Mohon tunggu...
antiduhe
antiduhe Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobi memasak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Korelasi Peran Social Media Dan Game Digital Dengan Perwujudan Nilai Pancasila Sebagai Pendidikan Karakter Pelajar Bangun Jiwa Dan Raga

20 Desember 2024   20:42 Diperbarui: 20 Desember 2024   20:49 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Game merupakan salah satu aplikasi yang dapat menghibur kita ketika diwaktu luang. Pengguna game mobile legend dimulai dari usia anak-anak sampai dewasa. Hampir 50% pemain Mobile Legend di Asia Tenggara datang dari Indonesia. Kami sebagai pengguna noob player permainan mobile legend tidak ada mode pause, jadi permainannya harus dilanjutkan sampai ada tim yang memenangkan game tersebut. Jika ditinggalkan akan diberikan AFK (Away From Keyboard) dan merugikan teman setim. Tim yang memenangkan permainan, levelnya akan ditingkatkan sehingga banyak yang ingin menghancurkan turret lawan. Sebagai pengguna game mobile legend, banyak orang yang sering mengeluarkan bahasa prokem dalam room chat ketika sedang bermain. Contohnya saat AFK karena hal mendesak, dikatai dengan "zilong beban", "zilong anjing". Banyak pengguna lain ketika sedang bermain, sering menghiraukan orang tua ketika memanggilnya, membuang waktu belajar, menunda sholat, bahkan sampai meninggalkan sholat. Berdasarkan hasil riset Fashihullisan tahun (2022) bahwa game online memiliki dampak negatif seperti jarang mengikuti imtaq (kegiatan keagamaan), jarang mengikuti upacara pagi hari senin, lalai dalam ibadah sholat lima waktu, pembangkang, agresif, tidak menghiraukan lingkungan sekitar, dan suka berbohong. 

Menurut (Lumbantoran, 2019), sebagai pendidikan sangat menyayangkan kehilangan mata pelajaran pendidikan pancasila dari kurikulum nasional kita tidak bias dipungkiri bahwa telah terjadi "erosi moral" bangsa terutama generasi milenial katanya kurikulum 2013 adalah kurikulum yang bagus karena sudah mengalami beberapa revisi. Sebagai pendidik saya tidak setuju demikian. Faktanya, kurikulum 2013 hebat di konsep tetapi lemah pada pengaplikasian di lapangan.

KESIMPULAN

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa social media dan game digital memiliki korelasi dengan kelima sila pancasila. Game digital berhubungan dengan sila pertama dan kedua. Twitter berhubungan dengan sila ketiga, dan TikTok berhubungan dengan sila keempat dan kelima. Sebaiknya kurikulum merdeka P5RA (Proyek Penguatan Profil Pelajar Rahmatan Lil Alamin) dalam pengaplikasiannya harus secara berkelanjutan sesuai dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) ke 4 pendidikan berkualitas tetap diterapkan dalam sehari-hari agar nilai-nilai pancasila tertanam kuat dalam jiwa dan raga para generasi muda sehingga rasa nasionalisme terus mendarah daging sepanjang masa. Pengaplikasian ini diharapkan tidak hanya disekolah namun juga di luar sekolah pada lingkungan masyarakat luas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun