Mohon tunggu...
Anthony Tjio
Anthony Tjio Mohon Tunggu... Administrasi - Retired physician

Penggemar dan penegak ketepatan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Air-air Plitvicka Jezera di Kroasia

26 Juli 2017   06:48 Diperbarui: 26 Juli 2017   11:56 892
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Air merupakan pangkal hidup, dari air bikin kita hidup atau mati, melalui air leluhur kita merantau, karena air terbentuklah panorama indah, dan dimana ada air air yang banyak, menarik kita mengunjungi Plitvicka Jezera, yang artinya "Danau Air-air Dangkal" di Kroasia.

Ini ikut tur ke bekas Negara Yugoslavia, sekarang negera kesatuan itu pecah belah menjadi 7 negeri butiran kelereng, ada yang Islam, ada yang Katholik dan juga ada yang atheis, pokoknya sudah damai kembali, dan sekarang mereka pun mengandalkan ekonomi turisme yang aman dikunjungi.

Pagi ini sudah hari ke-5, 23 Mei 2017, tidak perlu tergesa-gesa check-out dari Ljubljana (baca: lu-bla-na) Park Hotel di ibukota Slovenia. Habis breakfast masih ada waktu untuk berjalan kaki ke lapangan geraja kota lama. Kota ini keistimewaannya adalah dimana-mana ada coretan graffiti di dinding. Dengan kesempatan ini, sekali lagi meneliti graffiti dinding disepanjang lorong-lorong yang jorok tetapi sangat menarik, karena selama tiada nada politik maka coretan-coretan di dinding itu dianggap ekspresi kesenian setempat. Setelahnya kita melanjutkan perjalanan ke Kroasia.

gambar dokumen AH Tjio
gambar dokumen AH Tjio
Perjalanan hari ini cukup panjang, menjurus ke selatan, karena ada iringan karaoke di bis dan pemandangan bumi yang hijau gemilang diluar jendela, sepanjang jalan tidak meletihkan. Sekonyong-konyong bis-nya berhenti. Bukan waktunya pit-stop untuk meredakan bladder control, juga belum waktunya mengganjal perut buat mereka yang terus merasa lapar, karena duduk dibelakang, baru tahu ini suatu intermezzo, kita harus berhenti di border check-point, keluar dari Slovenia untuk masuk Kroasia.

Disitu ada 2 kios seperti gerdu satpam, satu yang di sini Slovenia dan beberapa langkah ke sana itulah Kroasia, yang jaga ibu-ibu sebobot mantan presiden Yugoslavia Tito dengan pelayanan yang astaga pelannya, seperti tidak mengerti time itu money. Harus menunggu diurus satu persatu di Slovenia lalu ke giliran Kroasia, dan setelahnya, kita terlantar berdiri disana tidak jelas "what's now"? Tunggu sangat lama dan tidak diperkenankan kembali ke bis. Ternyata ada 2 anggauta kita yang memegang paspor Indonesia dimasukkan ke kantornya Kroasia, Apa'an lagi ini, koq disini pun ada praktek semacam di bandara begitu. Mereka di interogasi, difoto dan diambil cap jari, setelah dipastikan kalau kedua ibu-ibu genit kita itu bukan ancaman nasional mereka, maka dilepaskanlah kembali kepada pangkuan Indonesia Media tour. Selesai urusan, supir terus mengebut laju.

Bis terus menelusuri jalan dipegunungan dan tiba di National Park tujuan, sekarang sudah lewat siang hari dan agak mendung, sudah terlihat Annyeong Haseyo memenuhi dimana-mana. Menjumpai tour guide kita didepan hotel, tidak sampai check-in langsung dibawa keliling "air-air Plitvice" diseberang hotel. Saya tidak keberatan, juga tidak ada yang mengeluh, karena guide kita yang ini nona yang cerah dan manis. Sorry, tidak punya fotonya.

Ada Jiuzhaigou di Tiongkok dan disini ada Plitvicka Jezera, sama-sama kebanggaan negerinya masing-masing. Merupakan riam-riaman 16 danau yang bening dangkal dan berwarna-warni, kelihatan biru pirus sampai hidjau lumut tergantung dari sudut sinar matahari yang mengutarakan warnanya. Dari limpahan air satu danau yang diatas ke satunya yang dibawah, terjadi tumpahan air terjun yang menderet bagaikan rok renda yang gairah, kemudian menerus menjadi aliran air yang deras. Kesan diatas dan suara keberisikan air segera muncul dimuka mata, seketika memasuki taman raya itu juga.

Dapat instruksi dari guide kita, harus berjalan mengikuti lintas melingkari danau sampai mencapai di seberang lembah, untuk berkumpul kembali di dermaga kapal menyeberang danau ke tepi yang sana. Dari peta yang berdiri dipapan kelihatannya juga jauh, memang sudah terlihat barisan semut ditepi bukit diseberang sana.

Pasti tidak ada yang peduli menikmati keindahan alam yang terpentang didepan masing-masing sok photographer, karena mereka biasanya ribet mencari posisi memotret istri, keluarga dan selfi di depan semua itu, dan hasilnya, gambaran dengan muka-muka gede yang menutupi obyek pemandangan dikejauhan belakang. Pokoknya mereka hanya mau menunjukkan sudah pernah disana.

Berbaris melintasi jembatan boardwalk yang sangat panjang yang sering terlihat dalam gambar, juga yang naik turun disisi danau maupun sungai kecil yang deras, merambat berdesakan dengan turis lain yang begitu banyak, sampai suatu ketika bisa salah memotret mereka yang dikira anggauta sendiri.

Ada kalanya perlu berhenti sejenak meneliti ikan-ikan kecil chubs yang bermainan didalam air bening sampai jelas kelihatan dasarnya. Ada itik yang sendirian dibelakang alang-alang, katak yang matanya melotot sedang menarik perhatian jodohnya, menikmati keindahan butiran-butiran air yang seperti mutiara berterbangan di anak sungai Milka Trnina, supaya ada yang dikenangi setelah perjalanan ini.

Merasa lega setibanya di dermaga pangkalan boat penyeberang danau atas, segera rebutan naik untuk menduduki tepi-tepi kapal, buat memotret tentunya. Tidak ada pemandangan yang menarik diatas danau, kecuali ada tukang potret akrobatik yang sedang beraksi. Yang saya perhatikan grup kita ini sungguh keluarga antusias, pokoknya jalan, setelahnya, semuanya ditinggalkan dibelakang saja.

Belum selesai, setelah mendarat masih harus mendaki jalan pulang ke hotel, yang katanya ada 2 jalur, satu yang rata dan satu lainnya yang biasa dijalani tour guide kita tetapi sedikit mendaki, terserah kita pilih sendiri. Pasti pilihan yang membuntuti guide kita mungkin yang lebih pendek, karena dia menjalaninya setiap hari. Betul, rombongan kecil yang mengikuti guide mendaki sampai dahuluan di gerbang keluar Plitvice National Park ini.

Sekitar satu setengah juta setahunnya orang menyesaki tujuan turis Kroasia ini, pemandangan air-air saja bisa dijual US$15 per orang, kesan yang bisa dibawa pulang setelah mengunjunginya adalah teraturnya, rapihnya, dan bersihnya, namun juga sudah dua kali mengunjungi Jiuzhaigou di Sichuan yang masih lebih indah kalau boleh membandingkannya.

Istri sudah merasa kehabisan setelah beriang gembira seharian, setelah dia sadar ke sini yang dilihat itu air-air saja, kemudian sendirian berenung disandaran kapal, ternyata apa yang dipikirkan, "what's for dinner tonight"? Urusan masing-masing mencari makan malam dalam tur ini, ada gunanya itu membawa mie instan kesukaan sendiri dari Hong Kong.

Turun hujan deras petang hari ini juga, lebih banyak air-air lagi yang bercucuran di Plitvice, tidak memikirkan kedinginan udara pegunungan diluar lagi, berdua kami mencucup mie instan yang menghangatkan hati.

Besok perjalanan hidup menyambung, malam ini satu sama lain cuma membisikkan "Love you, nighty night, Dear".

Semua dokumen gambar diambil melalui lensa Leica oleh Anthony Hocktong Tjio:

Anthony Hocktong Tjio
Anthony Hocktong Tjio
Anthony Hocktong Tjio
Anthony Hocktong Tjio
Anthony Hocktong Tjio
Anthony Hocktong Tjio
Anthony Hocktong Tjio
Anthony Hocktong Tjio
Anthony Hocktong Tjio
Anthony Hocktong Tjio
Anthony Hocktong Tjio
Anthony Hocktong Tjio
Anthony Hocktong Tjio
Anthony Hocktong Tjio
Anthony Hocktong Tjio
Anthony Hocktong Tjio
Anthony Hocktong Tjio
Anthony Hocktong Tjio
Anthony Hocktong Tjio
Anthony Hocktong Tjio
Anthony Hocktong Tjio
Anthony Hocktong Tjio
Anthony Hocktong Tjio
Anthony Hocktong Tjio
Anthony Hocktong Tjio
Anthony Hocktong Tjio
Anthony Hocktong Tjio
Anthony Hocktong Tjio
Anthony Hocktong Tjio
Anthony Hocktong Tjio
Anthony Hocktong Tjio
Anthony Hocktong Tjio
Anthony Hocktong Tjio
Anthony Hocktong Tjio
Anthony Hocktong Tjio
Anthony Hocktong Tjio
Anthony Hocktong Tjio
Anthony Hocktong Tjio
Anthony Hocktong Tjio
Anthony Hocktong Tjio
Anthony Hocktong Tjio
Anthony Hocktong Tjio
Anthony Hocktong Tjio
Anthony Hocktong Tjio
Anthony Hocktong Tjio
Anthony Hocktong Tjio
Anthony Hocktong Tjio
Anthony Hocktong Tjio
Anthony Hocktong Tjio
Anthony Hocktong Tjio
Anthony Hocktong Tjio
Anthony Hocktong Tjio
Anthony Hocktong Tjio
Anthony Hocktong Tjio
Anthony Hocktong Tjio
Anthony Hocktong Tjio
Anthony Hocktong Tjio
Anthony Hocktong Tjio
Anthony Hocktong Tjio
Anthony Hocktong Tjio
Anthony Hocktong Tjio
Anthony Hocktong Tjio
Anthony Hocktong Tjio
Anthony Hocktong Tjio
 Tulisan dan foto oleh: Anthony Hocktong Tjio.

Monterey Park, CA. 25 Juli 2017.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun