Mohon tunggu...
Anteng Laras Palupi
Anteng Laras Palupi Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Seorang mahasiswi biasa. Sedang belajar untuk jadi penulis dan dokter gigi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Akhir-akhir Ini Pengen Pindah ke Jepang

24 September 2014   00:03 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:47 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tadi siang, saya benar-benar merasa malu sama pendatang di Jogja yang berasal dari negara lain. Dua orang bule berjalan santai di trotoar dan rela mengambil jalan lebih jauh untuk menyeberang lewat zebra cross. Sementara itu, kebalikannya, dua orang pribumi menunggu jalanan sepi untuk menyebrang tidak di zebra cross.

Saya jadi malu pisan!

Sejak dulu saya selalu mempertanyakan hal ini: apa iya orang Indonesia itu tidak punya budaya menyebrang di zebra cross? Apa karena kebanyakan orang Indonesia punya mobil dan motor, sehingga tidak tau zebra cross fungsinya apa? Apa karena kerjaan mereka menuntut mereka untuk selalu terburu-buru dan tergesa-gesa sehingga tiap ada zebra cross mereka tidak sedikitpun berniat memelankan kendaraan dan mengklakson siapapun yang menghalangi jalan mereka? Termasuk pejalan kaki yang sedang setengah menyebrang?

Teman saya yang pernah ke Jepang selalu bilang ke saya: "duh kamu harus ke Jepang banget! Yuk!"

Saya sih mau-mau aja, tapi tunggu tabungan saya membengkak dulu ya. Hehe.

Orang Jepang itu keren, ya. Tepat waktu dalam segala hal. Bus kotanya juga keren, bisa terjadwal seperti itu. Apalagi keretanya. Ka lau bisa sih saya mau tinggal disana. Ya mungkin tidak selamanya. Seminggu-dua minggu paling, untuk studi banding trotoar dan pedestrian disana. Hahaha...

Sejak kemana-mana jalan kaki, saya jadi punya kebiasaan buruk: ngomel-ngomel. Dimanapun, kapanpun. Terutama di jalan raya.

Bukan satu-dua kali saya diklakson kendaraan bermotor waktu saya nyebrang di zebra cross. Bukan sekali-dua kali saya nunggu lama buat nyebrang karena tidak ada pengendara kendaraan bermotor yang mau mengalah mempersilakan saya lewat. Bukan sekali-dua kali saya merasa keganggu karena trotoar nggak bisa dilewati gara-gara motor parkir atau pedagang. Bukan sekali dua kali saya nunggu di tengah-tengah zebra cross dengan kendaraan bermotor seliweran ngebut di depan dan belakang saya. Padahal saya dan teman saya sudah mengangkat tangan tanda, "Permisi. Saya mau lewat."

Apa mereka nggak ngerti? Trus siapa dong yang bisa bikin mereka ngerti? Polisi? Presiden? Tuhan? Siapapun itu, tolong bantu mereka supaya ngerti, dong...

Ngebut ugal-ugalan juga bikin saya jengkel. Kemarin bapak saya jatuh gara-gara nggak bisa ngendaliin motornya setelah ada anak SMA belok ke kanan secara tiba-tiba dan nggak ngasih tanda pake lampu sein, dan nggak mau repot-repot juga memelankan motornya dulu! Setelah tahu kalau bapak saya jatuh, dia langsung ngebut pergi.

Kenapa? Takut? Ngerasa salah? Makanya kalo bawa motor, bawa otak juga sekalian. Dasar anak jaman sekarang, pengennya enak aja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun