbankan tujuh orang yang saat ini menjadi pesakitan hukum, dan satu lagi tewas di toilet Polda Metro Jaya? Apakah uang Rp 1,5 triliun, seperti yang dituntutkannya kepada JIS, bisa membalik hati nurani dan menjustifikasi sebuah tuduhan dan kebencian?
Seharusnya saat ini, orang yang memiliki logika dan akal sehat dan cukup mengikuti perkembangan kasus ini, bisa yakin kalau ada sesuatu yang tidak wajar dalam kasus ini.
Karena kalau kasus ini wajar, harusnya tidak ada yang meninggal, tidak ada yang disiksa, dan yang terwajar, tidak ada yang ngotot anaknya disodomi ketika bukti tidak mengatakan demikian.
Saya hanya bisa mengelus dada, dan berdoa semoga MAK baik-baik saja, baik sekarang atau pun masa depannya nanti. Semoga kebenaran dapat segera terungkap dan keadilan dapat segera ditegakkan, sehingga para cleaning service itu dapat segera mendapatkan keadilannya. Dan semoga kita semua, terutama para ibu, semakin bijak dalam menyikap setiap persoalan yang menimpa anak-anak kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H