Mohon tunggu...
Anti Albaqiya
Anti Albaqiya Mohon Tunggu... Freelancer - Netizen (Belum) Budiman

Been a while. My not "so proffesional" writing portofolio.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memahami Ramadan bersama Pandemi

24 April 2020   05:48 Diperbarui: 24 April 2020   10:39 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau Ramadan sebelumnya kita terbiasa bukber di luar rumah seperti restoran dalam Mall, yang bekerja di kantor lebih sering buka puasa di jalan, tertinggal tarawih bermalam-malam, maka kali ini bisa kita maksimalkan kegiatan Ramadannya.

Selain itu kita juga benar-benar menghabiskan Ramadan dengan orang-orang di rumah yang kebanyakan di saat sebelum pandemi kita hanya bertemu kurang dari 2 jam karena 8 jam kita pakai tidur dan 8 jam lainnya kita pakai untuk bekerja di kantor. Jadi ya sudah, waktunya untuk keluarga.

Bayangin, kamu biasanya hanya makan pas buka puasa tapi tahun ini kamu bisa turut andil dalam memasak untuk hidangan buka puasa keluarga. Tarawih juga bisa lebih cepat selesai karena imamnya adalah Ayah/Kakak kamu yang bacaannya tidak selama imam di masjid.

Jadi malam setelah tarawih masih banyak waktu yang tersisa untuk tadarus Al Quran. Atau mungkin kamu lebih khusyu saat melaksanakan tarawih sendiri jadi bisa lebih menikmati setiap gerakan dan bacaan saat salat tarawih.

Masya Allahhhh ukhtiii akhiiii ini waktunya untuk menjadi pribadi yang lebih soleh dan solehah!11! Begitu pula untuk iktikaf, bukankah di rumah juga bisa setenang iktikaf di masjid? Iktikaf bisa kita lakukan dengan menyendiri di dalam kamar atau musola dalam rumah.

Bulan Ramadan yang identik dengan berbagi kebaikan dengan sesama juga masih bisa kita lakukan meskipun ada pembatasan sosial. Jika biasanya masjid-masjid mengadakan acara buka bersama dengan metode berkumpulnya orang-orang, maka Ramadan kali ini metodenya kita ganti. Yaitu langsung membagikannya ke rumah-rumah. Begitu kira-kira kata Habib Husein Jafar lagi.

Tidak perlu sedih berlarut-larut bahkan sampai mengamuk karena masjid dikosongkan selama Ramadan sampai ada imbauan untuk tidak melaksanakan salat Idul Fitri di masjid. "Setiap tempat bisa dijadikan tempat ibadah" kata Habib Husein Jafar.

Semoga Ramadan yang bersamaan dengan pandemi seperrti ini bisa memberikan kita hikmah dan pelajaran. Pasti ada alasan kenapa hal seperti ini harus kita lalui. Kita lihat nanti. Anyway selamat berpuasa ya bagi yang menjalankannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun