Mohon tunggu...
antiduhe
antiduhe Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobi memasak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Korelasi Peran Social Media Dan Game Digital Dengan Perwujudan Nilai Pancasila Sebagai Pendidikan Karakter Pelajar Bangun Jiwa Dan Raga

20 Desember 2024   20:42 Diperbarui: 20 Desember 2024   20:49 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PENDAHULUAN

Pancasila adalah dasar negara indonesia yang mengatur seluruh aspek kehidupan dalam bernegara. Sebagai pelajar indonesia wajib mencerminkan nilai-nilai yang terkandung pada setiap sila pancasila. Pancasila mempunyai sistematis terurut nilai, yaitu ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Kelima nilai merupakan suatu kesatuan yang kokoh yang berorientasi pada suatu tujuan. Fokus utama dari perhatian dalam karakter pancasila adalah teknologi, khususnya media digital. Era digital yang dimana mengoperasikan internet di segala bidang kehidupan manusia, dengan ini generasi milenial dan generasi Z dituntut untuk melek terhadap teknologi. Generasi muda jaman sekarang selalu melekat dengan dunia social media, yang dimana tujuan sebenarnya untuk bisa memudahkan berkomunikasi jarak jauh dan itulah hakikat sebenarnya dari social media yang sekarang salah ditanggapi oleh kita (Zahid et al., 2023).

Era digital ini, penerapan pancasila sebagai berbangsa dan bernegara menghadapi tantangan dengan munculnya budaya asing yang menggeser budaya leluhur. Adapun Tantangan pancasila di era digital sebagai berikut; (1) Adanya arus globalisasi; (2). Masuknya budaya asing ke indonesia; (3). Penggunaan teknologi yang bebas; (4). Banyak yang tidak mempelajari nilai-nilai pancasila; (5). Mudahnya menyebarkan hoax dan ujaran kebencian; (6). Pudarnya kesadaran para pelajar untuk menjaga nilai-nilai pancasila; (7). Masyarakat dapat terpengaruh hal-hal buruk dari luar yang tidak sesuai dengan pancasila; (8). Radikalisme dan terorisme meningkat dan dapat mempengaruhi kita; (9). Adanya aksi pemberontakan; (10). Penyebaran narkoba yang cepat.

Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi informasi dan komunikasi merupakan salah satu teknologi yang digunakan dan dibutuhkan banyak orang melalui fitur yang disediakan, seperti internet, social media, game, dan lain-lain. Hal ini, menjadikan teknologi informasi dan komunikasi menjadi kebutuhan pokok bagi manusia. Pada era digital ini, terdapat hal positif yang bisa dilakukan dan dilihat namun banyak juga hal negatif yang dapat dilihat secara umum, salah satunya seperti foto dan video pornografi yang mudah tersebar sehingga kita harus memfilter hal- hal negatif yang muncul. Saat ini, remaja lebih sering menggunakan social media sebagai patokan sumber informasi yang ada di dunia nyata. Namun, beberapa remaja menggunakan social media untuk mencari dan melihat hal-hal yang tidak sesuai umur (Dewi et al., 2021). Oleh karena itu tugas kita bersama untuk membekali masyarakat dengan kemampuan literasi digital agar selalu siap mengawal percepatan tranformasi digital. Generasi sekarang kerap kali berkomunikasi melalui social media dan game sehingga kurang menerapkan nilai-nilai pancasila di kehidupan sehari-hari.

ISI

Sebagai pelajar pengguna social media terutama dengan aplikasi TikTok yang dimana plikasi tersebut memfasilitasi banyak konten kreator untuk berkreasi dengan berbagai konten positif seperti konten tentang ilmu saham, fakta unik, konspirasi, ilmu pengetahuan umum, dan berita. Serta mejadi sarana mereka sehingga bisa menghasilkan penghasilan yang cukup tinggi. Aplikasi TikTok bukan hanya digunakan di negara indonesia saja tetapi juga banyak digunakan oleh negera-negara luar, bahkan penguna tidak hanya orang-orang dewasa saja yang bisa memiliki akun tersebut anak-anak yang berusia 5 tahun keatas pun sudah banyak yang memilikinya. Akan tetapi secara tidak langsung, penggunaan TikTok dapat merusak pola pikir user, terutama pada masa remaja seperti pelecehan seksual, hilangnya rasa malu (mengumbar-ngumbar aurat), kurangnya pergaulan terhadap orang sekitar, menyia-yiakan waktu dan masih banyak lagi.

TikTok juga telah menjadi media untuk menindas dan menyakiti orang lain. Banyak konten yang menampilkan orang-orang yang saling bertukar kata-kata kasar untuk menunjukkan ketidaksukaan mereka satu sama lain. Bullying dapat terjadi di masyarakat dengan kata-kata buruk atau kata-kata yang dapat ditiru banyak orang digunakan dan diterima begitu saja. Selain dampak negatif yang ditimbulkan dari fenomena Tiktok , terdapat juga dampak positif dari penggunaan aplikasi seperti melatih kemampuan penggunanya dalam menciptakan konten yang kreatif, menarik, dan menghibur. Kreatif yang dapat memicu seseorang membuat berbagai karya untuk menunjukkan kreatifitasnya dari berbagai bidang seperti bakat menari, melukis, menyanyi (Aisyah dan Firdaus 2020).

Perlu diingat, implementasi nilai-nilai Pancasila di platform TikTok menjadi tanggung jawab bersama antara pengguna, pembuat konten, dan pihak pengelola platform. Dengan mengedepankan nilai-nilai Pancasila, TikTok dapat menjadi wadah yang positif untuk berbagi kreativitas, pengetahuan, dan persahabatan tanpa batas. Kami selaku pengguna social media menikmati hal yang ada dalam internet, khususnya Twitter. Twitter merupakan aplikasi yang dapat membawa hal positif contohnya menemukan informasi yang bermanfaat dan terdapat media pembelajaran yang berguna saat belajar. Namun, aplikasi ini juga membawa hal negatif karena dianggap social media paling toxic berdasarkan survey yang dilakukan oleh perusahaan konsultan pemasaran SimpleTexting pada Maret 2022 Twitter dinilai merupakan social media paling toxic dengan penilaian rata-rata 7,82 dan presentase mencapai 38%. Social media ini dianggap sebagai"pemersatu bangsa" karena berisi video dan foto pornografi yang bebas dilihat dan ditonton.

Istilah "pemersatu bangsa" disini jelas bukan dalam hal positif. Penyebaran konten ponografi ini jelas melanggar semangat moralitas dan norma-norma yang dihargai dalam pancasila. Saat ini remaja kurang menerapkan pancasila ini untuk kehidupan sehari-hari dan lebih banyak menghabiskan waktu dengan melihat konten ponografi yang lebih dianggap sebagai "pemersatu bangsa". Beberapa kasus konten pornografi di Indonesia, penyebarannya pertama kali terjadi melalui Twitter dan kemudian menyebar ke aplikasi lain (Juditha, 2021). Hal ini juga membuat kami sebagai pengguna yang ingin melihat konten positif risih saat melihat tagar trending namun hanya menemukan foto atau video yang tidak senonoh. Bukan hanya pornografi, pengguna twitter toxic juga sebagai tempat bagi penyebaran ujaran kebencian dan bahkan ancaman kepada individu dan kelompok tertentu. 

Pengguna Twitter sangat frontal saat melakukan cyberbullying dan pelecehan secara verbal kepada orang lain. Twitter disalahgunakan untuk menyebarkan konten yang berusaha menghasut kebencian yang bertentangan dengan semangat persatuan dan kesatuan yang dijunjung tinggi dalam pancasila. Sangat penting bagi kita untuk lebih bertanggung jawab dan menghormati nilai-nilai dasar negara dan menghindari penyebaran atau mendukung konten yang bertentangan dengan Pancasila.

Setiap social media pasti memiliki hal negatif, namun jangan melupakan hal positif. Twitter juga mempunyai konten kepedulian sosial yang dapat membantu orang-orang membutuhkan dan menggalang dana untuk amal. Social media ini juga menjadi wadah untuk berdiskusi tentang isu- isu penting dalam masyarakat. Seperti saat ada bencana alam, krisis kesehatan atau kesulitan ekonomi para pengguna Twitter lebih cepat menyuarakan bantuan kepada yang membutuhkan. Bukan hanya itu, pengguna Twitter sering mengangkat isu-isu tentang penggalangan dana pengobatan bagi seseorang yang sedang berjuang melawan penyakit serius dan sebagai sarana dukungan menyediakan akses pendidikan yang lebih baik dengan mengajak orang lebih peduli dan turut serta dalam masalah tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun