Ingin sekali ku basuh air matamu
Biar luka kian mengering
Agar kau bisa melukis eloknya pelangi didalam birunya mata air
Tanpa adanya air mata lagi
Dan aku ingin menelan air matamu
Biarlah kehausan rindu kian terlimpas tanpa batas
Kini dapat kucium
Harumnya tubuhmu yang  mulai lelah
Dan masih ku coba untuk meraba
Palung hati yang pernah  hilang dibalik bayangan riuh
Tawa kemarin malam
Terlihat asing untuk hari ini
Tapi aku telah terbius oleh parasmu
Seribu puisi cinta yang ku punya
Takkan mampu menyaingi moleknya paras yang kau miliki
Kau adalah detak, yang iringi jantungku
Kau adalah jejak, yang iringi langkahku
Dan kau adalah air mata ,yang iringi tangisku
Uraian kata mesra yang ku ucap
Pada doa yang ku baca untuk tidurmu
Ketika malam sunyi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H