Mereka tidak meninjau keseluruhan sejarah Tionghoa, sedangkan Polo juga tidak melalui jalan dari utara dimana letaknya tembok-tembok tersebut, karena ada pendapat yang mengatakan tembok panjang yang dibangun oleh Qin SHD itu, sebenarnya berada didalam wilayah Republik Mongolia sekarang, dan, meskipun Polo juga pernah melewati itu tumpukan tanah yang sudah tidak berupa apapun diwaktu itu, tentunya juga tidak bakal berkesan untuk menuturkannya didalam cerita petualangannya di Tiongkok. Apalagi, menurut Polo sendiri, hanya menceritakan 10% dari pengalamannya didalam bukunya itu.
Jadi kapan dan siapakah yang membangun Tembok Besar yang disebut Nixon 'Great Wall' itu? Jawabannya dibawah ini. Boleh dikatakan gara-gara Jepang.
Asal usulnya dari adanya serangan perompak Wokou, yang artinya "bandit kerdil" yang merajarela, mereka mendarat dan merampok di pesisiran tenggara Tiongkok setelah Armada Ming pimpinan Cheng Ho bubar diabad 15.
Wokou tersebut merupakan gerombolan para Ronin yaitu preman Samurai yang mengasingkan diri di Okinawa, lalu melalui Formosa (Taiwan) terus menyerang Teluk Zaitun di koloni perniagaan Muslim Persia/Arab di sekarang Quanzhou, Hokkian sejak abad 14.
Pusat perekomian Tionghoa Ming di Teluk Zaitun ini menghasilkan hampir separuh keuangan kaisaryah yang didatangkan dari perniagaan Jalur Sutra Maritim. Bandit Kerdil Jepang disana merampok, memperkosa dan membunuh, yang mengakibatkan pengrusakan perekonomian di Teluk Zaitun dan penggusuran Muslim Tionghoa peranakan dari sini ke Champa.
Lebih dari seratus tahun Ming kehabisan akal untuk menanggulangi masalah keamanan di pesisiran itu. Pasukan habis pasukan dikirimkan kesana juga kewalahan mengatasi serangan gerilya perompak itu. Untuk memperbedakan kapal nelayan Hokkian dari kapal perompak yang datang, maka juga diadakan penyegelan laut untuk melarang kapal-kapal keluar ke laut. Pelarangan berlayar yang ketat sebegitu pun sia-sia untuk menyetop perompak mendarat dimana-mana, maka akhirnya Kaisar Ming Jia-jing diabad 16 mengirimkan jendral besar kelahiran Shandong, Qi Ji-guang kesana untuk membereskannya.
Pertama-tama Jendral Qi menduduki pangkal perompak yang di Teluk Zaitun dan disana dia membangun benteng pertahanannya di Chong-wu, di kabupaten Hui-an, Hokkian.
Tidak jelas desain dari arsitek siapa, tentunya bukan asal gagasan dari Jendral sendiri, karena pembangunan benteng tersebut ternyata lain daripada yang lain, dan adalah yang pertama di Tiongkok, daripada yang sebelumnya hanya terbuat dari tanah tumbukan yang tidak lama itu sudah dihancur remukkan oleh senjata meriam Mongol Tartar, yang baru ini terbuat dari bahan batu.
Tidak mengherankan bisa membangun benteng modern dari batu seperti ini disana, karena sejak ratusan tahun, Teluk Zaitun sudah merupakan pangkal perniagaan jalur maritim, yang dari Zaitun Quanzhou sini melalui Gujarat menuju Teluk Hormuz di Yaman, lalu terus ke Venesia Italia melalui Dubrovnik di Kroasia, dan sampai tujuan akhirnya di Valensia Spanyol, maka dari sana pun ada banyak bangsa asing dari Persia dan Latin yang datang, yang bersama mereka juga kedatangan juru pembangunan benteng-benteng di Teluk Zaitun.
Sudah banyak tembok benteng yang terbuat dari bahan batu disepanjang Jalur Sutra, contohnya, Karavanserai yang merupakan benteng batu sudah banyak dibangun di Persia sampai di Turki, juga ada benteng batu Pelabuhan Dubrovnik dan yang serupa Tembok Batu di Ston di pangkalan niaga Yunani dan Venesia di Laut Adriatika, lagi pula sudah ada Masjid Al-Ashab bangunan Muslim Yaman dari dinding batu di Zaitun sendiri. Tidak mengherankan, dari model yang sudah ada dari Barat bisa membangun benteng batu Chong-wu ini.
Terbuat dari roti berbentuk bulat dan keras yang bisa bertahan berhari-hari, lalu disunduk dengan tali untuk digantungkan di leher, itulah roti Kompiang. Penamaannya dari lafal orang Hokjia yang artinya pia (piang) bapak Qi Ji-guang (kom). Dengan demikian tidak perlu lagi memindah-mindahkan dapur rangsum tentara dengan adanya persediaan kompiang ini.