Mohon tunggu...
Anti Dwinovianti Ramdani
Anti Dwinovianti Ramdani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Pendidikan Masyarakat UPI

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan Informal sebagai Pendidikan Primer

3 Desember 2022   01:20 Diperbarui: 3 Desember 2022   01:34 1058
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Mengapa pendidikan sangat penting untuk setiap manusia? Karena pendidikan merupakan suatu kebutuhan primer bagi setiap manusia yang memiliki peranan penting dalam pembentukan baik atau buruknya seorang pada ukuran normatif. Seperti yang tertuang dalam UU No. 20 Tahun 2003 pasal 13 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Indonesia, bahwa "Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, non formal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya". Dengan kata lain, ketiga jalur tersebut ada karena untuk memenuhi kebutuhan pendidikan seseorang, mulai dari usia dini hingga tumbuh menjadi orang dewasa. 

Dari ketiga jalur pendidikan tersebut masih banyak masyarakat yang belum sepenuhnya mengerti tentang pendidikan di luar pendidikan formal. Istilah pendidikan informal masih jarang dibahas oleh kalangan masyarakat. Namun, pendidikan informal juga tidak kalah penting dari pendidikan formal yang berjenjang mulai dari pendidikan dasar atau biasa disebut SD, pendidikan menengah atau yang biasa kita ketahui, yaitu SMP dan SMA/sederajat, hingga pendidikan tinggi. 

Pendidikan informal dan pendidikan non formal memiliki keterkaitan. Keduanya berada pada pendidikan di luar formal atau sekolahan yang menjadi suatu hubungan atau korelasi bagi seorang peserta didik. Selain itu, pendidikan informal dan pendidikan non formal juga berkaitan erat dengan pendidikan sepanjang hayat, karena berhubungan dengan pembelajaran yang didapat di kehidupan sehari-hari terutama dalam pengalaman. 

Sebelum memperdalam mengenai pendidikan informal, kita perlu ketahui definisi dari pendidikan informal itu sendiri. Pendidikan informal ialah pendidikan yang akan selalu dapat diperoleh di keluarga dan di lingkungan sekitar melalui interaksi maupun berbagai macam pengalaman yang telah didapatkan. Pendidikan informal atau disebut juga pendidikan di dalam keluarga (home schooling) dan lingkungan yang dimulai dari rumah. 

Menurut Livingstone (1998) mendefinisikan pendidikan informal adalah setiap aktivitas yang melibatkan pursuit pemahaman, pengetahuan, atau kecakapan yang terjadi diluar kurikulum lembaga yang disediakan oleh program pendidikan, kursus atau lokakarya. Terdapat dua tahap pendidikan primer dan sekunder yang termasuk program paket wajib belajar, yaitu pendidikan primer usia 5-11 tahun dan pendidikan sekunder usia 11-16 tahun. 

Tanpa mengesampingkan jalur pendidikan yang lain, pendidikan informal dapat dikatakan sebagai pendidikan pertama atau pendidikan yang bersifat fundamental yang didapat dari keluarga. Sejalan dengan hal tersebut, Pendidikan informal menurut UU No. 20 Tahun 2003 pasal 27, yaitu "Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri". Pendidikan informal dalam keluarga dan lingkungan yang dilakukan secara mandiri ini dimaksudkan berdasarkan cara mendidik kedua orang tua dalam keseharian seorang anak yang dapat mempengaruhi perkembangan karakter anak. 

Seperti yang kita ketahui, lingkungan keluarga merupakan kelompok primer atau kelompok pertama dalam kelompok sosial bagi seorang anak. Maka, pendidikan primer disini merupakan pendidikan yang harus diperoleh dari ketika seorang anak lahir ke dunia hingga beranjak dewasa. Pendidikan tersebut diberikan oleh kedua orang tua sang anak yang bertanggung jawab menjadi seorang pendidik pertama di lingkungan keluarga dalam perkembangan karakter anak. 

Sejalan dengan hal tersebut, menurut Waters dan Crook serta Berger dan Luckman bersepakat bahwa sosialisasi primer merupakan fase paling penting untuk menyiapkan seorang individu sebelum memasuki kehidupan bermasyarakat yang sesungguhnya (Waters and Crook, 1946: 92; Berger and Luckman, 1967: 130). Keluarga menjadi tempat pertama bagi anak untuk belajar berinteraksi dengan lingkungan. Melalui keluarga anak belajar merespon dan menyesuaikan diri dengan lingkungan. 

Melalui proses interaksi itu anak secara bertahap belajar mengikuti apa yang disosialisasikan oleh orang tuanya. Dengan demikian keluarga merupakan lembaga pendidikan pertama, sedangkan orang tua menjadi guru pertama yang mengajarkan nilai-nilai, norma-norma, dan kebiasaan-kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat kepada anak-anaknya. 

Munib (2012: 72) juga berpendapat bahwa keluarga memiliki peran utama dan pertama dalam pendidikan. Artinya keluarga sangat berperan dalam mensupport seorang anak. Hal tersebut didukung oleh pendapat dari Semiawan (2008: 63) yang menyebutkan bahwa keluarga menjadi tempat pendidikan yang memiliki pengaruh kuat terhadap masa perkembangan anak. 

Selain membahas tentang pentingnya pendidikan informal yang dilakukan dalam keluarga dan lingkungan, kita juga perlu mengetahui pendidikan apa saja yang mungkin terjadi atau pendidikan yang harus dilakukan di dalam lingkungan keluarga. Menurut Tarakiawan (2001), pendidikan yang mungkin terjadi dalam keluarga, yaitu: pendidikan iman, pendidikan moral, pendidikan fisik, pendidikan intelektual, pendidikan psikis, pendidikan sosial, dan pendidikan seksual. 

Dalam menerapkan setiap pendidikan yang memiliki nilai, sikap, dan budaya perlu adanya pendekatan yang digunakan dalam menurunkan atau mewariskan nilai, sikap, dan budaya tersebut dari orang tua kepada anak-anaknya. Pendekatan tersebut dilakukan dengan cara berinteraksi serta menciptakan suatu pengalaman baru yang dapat dipelajari oleh sang anak. 

Melihat perkembangan zaman yang cukup pesat bahkan di era revolusi industri 4.0 dan society 5.0 saat ini dapat membuat informasi-informasi mudah tersebar lewat media sosial. Begitu juga dengan pendidikan, berbagai macam cara, bentuk, dan upaya dilakukan agar dapat mengembangkan pendidikan di Indonesia terutama dalam pengembangan kurikulum yang sesuai dengan perkembangan global serta inovasi pembelajaran. Inovasi pembelajaran yang dilakukan ialah memanfaatkan teknologi informasi yang sedang berkembang pesat agar dapat meningkatkan pembelajaran. 

Upaya telah dilakukan namun perubahan tersebut belum dapat dirasakan, mengapa? Hal tersebut dikarenakan adanya lembaga pendidikan yang belum dapat berjalan dengan baik. Ketidakmerataan sarana, tenaga pendidikan, dan kurikulum yang bersifat teoritis terutama dalam pendidikan formal perlu adanya perbaikan. 

Mengimplementasikan pendidikan informal dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti adanya kebijakan pemerintah yang dapat mendorong sebuah aktivitas dalam rangka menciptakan kesejahteraan masyarakat di lingkup pendidikan informal. Di Indonesia sendiri pendidikan informal sudah memiliki kebijakan, yaitu dalam UU No.2 Tahun 2003 Pasal 27 Tentang Sistem Pendidikan Indonesia. 

Selain kebijakan pemerintah, beberapa masyarakat tetap saja belum sepenuhnya mengetahui hal tersebut sehingga dalam pengimplementasian pendidikan informal belum dapat berjalan dengan baik. Maka dari itu, perlu diadakannya sosialisasi mengenai pengenalan pendidikan informal, cara-cara menerapkannya dalam sehari-hari, serta memperluas pengetahuan masyarakat mengenai pendidikan di Indonesia yang tidak hanya jenjang formal saja. 

Pendidikan informal sebagai pendidikan primer perlu diaplikasikan dalam keluarga, ayah dan ibu sebagai pendidik pertama di keluarga bertanggung jawab dalam perkembangan karakter sang anak sebelum mereka berada di lingkungan masyarakat. Orang tua yang pandai dalam menggunakan dan memanfaatkan teknologi informasi yang ada dapat menunjang keberhasilan pendidikan informal dalam keluarga. 

Pendidikan primer ini perlu terus dipertahankan agar dapat memperbaiki kualitas pendidikan dan karakter setiap individu, tidak hanya untuk pendidikan informal tetapi juga perlu ada keseimbangan antara pendidikan formal dan juga non formal agar dapat membangun kualitas pendidikan manusia yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA 

Membangun Karakter Anak Dengan Mensinergikan Pendidikan Informal Dengan Pendidikan Formal | Karo-Karo | Elementary School Journal Pgsd Fip Unimed. (n.d.). Jurnal Unimed. Retrieved November 17, 2022, from https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/elementary/article/view/1322 Pendidikan Primer dan Sekunder. (n.d.). id.123dok.com. Retrieved November 17, 2022, from https://text-id.123dok.com/document/myjj38dpy-pendidikan-primer-dan-sekunder. html Regulasi Dan Implementasi Pendidikan Informal. (n.d.). Jurnal UPI. Retrieved November 17, 2022, from https://ejournal.upi.edu/index.php/pedagogia/article/download/3387/2378 Sudiapermana, E. (n.d.). Pendidikan Informal Reposisi, Pengakuan dan Penghargaan. Retrieved November 17, 2022, from https://ejournal.upi.edu/index.php/pls/article/download/1220/861 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa Presid. (n.d.). PMPK | Kemdikbud. Retrieved November 17, 2022, from https://pmpk.kemdikbud.go.id/assets/docs/UU_2003_No_20_-_Sistem_Pendidik an_Nasional.pdf Syarif, J. (n.d.). Sosialisasi Nilai-Nilai Kultural Dalam Keluarga Studi Perbandingan Sosial-Budaya Bangsa-Bangsa Jamal Syarif Fakultas Tarbiyah IA. Ejournal Undip. Retrieved October 29, 2022, from https://ejournal.undip.ac.id/index.php/sabda/article/download/13256/10041

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun