Membunyikan gendang dan memainkan alat musik. Memainkan alat musik memiliki tujuan untuk mengundang roh leluhur penjaga pintu air
Penti dilakukan di 3 lokasi berbedaÂ
Mengorbankan sejumlah hewan untuk para leluhur
Melakukan persembahan hewan dengan cara memotong ayam jantan di 3 lokasi dan meneteskan darah ayam tersebut di atas batu yang tersusun sebagai tanda permintaan berkah pada hasil bercocok tanam mereka.Â
Kemudian, apabila isi ayam jantan dipotong bagus maka hasil persembahan mereka diterima leluhur dan hasil panen akan bagus di masa mendatang.Â
Setelah Penti selesai dilanjutkan tarian Caci
Tarian Caci merupakan tarian perang masyarakat manggarai. Atribut tarian ini adalah cambuk dan tameng. Bentuk tarian ini adalah saling mencambuk satu sama lain hingga berdarah. Hal ini memberikan makna bahwa dalam menghadapi persoalan hidup kita tidak boleh menyimpan dendam dan amarah walaupun disakiti.Â
Puncak dari adat ini pada malam hari dengan berkumpul di rumah utama dengan melakukan Tunduk Penti. Tunduk Penti adalah menyembelih babi jantan dan betina. Kemudian terakhir, rangkaian upacara adat ini diakhiri dengan Sanda yakni nyanyian tanpa henti yang tidak diiringi oleh musik.Â
Nah upacara dan adat istiadat udah nih, lalu bagaimana ya culture shock wisatawan yang menginap disana  ?
Menurut artikel dan vlog yang saya tonton dan baca. Banyak wisatawan yang sangat menikmati keindahan Waerebo. Mereka mengatakan bahwa Waerebo masih sangat khas dengan keindahan alam yang sangat cantik.Â
Selain menyuguhkan keindahan alam yang sangat indah, warga Waerebo juga menyambut dengan antusias wisatawan yang datang sehingga tingkat kenyamanan di desa ini lebih meningkat meskipun masuk dalam desa terbelakang. Jadi terkait culture shock terhadap Waerebo lebih ke arah yang positif. Â