Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa ide merupakan rancangan, perenungan, pemikiran, landasan sejati, kesimpulan, dan realitas empiris tidak nyata yang dapat dilihat dari berbagai sisi.
Sifat Ide
Sebuah ide mempunyai dua sifat, yaitu spontan dan tidak spontan.
- Bersifat spontan, yaitu ide yang didapatkan dalam waktu yang singkat, pada umunya cenderung tidak memikirkan dampak yang akan terjadi jika ide tersebut dilakukan.
- Bersifat tidak spontan, yaitu ide yang diperoleh dari waktu renungan yang panjang, dan sudah dianalisis dampak yang terburuk sekali pun jika ide tersebut dilakukan.
 Kedua karakteristik ini dapat saling melengkapi atau dapat berdiri sendiri, tergantung pada konteks dan keadaan dimana gagasan itu lahir. Beberapa ide muncul secara spontan dalam situasi yang tidak terduga, sementara ide lain membutuhkan pemikiran dan penelitian yang lebih terencana dan terstruktur.
Faktor yang Mempengaruhi Ide
Faktor merupakan hal yang mempengaruhi terbentuknya suatu ide. Menurut Descarter, ide terdiri dari 3 kelompok, yaitu gagasan bawaan, petualangan, dan buatan.
Sedangkan menurut Mark A. Runco dalam artikelnya yang berjudul "The Creative Process: A Conceptual Framework" pada tahun 2011 (Runco, 2011), mengungkapkan terdapat empat faktor yang umum mempengaruhi manusia dalam terjadinya sebuah ide, yaitu:
- Pengetahuan, semakain banyaknya referensi yang dapat dihubungkan, maka semakin besar kemungkinan adanya ide baru.
- Pengalaman, pengalaman yang beragam membuka kemungkinan bagi ide-ide baru.
- Minat, seseorang yang tertarik pada topik tertentu cenderung lemuh mudah mendapatkan ide yang berkaitan.
- Emosi, emosi positif dapat meningkatkan kreatifitas, sedangkan emosi negatif dapat menghambat kreatif.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan, bahwa faktor pengalaman adalah faktor yang sangat mempengaruhi adanya sebuah ide, karena manusia akan belajar dari kesalahan yang terdahulu.
Langkah-langkah Proses terbentuknya sebuah ide
Sebuah ide mempunyai beberapa langkah-langkah dalam prosesnya. Menurut Robert J. Sternberg dalam artikelnya yang berjudul "Generating Creative Ideas: Constraints, Schemas, and Heuristics" pada tahun 2011 (Sternberg, 2003), membagi proses terbentuknya ide menjadi enam tahap, yaitu:
- Preparation, mengumpulkan dan mengasah informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan dan mencapai tujuan tertentu.
- Incubation, memberikan waktu dan ruang pada otak untuk memproses informasi untuk menghasilkan ide yang baru.
- Illumination, munculnya ide baru secara tidak terduga dan tiba-tiba.
- Evaluation, evaluasi ide yang dihasikan, mempertimbangkan kelebihan, kekurangan dan memilih ide yang menjanjikan.
- Elaboration, Mengembangkan, menyempurnakan dan merencanakan dalam penerapan sebuah ide.
- Implementation, menerapkan ide yang sudah dikembangkan dan mencapai tujuan yang diinginkan.
Model-model tersebut telah memberikan pandangan tentang proses terjadinya sebuah ide, memahami langkah-langkah yang dilakukan dalam menciptakan solusi kreatif untuk masalah yang hadapi. Tidak hanya enam tahap tersebut, sebuah ide juga dapat diawali dengan pertanyaan tentang suatu hal, lalu timbul sebuah keinginan untuk menyelesaikan permasalahannya, selanjutnya membuat rancangan untuk mencari jawaban tersebut, dan diakhiri dengan kesimpulan yang diperoleh.