Mohon tunggu...
Anthony Tjio
Anthony Tjio Mohon Tunggu... Administrasi - Retired physician

Penggemar dan penegak ketepatan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

In Heaven We Dance, Monterey Park Strong

30 Januari 2023   23:32 Diperbarui: 5 Februari 2023   18:25 1289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seminggu lalu, sekitar 2 jam menjelang Imlek tahun Kelinci, Kota kecil Monterey Park yang terletak di sisi timur Kota besar Los Angeles, segera menjadi sorotan dunia media.

Pada pukul 10:22 malam Imlek tanggal 21 Januari 2023, sewaktu mengikuti kebiasaan Tionghoa melek-an, penulis sendirian menonton sinetron Korea untuk tidak tidur sebelum jatuhnya Imlek di tengah malam. Sekonyong-konyong terdengar rentetan singkat letusan mercon di kejauhan. Aneh, menyulutkan mercon itu terlarang di Monterey Park, dan saat ini pun ini belum tengah malam.

Tidak lama kemudian, suara sirene bersiulan di jalanan dan dengungan helicopter di atas rumah. Ada kejadian apakah?

Pagi pagi keesokan hari, saya menerima WA dari teman di Holland, yang mengabarkan ada peristiwa penembakan, yang memakan banyak korban, terjadi di Monterey Park. Teman tersebut menanyakan, am I OK?

Ternyata, beberapa helikopter masih stationary mendengung di atas rumah saya, semalam suntuk. Semua kanal televisi Los Angeles menyorot ke sebuah tempat yang begitu dekat dari rumah saya, yang sering sering saya datangi, yaitu di komplek Bank of Amerika, di tikungan Jalan Garvey dan Jalan Garfield. Jarak 5 menit jika santai berjalan kaki dari rumah ke sana. Di sana sedang ada 2 hari festival Imlek, kemarinnya dan semestinya juga pada hari ini.

Kabarnya, semalam tadi ada pembunuhan massal di satu studio dansa yang memakan korban 10 orang meninggal dunia dan 10 orang lainnya berluka parah.

Penembakan dan pembunuhan itu terjadi setiap harinya di Los Angeles, pembunuhan massal sudah menjadikan kebudayaan Amerika terkini, sudah 3 peristiwa di dalam bulan Januari ini di California. Sekejab itu sukar mempercayainya, bisa terjadi di Kota Monterey Park, yang sudah merupakan rumah di perantauan sejak tahun 1988, dan malah terjadi di depan mata, yang sangat dekat dari rumah sendiri.

Monterey Park bukan Little Taipe:

Pada awalnya, Monterey Park ini merupakan tempat pembuangan sampah dari Kota Alhambra yang terletak 3 miles di utaranya. Dari 100 tahun lalu, veteran Perang Saudara Amerika, Richard Garvey, penduduk di Jalan Garvey, terus menolak pembuangan sampah, dan pada tahun 1916 mendirikan Kota yang dinamakan Monterey Park.

Kemudian menjadikan kota pemukiman orang Jepang dari Little Tokyo, dan kedatangan orang Cina dari Chinatown, terus di tahun 1960an, adanya seorang Taiwan, dokter Oei Kim Po, yang memasarkan kota Monterey Park ke imigran Taiwan, memakai julukan Little Taipe. Kota Monterey Park yang dekat dari Los Angeles, hanya 7 miles di timurnya, terus berkembang pesat, dan tergusurlah orang Jepang keluar dari situ.

Di tahun 1980an, dokter Oei Kim Po pindah ke Kota Cerritos, yang 26 miles di selatannya Monterey Park, di sana beliau terangkat menjadi walikota.

Dia rajin memperbaiki mutu sekolahan pemerintah, demi pendidikan baik untuk anak-anak mereka, menjadikan orang Taiwan pada meninggalkan Monterey Park terus pindah ke Cerritos. Hampir semua orang Taiwan mengharapkan anaknya mendapatkan pendidikan bagus dan bisa menjadi dokter di Amerika.

Memang suatu fenomena sampai hari ini, jika sesama orang Taiwan saling menanyakan anakmu masuk ke universitas mana? Maksudnya saling menanyakan anaknya diterima di fakultas kedokteran mana. Satu anak di setiap warga Taiwan, harus menjadi dokter.

Penduduk utama Monterey Park adalah Cantonese speaking Chinese asal Hong Kong, China dan Vietnam. Penduduk tetap yang seperti saya sendiri hanya 61,000 orang, setiap harinya didatangi orang Cina yang dari luar kota untuk business dan bekerja di sini, menjadikan penduduknya meluap 2-3 kali lipat. Merupakan Kota yang paling Cina di seluruh Amerika, karena sedikitnya 65% adalah Asian.

Merupakan Kota kuliner, sedikitnya 251 restoran yang menghidangkan segala jenis Chinese food dari Hong Kong, Mainland, Thai maupun Vietnam.

Bahasa Inggris tidak perlu dibicarakan di sini. Sehingga menjadikan pilihan emigrant baru bersama orang tuanya untuk tinggal di sini. Nilai rumah hanya terus meningkat, meskipun Amerika sedang resesi.

Sikap kerja keras, pantang kegagalan dan hidup sehat yang dibawakan kesini oleh Cantonese dari Hong Kong, menjadikan Monterey Park Strong.

Jangan menyebut Little Taipe lagi. Passe. Ketinggalan jaman.

ITB Main Steet USA:

 

Jalan Chandler, Monterey Park. (Foto Anthony Tjio). 
Jalan Chandler, Monterey Park. (Foto Anthony Tjio). 

 Satu hal yang sedikit diketahui, di Tahun 1960an, Monterey Park juga pernah menjadi pemukiman besar alumni ITB Indonesia, di Jalan Chandler, ITB Main Street USA. Terletak setengah kilometer di jurusan barat dari penembakan Imlek di Jalan Garvey.

Sejak peristiwa penganiayaan mahasiswa keturunan Tionghoa ITB, pada tanggal 10 Mei 1963, mulailah berdatangan diaspora ITB ke Monterey Park. Mereka pada mengumpul dan berlindung di Jalan Chandler.

Ada lurah dan RT mereka, saling membantu mencarikan pekerjaan yang sesuai dengan keakhlian bidang insinyur mereka. Sekarang, semua sudah berhasil di bidang masing masing, juga sudah pada pensiun dengan kehormatan.

 Monterey Park sekali lagi mengumpulkan manusia ulet dan gigih dari Nusantara.

 Misteri Pembunuhan massal Malam Imlek:

Foto Anthony Tjio
Foto Anthony Tjio

Total 11 jiwa diakhiri sewaktu mereka sedang senang-senangnya berpesta dansa, menyambut Imlek Kelinci di tahun 2023 ini.

Tahun Kelinci diharapkan membawakan keharmonisan dan kedamaian di dunia, harapan baru sejak adanya pemerintahan Amerika di bawah Trump maupun Bidan yang senantiasa anti-China, dampaknya warga keturunan Asia menjadi sasaran kejahatan rasisme di Amerika.

Tidak nyana sekali ini bukanlah kejahatan rasisme ala Amerika itu, pun juga bukan bermotif kecemburuan antara lelaki dan wanita.

Motif penembakan malam itu, mungkin sudah sukar dikemukakan lagi, karena para korban sudah tidak bisa mengatakannya dan penjahat pun sudah mati bunuh diri.

Monterey Park merupakan komunitas berbahasa Cantonese, para wartawan mengalami kesukaran untuk mendapatkan keterangan yang tepat, sehingga kalut, tersebarkan kabar-kabar di berita televisi yang berbeda dari cucuran hati di WA masyarakat setempat.

Kronologis penembakan bisa diceritakan sebagai berikut:

Pada pukul 10:22, menurut waktu kepolisian Monterey Park yang menerima laporan gawat, ada peristiwa penembakan di Star Dance Studio yang terletak hanya 200 meteran di sebelah timur kantor polisi tersebut.

Dalam waktu sesingkat 2 menit, polisi sudah tiba di sana, menyaksikan ada korban di luar maupun di dalam studio dansa. Orang pada panic dan darah bercucuran di lantai gedung yang sebesar 10,000 kaki persegi itu.

Terhitung 10 orang sudah meninggal dan 10 orang yang luka-luka. Seperti protokol 911, bersama polisi, juga diikuti kereta pemadam kebakaran dan ambulance yang tiba di lokasi kecelakaan.

Sekejab itu pun penolongan sudah diberikan kepada korban luka-luka dan segera diangkut ke Trauma Center di RSU Los Angeles.

Restoran Clam House. (Foto Anthony Tjio)
Restoran Clam House. (Foto Anthony Tjio)

Dari kekalutan itu, ada 3 orang peserta pesta dansa yang berhasil meloloskan diri dari penembakan, dan lari menyebrangi Jalan Garvey, memasuki satu restoran The Clam House, milik orang Korea, untuk berlindung. Segera meminta pengusaha restoran untuk mengunci pintunya. Menyeritakan, ada penembakan di studio dansa di seberang jalan. Panggil polisi.

Ada kesaksian seorang wanita asal China yang bersama teman lelaki Bule, menceritakan, sewaktu mereka bersenang hati melakukan line dancing, terlihat seorang Asia kurus tinggi, mengenakan kaca mata dan menutup kepalanya dengan topi ski, memasuki ruangan dansa, tidak jelas usianya di sekitar 30-50 tahunan, terus mengacungkan sebuah senjata api yang panjang, tanpa tujuan terus melepaskan tembakan ke sebelah kiri dan ke sebelah kanan, membunuh dan melukai banyak orang, lalu berhenti.

Sepertinya sedang mencari orang di situ, terus melanjutkan penembakan yang menuju ke instruktur dansa dan maneger studio yang bernama Ming-wei Ma, yang sedang menerjunkan dirinya ke penembak, untuk menyetopnya, Mr. Ma kena tembakan dan segera terselungkup ke lantai, dan penembak masih memuntahkan sisa peluruhnya kepada tubuh Mr. Ma yang sudah terlentang di lantai, menghabisinya secara menghukum mati.

Diketemukan 42 biji selompong peluru dari penembakan yang tertinggal di lantai.

Wanita ini terlindung oleh teman lelaki yang mantan perwira polisi, yang secara cepat meletakkan badannya di atas tubuhnya, lelaki tersebut terkena 2 peluru, satu dipunggung dan satu di kaki, tertolong di rumah sakit, peluru yang masuk ke punggung tidak bisa diambil keluar, maka harus meneruskan hidupnya dengan kenangan itu.

 Ada banyak yang lolos dari penembakan, sekitar 100 orang yang membayar $15, untuk menghadiri pesta Imlek dari pukul 8:30 hingga 12:30 malam itu. Mereka semuanya lanjutusia, di atas umur 50 tahun, yang merupakan langganan dansa sosial di situ.

Di Los Angeles sini, ada sedikitnya 7 studio dansa masyarakat Cina (Cina untuk Chinese, Tionghoa untuk peranakan Indonesia), yang satu ini di Monterey Park, Star Dance School and Studio, dan satu lagi, Lai Lai Dance Studio di Alhambra, yang ternama.

Di sana sering mengadakan pesta-pesta perayaan hari raya, maupun bisa menyewa ruangannya untuk pesta pribadi, dengan persediaan musik, dansa dan makanan.

Dance studio sudah merupakan arena aktivitas lanjutusia untuk bersosial maupun melepaskan kesepian hidup. Sudah terkenal juga sering terjadinya pertengkaran maupun gebukan di dalam studio yang disebabkan kecemburuan, ada yang mengatakan disitulah tempat lanjutusia berselingkuhan dengan suami-istri orang lain. Penuh Pelakor.

Foto Anthony Tjio
Foto Anthony Tjio

Star Studio tersebut sudah berada di Monterey Park selama 30 tahunan. Di tahun-tahun 1980an, masih banyak orang Taiwan disini, di sebelah studio tersebut malah ada satu restoran yang menamakan Little Taipe, usaha salah satu bintang film wanita Taiwan.

Pada waktu itu, pengusaha Taiwan meletakkan istri dan anaknya disini, dan sendirinya meneruskan usaha di Taiwan.

Meninggalkan banyak wanita Taiwan yang kaya tetapi kesepian, adanya dance studio yang menyediakan jejaka muda menjadikan tempat hiburan yang mengairahkan.

Di sanalah, wanita-wanita kaya dan kesepian mendapatkan waktu romantic yang bisa dibeli, seharga $80 per jam, diajak keluar makan dan kesenangan seterusnya di malam itu. Untuk mendapatkan kesetiaan seseorang jejaka gigolo, sering dibelikan barang mewah maupun mobil.

Begitupun, sering terjadi pertengkaran di antara wanita-wanita iseng di sana.

Menjadikan sepekulasi motif penembakan malam itu, sebagai "Cemburu Imlek", yang ternyata tidak benar.

Motif pembunuhan yang misteri:

Ada rumor, motif pembunuhan Malam Imlek di Monterey Park, dipicu oleh kecemburuan yang menjadikan amarah balas dendam.

Kabarnya pada malam itu penembak marah, karena tidak diundang dan ditolak masuk ke dalam studio dansa yang nihas itu.

Katanya, ada seorang wanita kenalan penembak yang mendapatkan undangan membayar $15 untuk malam itu, penembak tidak diajaknya. Menjadikan amarah penembak untuk mencari teman wanita tersebut. Dalam kenyataannya, tidak ada wanita yang seperti dikatakan.

 Penembak seorang Cina asal Vietnam:

Keesokan harinya, sekitar 12 jam dari peristiwa penembakan di Monterey Park, diketemukanlah lakon penembak tersebut di Kota Torrence, di dalam parking lot suatu pertokoan yang terletak 20 miles di barat Monterey Park.

Berhubung kepolisian Monterey Park berhasil menemukan gambar penembak tersebut, dan kendaraannya, dari layar monitor keamanan di studio, segera disebarkan keseluruh kepolisian disekitar Los Angeles. 5 jam setelah kejadian.

Seorang polisi patroli di Torrence memergok satu van yang serupa, van kerja berwarna putih, segera diperintahkan berhenti. Van tersebut menurut perintah dan memasuki parking lot pertokoan, sewaktu polisi memerintahkan pengemudi untuk keluar dari kendaraannya, sekonyong konyong terdengar satu suara tembakan dari dalam kendaraan tersebut.

Polisi segera meminta bantuan dari kesatuan SWAT (brimob), 2 jam kemudian, menemukan badan bagian atas pengemudi sudah terselungkup di atas roda kemudi, meninggal bunuh diri dengan pistolnya.

Dari KTP didapatkan identitas pengemudi bernama Huu Can Tran (baca: yu kan tan), penduduk Kota Hemet, yang juga terkenal sebagai tempat kelahiran almarhum Norma Jean alias Marilyn Monroe, 81 miles di jurusan tenggara Los Angeles.

Pihak FBI segera menggeledah rumah mobil home milik Tran di Hemet, diketemukan setangkai bedil panjang, tetapi dari keterangan tetangganya, bahwa orang Asia yang sudah berusia itu, seorang penyepi dan sangat ramah tama, sewaktu tinggal disitu tidak pernah menyebabkan huru hara.

Sedikit bisa diketahui latar belakang lelaki keturunan Cina Vietnam, Huu Can Tran ini.

Yang ada, bahwa Tran ini datang di Los Angeles sebagai pengungsi Vietnam dari Hong Kong, fasih Cantonese. Ternyata almarhum pernah menjadi instruktur dansa di Star Studio tersebut.

Sekitar 6 tahun lalu, dia dipecat, karena banyak keluhan dari murid wanita, yang tidak menyukainya, sebab sering melakukan gerakan yang tidak sopan sewaktu berdansa dengan muridnya.

Sejak waktu itu sudah tidak pernah muncul di studio lagi. Juga tidak ada hubungan dengan wanita yang katanya mantan istri, yang sudah bercerai 20 tahun lalu.

Tidak jelas sejak kapan dia datang di Amerika, pada tahun 1990 pernah ketangkap polisi dalam masalah memiliki senjata api yang tidak syah. Sedangkan senjata api yang dipergunakan dalam kejahatan malam itu, juga sepotong senjata gelap.

Setelah menembak mati orang di Monterey Park, terus menuju ke lain studio dansa yang terletak 3 miles di utara Jalan Garfield, di Alhambra.

Menurut keterangan yang ada, Tran pun pernah mengajar dansa di Lai Lai Dance Studio di Alhambra tersebut. Sepertinya dia kesana untuk mencari seseorang, tetapi sebelum bisa menembak siapa pun, pemilik studio yang bernama Brandon Tsay, berhasil merebut senjatanya dan mengusirnya keluar.

Ternyata, Brandon yang berusia 26 tahun, generasi ke-3 pengusaha Lai Lai, sudah mendapatkan peringatan dari sahabatnya, seorang pegawai di Star. Untuk berhati hati, berkemungkinan Tran sedang menuju ke Lai Lai.

Maka, Brandon segera memergoknya sewaktu Tran masuk ke studio, merampas senjatanya. Ternyata Tran yang berusia 72 tahun itu, sebelum senjatanya terebut dan diusir keluar, masih kuat bergulat maupun meninju anak muda Brandon. Semua hadirin di Lai Lai selamat.

Mungkinkah di waktu mudanya, Tran adalah seorang perwira militer dalam pasukan Vietnam?

Dia bisa memodifikasi senjata kejahatan malam itu, dilengkapi dengan magasin peluru yang besar kapasitas, dan peredam suara bikinan sendiri. Diketemukan tiga senjata dalam miliknya.

Walaupun motifnya tidak mungkin bisa jelas, antara kecemburuan, keamarahan, maupun kegilaan mental, penembakan itu sudah terencana, bukan cetusan emosi seketika.

Diketemukanlah sebuah motor yang sudah di parkir didekat studio Monterey Park, miliknya Tran, berkemungkinan disediakan sebagai kendaraan cadangan untuk melarikan diri. Kendaraan van kerja berwarna putih yang dipakainya, juga menggunakan plat nomor curian.

Huu Can Tran yang dikenal oleh yang mengenalnya:

Sebelum kita mengutuk penembak atas kejahatan yang dilakukannya, patut mengerti sedikit latar belakang yang mengasihankan.

Menutup umur 72 tahun, seorang pendatang Tionghoa keturunan Vietnam yang kehabisan segalanya dalam hidup di Amerika.

Banyak yang mengenalnya berkesan bahwa Tran adalah seorang tua yang menyedihkan, dia sudah kehilangan rumah tangga, keuangan dan masa depan.

Menjadikan Tran seorang tua yang menyendiri dan penuh dengan perasaan kebencian di dalam hati. Sedangkan jalan untuk menghibur dirinya, dia pergi berdansa, memang pandai berdansa.

Sudah lama mendendami mantan istrinya, Helen Lai (59 tahun), dan kedua pemilik Star Dance Studio, Maria Liang dan Ming-wei Ma, di Monterey Park.

Lagi pula, diduga menderita penyakit jiwa paranoid schizophrenia.

Menurut penjelasan dari bekas kostnya, dia dikenal sebagai orang yang selalu pencuriga, tidak percaya kepada siapa pun, dan membenci semua orang disampingnya.

Menurut dokumen Catatan Sipil yang bisa diperoleh, Tran dan Lai menikah pada bulan Juni 2001, berpisah pada 31 Desember 2005, dan akhirnya bercerai secara damai pada 9 Mei 2006.

Alasan perceraian adalah "Irreconcilable differences", yaitu alasan yang dipopulerkan oleh bintang film Hollywood di California, perbedaan di dalam kehidupan yang tidak bisa didamaikan lagi untuk meneruskan perkawinan. Di sinilah, Huu Can Tran menurunkan talak kepada Helen Lai.

Sejak 20 tahun itu, mereka sudah tidak saling bertemu ataupun menghubungi satu dan lain. Sedangkan seorang wanita yang dirumorkan bahwa Tran pada malam itu mencarinya di Star Studio, yang menyebabkan amarah dan pembunuhan, tidak ada yang mengenalinya, tidak ada seorang wanita yang mengenali Tran di pesta itu. Helen Lai juga menyatakan bukan dia, karena dia tidak kemana-mana.

Helen menyatakan kepada CNN, pada hari berikutnya penembakan, bahwa perkenalan mereka berdua memang berada di Star Studio, sewaktu Helen belajar dansa, Tran sebagai instruktur sangat baik hati memberinya pelajaran gratis, memicu percintaan dan pernikahan.

Tran bersikap perfeksionis dan mudah naik pitam, setelah menikah sering naik darah, meskipun jika Helen salah langkah sewaktu berdansa, marah yang tak terkendalikan, karena Tran merasa memalukan dia.

Setelah menikah 4 tahun, Tran menyatakan bahwa dia sudah kehilangan perasaan pada Helen, terus berpisah dan bercerai. Helen keluar dari rumahnya dan menetap di Kota Rosemead yang terletak disamping timurnya Kota Monterey Park.

Pada teman-temannya, Tran sering mengeluhi Helen, menuduh Helen mencuri dan menghancurkan usaha pengangkutannya. Semula Helen juga dipekerjakan di perusahaan trucking yang didirikannya, hanya berlangsung 2 tahun, terus ditutup pada tahun 2004.

Dua minggu sebelum penembakan, Tran pernah mengajukan keluhan ke kantor polisi, 2 kali, pada tanggal 6 dan 9 Januari, menuduh 20 tahun lalu, ada family yang mencuri dan meracuninya, di waktu yang bertepatan dengan adanya permasalahan business dengan Helen. Namun, tidak mempunyai bukti-bukti untuk menegakkan tuduhannya.

Menunjukkan Tran memang penderita penyakit jiwa. Apakah penyakitnya itu merupakan kelahiran, ataukah akibat trauma stress dari kehidupan lalu. Mungkinkah Tran yang rupanya inteligen dan berbudaya, dulunya seorang perwira di tentara Vietnam Selatan, selain bisa berbisnis, pandai dansa, dan juga bisa memodifikasi senjatanya, sudah tidak bisa diketahuinya. 

Tidak jarang seorang tua seperti Tran yang dulunya jaya, kemudian jatuh miskin, diliputi kesepian hati dan putus harapan, menjadikannya kehilangan keseimbangan mental, anti-sosial dan psychosis, benci pada hidupnya dan lingkungan sekitarnya, menyebabkan berbagai tindakan yang menghancurkan dirinya, berakibatkan memilih jalan mengakhiri dirinya dengan membunuh dan bunuh diri.

Korban penembakan:

Foto Anthony Tjio.
Foto Anthony Tjio.

Sekejab mata di malam Imlek memakan korban jiwa 10 orang, 5 lelaki dan 5 wanita, kemudian ditambah satu korban wanita yang tidak tertolong dirawat di rumah sakit, total 11 orang.

Kecuali satu priya asal Filipina, 10 lainnya adalah Cina asal China, Taiwan dan Vietnam. Yang muda berusia 57 tahun, yang tertua 76 tahun.

Semula ada 10 orang yang diangkut ke RSU Los Angeles dengan luka-luka, satu tewas keesok harinya, 3 luka ringan sudah pulang, dan sisanya masih dirawat di rumah sakit umum tersebut.

Korban pertama adalah seorang wanita yang setiap minggu ke Star Studio untuk berdansa, My Nhan (65 tahun) asal Vietnam. Pada malam itu dia sedang kembali ke mobil dengan teman dansanya untuk pulang rumah. Sialnya, kepergok penembak yang sepertinya mengenalinya, langsung di tembak mati di dalam mobilnya.

Sewaktu penembak memasuki studio, dia menembak mati wanita yang bertugas menjual karjis masuk. Ada yang bilang, penembak bertengkar dengan penjual karcis yang menolaknya memasuki studio.

Sasaran utama penembak, sepertinya pada instruktur dansa dan suami pemilik studio, Ming-wei Ma (72 tahun), asal Guangzhou China. Beliau sangat ternama di dalam bidang kesenian pertunjukan, televisi dan seni tari. Pada tahun 2016 sebagai instruktur masuk Star Studio, mengatakan maksudnya membangunkan arena aktivitas kesehatan bagi lanjutusia di Monterey Park. Kemudian menikahi pemilik studio Maria Liang yang kebetulan tidak hadir dan lolos dari malapetaka malam itu.

Ma gugur seketika, dianggap seorang pahlawan yang mengorbankan dirinya pada penembakan, beliau menerjun kepada penembak, mencoba menghentikan kelanjutan penembakan, menelan peluru yang terbanyak.

Sepertinya penembak memang ada sakit hati dan dendam pada Ma, di gosipkan, bahwa si jantung hati Star Studio tersebut, yang disangka pernah berselingkuh dengan mantan istri penembak, namun malam itu, wanita yang dicari tidak berada di studio.

Dua orang wanita warga China, Xiu-juan Yu dan kawannya, Lilian Li termasuk yang sial juga, keduanya datang bersama dan meninggal bersama.

Xiu-juan Yu adalah korban yang termuda, tutup usia 57 tahun, bersama seorang anak lelaki dan sepasang kembar anak perempuan, 10 tahun lalu datang dari Guangdong demi menyekolahkan anak-anaknya, mengharapkan anaknya bisa menjadikan yang pertama di keluarganya yang masuk universitas di Amerika.

Untuk pertama kalinya Yu datang di Star Studio pada malam itu, karena undangan temannya, Lilian Li (63 tahun). Hancurlah American dream Yu, tidak sempat menyaksikan anak-anaknya memasuki universitas di Amerika. Mereka berdua tertembak bersama. Yu merupakan satu satunya warga negara Tiongkok yang menjadi korban. Untuknya, konjen Tiongkok menurunkan setengah tiang Bendera Bintang Lima.

Diana Man Ling Tom (70 tahun), asal Hong Kong, seorang nenek yang selalu bermurah hati, seperti yang sudah direncanakan bersama teman menghadiri pesta dansa Imlek. Diana tertembak luka parah, berhasil diangkut ke RSU trauma center, namun tidak tertolong, meninggal dunia keesok harinya. Merupakan korban yang terakhir.

Imigran dari China 25 tahun lalu, Hong-ying Jian (62 tahun) dan suaminya Jeff Liu hadir di pesta dansa Imlek, suami Jeff menyaksikan penembakan mati wanita penjual karcis masuk, segera menarik istrinya untuk melarikan diri. Jeff terluka di pundaknya, tetapi peluru yang disapukan oleh penembak mengenai Hong-ying di punggungnya, dia meninggal seketika itu juga.

Ada 3 korban lelaki asal dari Taiwan. Mereka bersama penggemar dansa dan menikmati hidup di masa senjanya.

Wen-tau Yu (64 tahun), Yu Lun Kao (72 tahun), dan yang tertua dari para korban, Chia Ling Yau (76 tahun).

Valentino Alvero (68 tahun), keturunan Filipino, patut diperingati sebagai seorang yang sangat mencintai dansa dan meninggal dalam kebahagiaan malam itu. Diperingatan oleh keponakannya yang bagaikan anaknya sendiri.

Foto Anthony Tjio.
Foto Anthony Tjio.

Foto Anthony Tjio.
Foto Anthony Tjio.

Foto Anthony Tjio.
Foto Anthony Tjio.

Foto Anthony Tjio.
Foto Anthony Tjio.

Bela sungkawa masyarakat segera membanjiri bunga dan lilin di depan Star Studio dan di depan Balai Kota Monterey Park. Berhari-hari maupun malam diikuti oleh pasukan wartawan, van televisi yang memenuhi lapangan parkir mobil dan helicopter di udara mendengung di atas rumah.

Pemandangan yang sudah terlalu biasa di Los Angeles, boleh dikatakan ada penembakan dan pembunuhan setiap harinya. Bisa dikuti di Youtube.

Senjata tidak jahat, pemiliknya yang menakutkan. Pemerintahan tidak bisa mengatur senjata maupun pemiliknya supaya tidak disalah gunakan.

Dari rentetan peristiwa penembakan dan pembunuhan setiap harinya di Amerika dan Los Angeles, badan keamanan masyrakat hanya mengeluarkan peringatan, agar kita masing-masing meningkatkan kewaspadaan dan bertenang hati jika dalam kepanikan, pembelaan diri adalah wajib kita sendiri.

Pada keadaan gawat, ingatlah 3 langkah yang bisa diambil untuk menyelamatkan: Lari, Sembunyi dan Melawan.

Melarikan diri seketika menyaksikan ada penembakan, bersembunyi di belakang sesuatu pelindungan, jangan merubuhkan badan di lantai, bisa menjadi target tembakan, dan melawan sebisanya tanpa ragu ragu disaat hidup dan mati.

Langit timur merah di Monterey Park, harapan di Tahun Kelinci lebih cerah. (Foto Anthony Tjio).
Langit timur merah di Monterey Park, harapan di Tahun Kelinci lebih cerah. (Foto Anthony Tjio).

Perayaan Imlek sementara ditunda, namun bakal dirayakan lagi setelah seminggu berkabung.

Monterey Park masih merupakan pemukiman terbaik di Amerika, 5 tahun lalu, oleh Majalah Money dinyatakan kota penghunian yang terbaik di Amerika.

Kota yang paling Asia di Amerika, penduduknya tetap teguh, ulet dan kerja keras menjangkau kesejahteraan hidup dan American Dream masing masing.

Selogannya: Monterey Park Strong.

Tahun Kelinci 2023 mendatangkan kedamaian dan keharmonisan bangsa-bangsa.

Kesebelasan korban sedang memandang kita dari ketinggian langit, mereka pada senyum dan meneruskan pesta dansa mereka, di Nirwana.

Diceritakan oleh: Anthony Hocktong Tjio.

Monterey Park, 29 Januari 2023.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun