Mohon tunggu...
Anthony Tjio
Anthony Tjio Mohon Tunggu... Administrasi - Retired physician

Penggemar dan penegak ketepatan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama FEATURED

Riwayat Mozart di Belakang Konser Piano Pemahkotaan Raja Austria

19 Juli 2017   08:10 Diperbarui: 5 Desember 2018   21:59 6581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mozart dengan keluarganya. (gambar Mozart Museum Salsberg)

Dalam setiap lagu karyanya selalu ada selingan nada yang drastis, dari nada tinggi segera berubah menjadi nada yang sangat rendah, dari irama yang serba riang dan jenaka segera diganti dengan nada yang melankolis dan mengharukan. Corak demikian yang sudah menjadikan peraturan dalam susunan musik konser sampai sekarang.

Setiap pukulan jarinya di-keyboard piano cepat, nyaring dan tajam sehingga menghasilkan lagu yang nyaman bagaikan suara lembut tiupan angin maupun bagaikan suara rintikan hujan, ini hasil dari tangan Mozart yang kecil dengan jari-jarinya yang pendek tetapi mempunyai kegesitan gerakan yang luar biasa. Walaupun nada note musiknya sangat sederhana di kedengaran, namun ditanam perasaan didalam iramanya, yang memerlukan penafsiran dari hati penampil untuk mempertunjukkan karyanya, sehingga sangat sukar mempertunjukkan karya piano Mozart dengan sempurna bila tanpa pencurahan perasaan penampil kedalamnya.

Sebagai mata percarian nafkah sekeluarga Mozart yang asal dari Salsberg di Austria, sejak kecil bagaikan pertunjukan monyet saja, anak ajaib Mozart yang sudah terkenal dengan ketrampilan bermain piano dan menarik biola itu harus ikut keluarganya berkeliling mengadakan pertunjukan musik karyanya sendiri di depan bangsawan berbagai negeri Eropa.

Dengan demikian dia banyak meresap irama Italia, sewaktu sementara menetap di sana, di masa remajanya (1769-1771).

Selama di sana, ia banyak mempengaruhi ciptaan musiknya dikemudian hari yang ditampilkan dalam beberapa karya piano iringan konsernya yang terakhir, dari konser piano nomor 20 yang mengiringi film cerita hidupnya "Amadeus", dan nomor 23 yang judulnya memang "Italia", juga sering diselipkan irama Italia tersebut disana-sini dalam karya lainnya.

Mozart dengan keluarganya. (gambar Mozart Museum Salsberg)
Mozart dengan keluarganya. (gambar Mozart Museum Salsberg)
Sekali Mozart menemukan irama yang indah, dipermainkannya irama tersebut dalam berbagai nada yang berubah dan yang mengulang, maka terciptalah sepotong musik yang lancar kedengarannya dan yang menenangkan hati, tanpa berkobar-kobar atau emosionel.

Semua itu disebabkan lagunya sudah terpikir lengkap dalam hatinya lalu sekali gus dituliskan diatas kertas, dan rampung dalam sepintas waktu itu juga.

Bandingkan dengan kebanyakan komposer ternama lainnya, seperti saja Beethoven yang terputus-putus ilhamnya, memerlukan waktu yang lama baru bisa menyelesaikan satu karyanya, walaupun hebat tetapi bisa terasa ketidak lancaran dari sambungan-sambungannya.

Banyak lagu-lagu sonata piano Mozart yang terkenal dan sering sudah terdengar sejak kita masih kecil, diantaranya lagu kanak-kanak Twinkle Twinkle Little Star "Kelap Kelip Bintang" (Ah vous dirai-je, Maman), sehingga lagu-lagu Mozart katanya bisa memicu perkembangan kecerdasan, bila didengarkan pada bayi yang masih dalam kandungan ibu.

Mozart dibesarkan oleh ayah yang senantiasa mendominasi, dibawah bimbingan ayahnya yang menjabat direktur musik gereja di kota kelahirannya, Salsberg, sangat mengharapkan Mozart bisa meneruskan jabatan yang terjamin penghasilannya itu.

Pada zaman itu hanya musik gereja yang bisa terdengar dimasyarakat, dan musik Mozart yang memberontak segera menjadi populer dan memecahkan cetakan kawakan itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun